Jangan ada di antara kita yang merasa lebih baik dari orang lain, yang merasa lebih berilmu daripada yang lain, dan kita merasa bahwa diri kita lebih baik di sisi Allah daripada yang lain. Jika kita ingin dihargai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita harus menghargai orang yang tidak dihargai oleh manusia.
Jika kita ingin dihargai Allah, maka kita hargailah orang yang tidak ada nilainya dalam pandangan manusia. Jika kita menghargai seseorang yang memiliki jabatan tinggi, karena hanya berharap suatu saat akan mendapat keuntungan darinya, semisal dengan mudahnya kita akan mendapatkan pekerjaan atau sebuah proyek darinya.
Dan kita beranggapan apa yang akan kita peroleh dengan menghargai seseorang yang tidak terpandang. Bahkan, seseorang yang tidak pernah di lihat keberadaannya oleh orang lain. Seperti tukang menyapu jalan. Kita pasti pernah sesekali melihat orang yang memiliki profesi seperti itu tidak dihargai keberadaannya, tidak pernah diperhatikan oleh manusia.
Maka dari itu, hargailah mereka yang tidak pernah dihargai oleh manusia. Saat kita berpapasan dengan mereka, cobalah berhenti sebentar dan berikan salam, senyum kepada mereka, serta tanyakan bagaimana keadaannya. Pedulilah kepada mereka. Bisa jadi orang yang terlihat lemah di mata kita seperti tukang sapu itu, jika dia mengangkat kedua tangannya lalu meminta berdoa kepada Allah, maka doanya bisa lebih dikabulkan daripada kita.
Kita tidak boleh berpikir bahwa, berbuat baik itu harus kepada orang-orang miskin dan anak-anak yatim saja. Berbuat baiklah juga kepada semua orang termasuk tukang sapu, tukang parkir dan yang lainnya. Dari sekarang, mari kita bersama-sama untuk mencari amal kebaikan agar tabungan akhirat kita sedikit demi sedikit dapat terisi.
Isilah hari-hari kita dengan amal-amal sederhana seperti yang telah dijelaskan di atas. Meskipun terlihat sangat sederhana, namun manfaatnya akan sangat berdampak luar biasa di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena kita tidak akan mengetahui amalan kita yang mana yang akan Allah terima, yang bernilai amal sholeh kita serta amal yang Allah ridhai.
Mungkin di antara kita ada yang senang mendatangi majelis ta’lim atau ilmu, ada senang shalat berjamaah di masjid, suka mengerjakan shalat malam dan berpuasa sunnah, ada juga yang senang mengumandangkan adzan, bersedekah serta bersilarurrahim, dan amal-amal shaleh lainnya.
Usahakan kita dapat memperbanyak amal shaleh meskipun mulai dari yang sederhana terlebih dahulu. Amal shaleh apa pun itu dan sesuai dengan kemampuan kita, karena kita tidak mengetahui amal shaleh mana yang Allah ridhai.
Kita shalat berjamaah di masjid, tapi belum tentu Allah bisa meridhainya. Kita mendatangi majelis-majelis ta’lim, belum tentu juga Allah akan ridha. Tetapi, bisa saja Allah akan ridha kepada kita saat memberikan perhatian kepada tukang sapu. Allah Subhanahu wa Ta’ala ridha atas kebaikan yang kita berikan kepada mereka yang tidak pernah dihargai oleh manusia.
Barangkali amal-amal seperti ini yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ridhai. Jika kita telah menemukan ridha Allah, meskipun kita tidak mengetahui di mana ridha Allah, maka kebahagiaan senantiasa akan menyertai di sisa usia kita.