Cara Mengatasi Nabi Palsu yang Benar

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Fenomena Nabi palsu sudah terjadi sejak sebelum Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Was’salam lahir dan setelah Nabi wafat. Rata-rata mereka mengaku mendengar wahyu dari tuhan untuk kemudian mendirikan dan mengajarkan apa yang didengar.

Kebebasan, khususnya dalam kehidupan beragama, yang terjadi pada era reformasi telah melahirkan banyak peluang dan sekaligus tantangan. Di satu sisi berbagai aktifitas dakwah berjalan dengan lancar dan berbagai nilai Islam yang mendasar dengan leluasa disuarakan tanpa hambatan yang berarti.

Tetapi disisi lain, dengan kebebasan itu pula Aliran sesat atau kelompok yang menyuarakan pemikiran, faham, dan aktivitas yang bertentangan dengan aqidah dan syariat Islam juga dengan leluasa bergerak dan berkembang ditengah-tengah masyarakat.

Untuk mengatasi Nabi Palsu yang marak beredar, kita harus banyak membaca Al-Qur’an dan Hadist Shahih yang memang banyak disarankan oleh para alim Ulama.

Kita harus mengetahui dasar yang ada di Al-Quran yaitu di surah al-An’ am ayat 93 yang artinya ” Dan siapakah yang zalim dari pada orang yang membuat kedustaan atau yang berkata telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya”.

Pernah ada sebuah kisah di Zaman Nabi seorang yang bernama Muassailamah al-Kazzab, ia pemah menganut Islam dan pernah menghadap Muhammad Saw untuk diberi nubuat untuk diakui. Ketika itu Muhammad Saw memegang cambuk dari pelepah kurma, lantas beliau bersabda;”Kalau anda meminta cambuk ini akan kucambukan, tapi apa yang anda minta tadi sekali-kali tidak akan kuberikan padamu”

Setelah kejadian tersebut, Musailamah kembali ke yaman, dan di sana ia mengaku dirinya nabi dan katanya telah dilegitimasi oleh Nabi Muhammad Saw, maka kaum Bani Hanifah di Yaman lantas percaya padanya.

Selanjutnya ia mengirim surat kepada Rasulullah Saw, dengan kalimat lebih kurang “Min Musailamah Rasulullah Ilaa Muhammad Rasulullah, yang bertanda tangan di bawah ini Musailamah menyatakan ; bahwa separuh bumi ini berada di bawah pemerintahanku, dan separuhnya berada di bawah pemerintahan Muhammad”.

Menanggapi perihal surat tersebut, Nabi Muhammad Saw menjawab “Min Muhammad illa Musailamah fil Yaman, bahwa bumi dan seisinya adalah milik Allah S.W.T diwariskan oleh Allah kepada siapa yang Ia kehendaki, engkau pendusta terbesar dan engkau akan binasa karena Allah, demikian juga orang-orang mengikutimu”.

Ketika Abu Bakar menjadi khalifah seluruh wilayah kekuatan Musailamah telah dihancurkan oleh Khalid bin Walid atas perintah khalifah.

Berkaitan dengan adanya nabi palsu yang ada, kita patut berpegang teguh pada firman Allah yang disebutkan dalam Al-Quran bahwa Nabi MUhammad Saw merupakan seorang Khatamul Nabiyyin.

Hal ini tersirat pada surah ash-Shaaffaat 5 :

Hai Muhammad, ketika Isa ibnu Maryam berseru kepada Bani Israil sesungguhnya aku pesuruh Allah kepadamu, demikian juga aku membenarkan kitab yang turun sebelum aku (Thaurat), serta aku memberi khabar suka kepadamu, bahwasanya Allah akan mengutuskan seorang Rasul sesudahku yang bernama Ahmad…. “.

Pada ayat lain Allah berfirman dalam surat al-Baqarah I29 ;

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau,dan mengajarkan kepada mereka al- Kitab ( Al – Qur’an) dan Al-Hikmah (as-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkau yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana“.

Pada ayat lain surah Al-Imran 743 “Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apa jika ia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur

fbWhatsappTwitterLinkedIn