Menikah bukanlah perkara kecil. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan saat lelaki hendak memutuskan menikah. Salah satunya yang terpenting adalah memilih calon pasangan. Kriteria pasangan yang hendak dinikahi dalam islam tentunya harus mengutamakan agama. Mengingat wanita tersebut kelak menjadi pendamping seumur hidup sekaligus ibu dari anak-anak, maka fisik saja tak cukup menjamin kebahagiaan. Nah, berikut ini beberapa cara memilih wanita dalam islam:
Apabila seorang wanita memiliki agama yang bagus, sholehah dan solatnya juga enggak pernah luput, maka pililah dia. Wanita yang demikian itu adalah kriteria istri yang baik dibandingkan wanita yang sekedar cantik parasnya. Sebab kecantikan bisa saja luntur. Sementara agama dapat menjadi bekal untuk membentuk generasi penerus yang islami.
“Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, bisa jadi kecantikannya itu merusak mereka. Janganlah menikahi mereka karena harta-harta mereka, bisa jadi harta-harta mereka itu membuat mereka sesat. Akan tetapi nikahilah mereka berdasarkan agamanya. Seorang budak wanita berkulit hitam yang telinganya sobek tetapi memiliki agama adalah lebih utama.” (HR. Ibnu Majah)
Agama saja tak cukup menjamin kebahagiaan dalam rumah tangga. Anda juga harus melihat akhlak dari wanita tersebut. Apabila akhlaknya bagus, agamanya bagus maka insyaAllah kedua hal tersebut cukup untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah.
Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku cintai dan paling mendekatkanku pada hari kiamat diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya. Sesungguhnya yang paling aku benci dan yang paling menjauhkanku pada hari kiamat diantara kalian adalah yang paling jelek akhlaknya, yang suka berteriak-teriak, orang yang sombong dan orang yang melebarkan mulutnya.”
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim)
Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah keluarga atau lingkungan dari wanita tersebut. Lebih baik Anda memilih pasangan yang berasal dari lingkungan baik-baik dan mengerti agama. Selain itu jalur nasabnya juga jelas. Dengan demikian nantinya hubungan dua keluarga juga bisa lebih lancar.
Disebutkan dalam sebuah hadist dhoif, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah olehmu Khadraaadin! Maka para sahabat bertanya. “Wahai Rasulullah apa itu khadraadin?” Beliau menjawab, yaitu wanita cantik di lingkungan yang buruk.” (HR Daraqutni)
Memilih calon pasangan yang sekufu’ atau sederajat sebaiknya lebih diutamakan, karena itu bisa mempermudah proses pernikahan dan hubungan antara 2 keluarga. Sekufu’ ini berarti setara dalam hal nasab, adat-istiadat, kedudukan sosial, serta agama.
Dalam hadist dijelaskan: “Orang-orang Arab satu dengan lainnya adalah kufu’. Bekas budak satu dengan lainnya adalah kufu’ pula.” (HR. Bazar)
Beberapa ulama menjelaskan bahwa sekufu’ cukup sama dalam hal agama. Maksudnya seorang lelaki yang baik agamanya maka sebaiknya memilih wanita yang baik pula agamanya, walaupun wanita tersebut berasal dari keluarga yang mungkin kedudukan sosialnya lebih rendah. Itu tak masalah. Sebab Allah Ta’ala hanya membedakan manusia dari iman dan taqwanya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula.” (QS. An-Nur: 26).
“Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist diatas, sebenarnya tak mengapa jika lelaki memilih calon pasangan berdasarkan harta dan kecantikannya. Namun hendaknya itu tidak dijadikan patokan utama. Sebab bagaimana pun agama tetap yang utama. Selain itu, wanita cantik dalam islam bukan sekedar yang bagus tampilan fisiknya, namun lembut dan baik hatinya.
Pertimbangan berikutnya yang tak kalah penting adalah mencari wanita yang subur peranakannya. Dalam artian tidak mandul. Ini sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadist:
“Kawinlah dengan perempuan pencinta lagi bisa punya anak banyak (subur) agar aku dapat membanggakan jumlahmu yang banyak dihadapan para Nabi pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Dawud, Nasa’i dan Ahmad).
“Nikahilah ibu-ibu dari anak-anak (yaitu wanita-wanita yang bisa melahirkan) karena sesungguhnya aku akan membanggakan mereka pada hari kiamat.” (HR. Ahmad).
Dari Ma’qil bin Yasar ra., ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw., lalu berkata: ‘Wahai Rasulullah saya telah mendapatkan seorang perempuan dari keturunan terhormat, kedudukan sosialnya tinggi dan berharta, namun mandul. Bolehkah saya mengawininya?’ Beliau melarangnya. Orang itu datang lagi kedua kalinya dan berkata kepada beliau seperti semula. Ia datang untuk ketiga kalianya, kemudian beliau bersabda kepadanya: “Kawinilah oleh kalian wanita yang rasa cintanya besar dan subur, karena kelak aku akan membanggakan kalian di hadapan umat-umat lain.“ (HR. Abu Dawud, Nasa’i dan Hakim)
Dalam menikah, tentunya tidak boleh didasarkan atas unsur pemaksaan dari orang tua ataupun pihak lainnya. Menikah harus sesuai keinginan Anda sendiri. Tidak masalah jika Anda memilih wanita yang Anda sukai. Seseorang yang mampu menarik hati dan membuat Anda senang.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran: “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An-Nisa’: 3)
Menikahi janda memang bisa mendatangkan pahala. Namun lebih diutamakan untuk menikah dengan gadis. Sebab seorang gadis biasanya lebih subur dan lembut. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:
“Menikahlah dengan seorang wanita yang masih gadis, sebab ia lebih lembut mulutnya, lebih lengkap rahimnya, dan lebih menerima keadaan.” (HR. Ibnu Majah dan Imam Baihaqi)
Dalam hadist lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya pada Jabir ketika beliau kembali dari perang Dzatur Riqo: “Apakah kamu baru saja menikah Wahai Jabir?’. Saya menjawab; ‘Ya.’ Beliau bertanya: ‘Gadis atau janda?’ Saya menjawab; ‘Janda.’ Beliau bertanya: ‘Kenapa kamu tak menikahi gadis saja. Kamu bisa bermain-main dengannya dan dia bisa bercanda denganmu.’Saya menjawab; ‘Wahai Rasulullah, Abdullah telah meninggal dan meninggalkan tujuh anak perempuan atau sembilan. Saya datang (menikahi istrinya) agar bisa mengurus mereka’. Jabir bin Abdullah berkata: Kemudian beliau mendoakanku.” (HR. Tirmidzi).
