Puji syukur wajib kita panjatkan kepada Allah yang maha baik yang telah menciptakan mansia dengan bentuk yang sempurna luar dalam, yakni dengan memberikan segala yang dibutuhkan oleh manusia. Allah menciptakan manusia lengkap dengan akal yang membuat manusia bisa berfikir, merenung, dan belajar berbagai macam ilmu yang tak bisa dilakukan oleh makluk Allah lainnya. Tentu ini ialah sebuah bukti bahwa Allah menciptakan manusia sebagai sosok yang terbaik dan paling tinggi derajatnya diantara hambaNya yang lain.
Dalam perjalanan kehidupan ini, hendaknya kita menggunakan akal sebaik mungkin yakni untuk berfikir dan melakukan segala sesuatu karena Allah sehingga dapat menjadi jalan ibadah dan tidak berjalan atau berfungsi dengan sia sia. Bagaimana caranya? Yuk simak dalam artikel berikut mengenai 17 cara memelihara akal dalam islam.
1. Sering Bersyukur
Manusia diberi akal oleh Allah untuk membedakan dengan makhlukNya yang lain, dengan akal, manusia bisa menggunakan indra yang dimiikinya untuk menikmati keindahan yang diciptakan oleh Allah agar manusia lebih banyak melakukan keutamaan bersyukur dalam islam telah ditinggikan derajatnya dibanding makhluk yang lain. “Dialah yang menjadikan kalian memiliki pendengaran, penglihatan, dan hati, supaya kalian bersyukur “. [an-Nahl/16:78]
2. Jadikan Jalan Memahami Agama
Gunakan akal untuk memahamil ilmu agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari, hal demikian ialah jalan kebaikan untuk mendapat ridhoNya sebagaimana Allah berfirman bahwa manusia yang berilmu memiliki derajat lebih tinggi. “Barangsiapa yang Allâh kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan dipahamkan dalam agamanya”. [HR. Bukhâri, no. 69; Muslim, no.1719]. hal ini wajib dilakukan semuanya, baik laki laki maupun perempuan sebab hukum wanita menuntut ilmu dalam islam juga dihalalkan.
3. Jalan Menuntut Ilmu
“Orang yang paling baik di masa jahiliyyah, adalah orang yang paling baik setelah masuk Islam, jika mereka menjadi seorang yang faqih (ahli dan alim dalam ilmu syariat)”. [HR. Bukhâri, no. 3353 ; Muslim, no. 2378]. Jelas dari hadist tersebut bahwa orang yang terbaik ialah orang yang menggunakan akalnya untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dan menjadikannya jalan untuk menjalankan islam agar dapat memanfaat ilmu dalam pandangan islam.
4. Memperhatikan Kekuasaan Allah
Akal membuat manusia mampu berfikir nalar mengenai kekuasaan Allah. Tentu tidak mungkin segala yang ada di dunia ini tercipta begitu saja tanpa ada yang mengatur, manusia harus sadar akan tersebut dan selalu berdoa untuk kebaikan aar mendapat manfaat doa dalam islam. “Dialah yang menghidupkan dan mematikan, Dia pula yang mengatur pergantian malam dan siang. Tidakkah kalian menalarnya?!”. [al-Mukminûn/23:80]. “Perhatikanlah, bagaimana kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kekuasaan Kami, agar mereka memahaminya!”. [al-An’am/6:65].
5. Berfikir Hal yang Bermanfaat
“Katakanlah: samakah antara orang yang buta dengan orang yang melihat?! Tidakkah kalian memikirkannya?!”. [al-An’am/6:50]. Tidak ada gunanya memikirkan hal yang batil, sebagaimana manusia wajib menggunakan akalnya untuk kebaikan seperti berfikir yang positif dan melihat segala sesuatu sebagai hal yang bermanfaat. berfikir positif ialah salah satu cara menjadi orang sukses menurut Al Qur’an.
6. Menyadari Peringatan Allah
Allah menciptakan segala beda seperti lautan, gunung, dan sebagainya juga sebagai peringatan bahwa Allah mampu menciptakan dan menghancurkan apa saja yang dikhendakiNya dengan mudah, hal tersebut tentu selayakny menjadi peringatan bagi manusia dimana Allah bisa mengambilnya kapan saja sebab itu harus selalu berbuat baik.
“Tidakkah kalian memperhatikan pada unta, bagaimana ia diciptakan? Dan pada langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan pada gunung-gunung, bagaimana itu ditegakkan? Dan pada bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan, sesungguhnya engkau hanyalah pemberi peringatan”. (QS. al-Ghasyiyah/88:17-20).
7. Jadikan Sumber Kekuatan
Jadikan akal sebagai sumber kekuatan untuk meningkatkan dan menjadikannya sebagai alat untuk memaksimalkan kemampuan yang dimiliki, “Akal merupakan kemampuan dan kekuatan dalam diri seseorang, sebagaimana kemampuan melihat yang ada pada mata. Maka apabila akal itu terhubung dengan cahaya iman dan al-Qur’ân, maka itu ibarat cahaya mata yang terhubung dengan cahaya matahari atau api” [Majmû’ul Fatâwâ, 3/338].
8. Mengingat Kehidupan Akherat
Memang kehidupan di akherat yang belum terjadi terkadang menjadi sesuatu yang diragukan dan ada yang menganggap tidak bisa dinalar dengan akal. Namun, manusia harus menggunakan akalnya untuk mengingat kehidupan akherat agar selalu dekat padaNya. “Karena memang akal tidak boleh menerka gambaran detailnya, demikian itu, karena akal tidaklah menyaksikan kecuali dunia yang ada ini. Dan Syariat tidak akan datang dengan sesuatu yang dimustahilkan akal, meski kadang datang dengan sesuatu yang membingungkannya”. [Syarhu Aqîdah Thahâwiyyah, hlm. 399].
9. Mengambil Pelajaran dari Orang Terdahulu
“Kami tidak mengutus sebelummu, melainkan orang laki-laki yang kami wahyukan kepada mereka di antara penduduk negeri. Maka tidakkah mereka berpergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka dan sesungguhnya negeri akhirat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu berakal?”(QS Yusuf : 109). Tentu sudah banyak kisah mengenai orang terdahulu yang mendapat nikmat maupun yang mendapat siksa pedih akibat dari perbuatannya sendiri hal ini wajib dijadikan pelajaran.
10. Mencegah Kemungkaran
Gunakan akal untuk meningkatkan perdamaian di dunia ini, bukan untuk hal sebaliknya. “Mereka tiada akan menyerang kamu dalam keadaan padu, kecuali di dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok-tembok. Permusuhan antara sesama mereka sangat hebat. Engkau mengira mereka bersatu padahal hati mereka berpecah belah. Itu disebabkan karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak berakal. Yakni tidak menggunakan akalnya untuk meraih pengetahuan dan hikmah”. (QS. Al-Hasyr ayat 14).
11. Ikuti Jalan yang Lurus
Akal membuat manusia menyadari keberadaan Allah sehingga bisa menjadi jalan agar senatiasa mengikuti jalanNya yang lurus. “Allah telah menjadikan kamu (para sahabat Rasulullah) yang setia, cinta kepada keimanan dan menjadikannya indah dalam hati kamu serta menjadikan kamu membenci kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah ar-rasyidin (orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus). (Q.S. Al-Hujurat ayat 7).
12. Menghindari Jalan yang Sesat
Jelas bahwa akal dapat menghindarkan manusia dari jalan yang sesat jika ia menggunakan akal tersebut untuk mempelajari islam secara keseluruhan mulai dari kewajiban apa saja yang dilakukan hingga sunnah sunnah Rasul, jika mampu menjalankan dan memahami, maka orang tersebut akan mengindar dari jalan yang sesat agar bahagia di dunia dan akherat.
“Dialah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad SAW). Di antara ayat-ayat(nya) ada yang mukhamat, itulah pokok-pokok isi al-Qur’an, dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya ada kecenderungan kepada kesesatan, maka mereka mengikuti dengan sungguh-sungguh apa (ayat-ayat) yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah,
(kekacauan dan kerancuan berpikir serta keraguan di kalangan orang-orang beriman) dan untuk mencari-cari ta’wilnya (yang sesuai dengan kesesatan mereka), padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: ‘Kami beriman dengannya (al-Qur’an), semua dari sisi Tuhan Pemelihara kami’. Dan tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan Uli al-Albab.” (QS Ali Imran : 7).
13. Menjauhkan Diri dari Lalai
“Sungguh Kami telah ciptakan untuk Jahannam banyak dari jin dan manusia; mereka mempunyai hati, tetapi tidak mereka gunakan memahami dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak mereka gunakan melihat dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak mereka gunakan untuk mendengar. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS Al Araf : 179).
Seharusnya akal bisa menjauhkan manusia dari lalai karena manusia yang lebih memahami mana yang baik dan yang buruk. Sehingga manusia dapat menyadari apa yang terjadi jika ia berbuat baik dan appa yang didapat jika berbuat buruk. Seharusnya hal tersebut menjadi bahan acuan dalam perbuatan yang dilakukannya sehari hari.
14. Berfikir Positif
Gunakan akal untuk selalu berfikir positif bahwa Allah telah meninggika derajat manusia lebih dari makhluk lain sehingga manusia pun harus berlomba untuk memiliki sisi kebaikan yang tinggi pula di mata Allah dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Berfikir positif pada Allah akan memberikan kebaikan.
15. Membedakan yang Benar dan Salah
Manusia harus mampu membedakan mana yang benar dan yang salah dengan menggunakan akal untuk berfikir serta memaksimalkan diri untuk berbuat kebaikan sebanyak mungkin sebagai wujud yang membedakan akal yang dimilikinya dengan makhluk lain yang tidak memiliki akal sehingga manusia harus mampu menjadi yang lebih baik.
16. Menyayangi Sesama
Wajib menyayangi sesama karena hal tersebut adalah sebuah kebaikan yang tercipta karena adanya akal, manusia yang menyakiti sesama dan sering berbuat dosa pada orang lain artinya tidak menggunakan peperangan, artinya dia memiliki derajat yang tidak lebih baik dari makhluk yang tidak berakal seperti hewan. Dimana hewan saja yang tidak punya akal bisa berbuat baik pada sesamanya.
17. Merenungi Dosa Dosa
Manusia harus mampu bertaubat dengan merenungi dosa dosanya yakni sebagai cermin dan sebagai jalan untuk selalu memperbaiki diri, wajib untuk menggunkan waktu dengan hal al yang bermanfaat sehingga tidak membuang waktu dengan sia sia yang nantinya akan menimbulkan penyesalan. Sebab itu manusia yang baik ialah yang bisa menggunakan akalnya dengan baik pula.
Demikian artikel mengenai memelihara akal dalam islam, semoga bisa menjadi wawasan yang bermanfaat untuk anda dan dapat diamalkan dengan menyebarkannya kepada orang lain serta diterapkan dalam kehidupan sehari hari. terima kasih sudah membaca. Salam hangat dari penulis.