Menikahi wanita yang mudah dilamar dan maharnya tidak memberatkan itu lebih mendatangkan berkah daripada wanita yang materialistik. Namun demikian, sebagai lelaki, Anda juga harus berusaha memberikan yang mahar terbaik kepada calon pasangan untuk membahagiakan keluarganya sebagaimana kesanggupan Anda.
Dari Aisyah r.a, bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda “Sesungguhnya wanita yang membawa berkah yaitu bilamana ia mudah dilamar, murah maskawinnya, dan subur peranakannya.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim)
Sifat juga menjadi pertimbangan penting dalam memilih wanita sebagai calon istri. Ciri wanita yang baik untuk dinikahi menurut Islam adalah yang berkarakter penyabar dan tidak mudah marah-marah sebagaimana istri Fir’aun yang dikenal akan kesabarannya. Ini bisa membantu menciptakan suasana keluarga yang harmonis.
“Allah menjadikan istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata: ‘Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syura; dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya; dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim'”. (QS. At-Tahriim: 11)
Selanjutnya, pastikan juga calon istri Anda memiliki sifat amanah. Maksudnya ia bisa menjaga hak-hak suaminya, menjaga kehormatannya walaupun sendirian, dan mampu melakukan peran wanita dalam Islam dan fungsi ibu rumah tangga dalam Islam dengan baik. Dengan demikian, Anda tak perlu takut dikhianati. Dalam sebuah hadist dijelaskan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Sebaik-baik istri yaitu yang meyenangkanmu ketika kamu lihat; taat kepadamu ketika kamu suruh; menjaga dirinya dan hartamu ketika kamu pergi”. (HR. Thabarani)
Serta dalam Al-Quran:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)...” (QS.An-Nisa’: 34)
Setiap orang pastinya membutuhkan uang untuk hidup. Namun usahakan Anda jangan memilih wanita yang terlalu materialistik. Carilah wanita yang mau berjuang bersama, bukan yang hanya menerima di saat Anda kaya. Jika wanita terlalu matre, maka bukan tak mungkin ia bakal pergi saat Anda jatuh miskin. Sebab prinsip hidupnya hanya uang, bukan agama.
Dari Ibnu ‘Abbas r.a bahwasahnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Ada empat perkara, siapa mendapatkannya berarti kebaikan dunia dan akhirat, yaitu hati yang selalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, bersabar ketika mendapatkan musibah, dan perempuan yang mau dikawini bukan bermaksud menjerumuskan (suaminya) ke dalam perbuatan maksiat dan bukan menginginkan hartanya.” (HR. Thabarani)
Hal lain yang bisa Anda pertimbangkan adalah pendidikan. Tentunya wanita yang berpendidikan lebih baik sebab bisa jadi bekal untuk merawat anak-anak agar menjadi generasi yang cerdas. Pendidikan disini tidak selalu berkonsep pada ilmu pengetahuan umum, tapi juga agama.
Allah Ta’ala juga berjanji meninggikan derajat orang-orang yang berpendidikan. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah : 11)
Wanita yang mampu menjaga silaturahmi dan ramah sebaiknya juga menjadi pertimbangan Anda. Wanita degan sifat demikian akan mampu menyatukan hubungan kedua keluarga. Sehingga nantinya konflik-konflik bisa dimininalisir.
Malu disini bukanlah malu bertemu orang atau sejenisnya yang dalam artian ‘minder’. Namun malu yang bermakna bahwa wanita tersebut bukanlah wanita liar. Sebaiknya Anda mencari wanita rumahan, yakni seorang wanita yang menjaga dirinya dari perbuatan maksiat.
Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Dan rasa malu adalah sebagian dari iman.” (HR. Muttafaq ‘alaih)
Dari Abu Mas’ud Al-Badri r.a berkata bahwa Rasul bersabda: “Sesungguhnya diantara kata-kata kenabian terdahulu yang masih teringat oleh masyarakat adalah: ‘Jika kamu sudah tidak memiliki rasa malu maka kamu akan berbuat semaumu’.” (HR. Al-Bukhari)
Kriteria selanjutnya, carilah wanita yang hatinya rahmat. Ia pandai bersyukur akan keadaan dan tidak banyak menggerutu. Wanita yang demikian bisa mendatangkan kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga.
Jadi itulah beberapa cara memilih wanita dalam islam. Semoga Anda bisa mendapatkan jodoh yang baik agama dan akhlaknya sebagaiman imipian Anda. Amin ya Rabbal Alamin.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…