Kata jin berasal dari kata jannah yang berarti tersembunyi atau tidak terlihat. Jin adalah salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dari api yang sangat panas. Dalam surat Al Hijr ayat 27 Allah berfirman,
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr : 27)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api yang berkobar, dan Adam (manusia) dari tanah sebagaimana telah dijelaskan kepadamu.” (HR. Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Dari dua dalil di atas, dapat dikatakan bahwa dua sumber syariat Islam yakni Al Qur’an dan As Sunnah menegaskan jin diciptakan dari api.
Adapun tugas jin adalah membisikkan bisikan jahat ke dalam hati manusia. Allah berfirman dalam surat An-Naas ayat 4-6 sebagai berikut.
“Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Naas : 4-6)
Jin terdiri dari beberapa jenis yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu jin yang memiliki sayap, jin yang berbentuk ular, dan jin yang dapat berubah wujud. Hal ini didasarkan atas hadits berikut.
Dari Jabir Ibn Nafir, dari Abi Tsalabah Al Khuntsa radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,
“Jin terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama adalah jin yang mempunyai sayap dan dapat terbang di udara. Kelompok kedua terdiri dari jin yang berbentuk ular dan anjing, sedang kelompok ketiga adalah yang bisa berubah bentuk dirinya.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)
Disarikan dari buku Dialog dengan Jin Muslim (1997) karya Muhammad ‘Isa Dawud, jenis-jenis jin merujuk hadits di atas adalah sebagai berikut.
1. Jin bersayap
Jin bersayap adalah jin yang mampu terbang dengan kecepatan sangat tinggi. Dalam kisah Nabi Sulaiman dan jin, jin inilah yang mampu memindahkan singgasana Ratu Balqis dari Yaman (Negeri Saba’) ke Baitulmaqdis.
2. Jin berbentuk ular
Menurut sebuah riwayat, tidak sedikit ular yang sejatinya adalah jin dan tidak sedikit pula yang merupakan penjelmaan dari jin.
Menurut hadits, ada dua jenis ular yang harus dibunuh karena tidak dapat mengubah bentuk dirinya ke dalam bentuk yang lain yaitu dzu al-thifyatayn dan al-abtar.
Dari Ibn ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah di mimbar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,
“Bunuhlah ular, bunuhlah dzu al-thifyatayn dan al-abtar, sebab kebua binatang itu menyembur mata dan menggugurkan kandungan.” (HR. Bukhari)
Diriwayatkan pula bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan para sahabat untuk membunuh ular.
Sesudah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang membunuh ular yang menghuni rumah karena mereka adalah jin-jin yang menetap di rumah-rumah itu.
3. Jin berbentuk anjing
Dalam suatu riwayat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memerintahkan para sahabat untuk membunuh anjing karena anjing termasuk golongan jin atau duplikat jin. Namun, riwayat ini kemudian hapus.
Setelah riwayat itu dihapus, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang umat muslim membunuh anjing.
Adapun anjing yang boleh dibunuh adalah anjing yang berwarna hitam legam dengan dua titik putih (di atas matanya), sebab anjing jenis ini adalah setan.
Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintah kami untuk membunuh anjing, sampai-sampai ada seorang wanita yang datang dari dusun dengan membawa anjingnya, yang kemudian kami bunuh. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang kami membunuh anjing, seraya mengatakan, ‘Bunuhlah yang hitam legam dengan dua titik putih (di atas matanya), sebab dia adalah setan.” (HR. Ibn Az-Zubair, di-takhrij oleh Muslim dalam Shahihnya)
Terkait hadits di atas, Imam An-Nawawi mengatakan,
“Makna al-bahim (yang terdapat dalam hadits tersebut) adalah hitam legam. Sedangkan dua titik adalah titik putih yang berada di atas kedua matanya, dan itu mudah diketahui. (Lihat Shahih Muslim bi Syarh An-Nawawiy, Kitab Al-Musaqah wa al-Muzara’ah)”
4. Jin berbentuk kucing
Selain dapat berbentuk ular dan anjing, jin juga dapat berbentuk kucing. Jin yang menjelma menjadi kucing yang indah atau berwarna putih adalah jin-jin perempuan. Adapun kucing hitam biasanya adalah setan.
Imam Ibnu Taimiyah mengatakan,
“Jin bisa menampakkan diri dalam wujud ular, anjing, dan kucing hitam. Sebab warna hitam dapat menghimpun kekuatan setan dibanding warna lainnya, termasuk di dalamnya kekuatan panas.” (Majmu Fatawa Ibn Taimiyah)
5. Jin yang dapat berubah bentuk
Jin memiliki kemampuan untuk mengubah dirinya ke dalam berbagai macam bentuk. Tentunya ini karena anugerah dari Allah SWT. Perubahan bentuk ini memungkinkan jin menampakkan diri dalam berbagai bentuk.
Namun, tidak semua jenis jin dapat melakukan hal ini. Hanya beberapa jenis jin saja yang memiliki kemampun seperti ini yaitu jin ‘Ifrit, jin al-Marid, dan setan.
Allah berfirman dalam surat Al-Anfaal ayat 48 sebagai berikut.
Dan (ingatlah) ketika setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan (dosa) mereka dan mengatakan, “Tidak ada (orang) yang dapat mengalahkan kamu pada hari ini, dan sungguh, aku adalah penolongmu”. Maka ketika kedua pasukan itu telah saling meihat (berhadapan), setan balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, aku dapat melihat apa yang kamu tidak dapat melihat; sesungguhnya aku takut kepada Allah.” Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Anfaal : 48)
Menurut Tafsir Al Qur’an Al Karim Hidayatul Insan, saat itu iblis menampakkan diri kepada orang-orang Quraisy sebagai Suraqah bin Malik bin Ju’syam, yakni seorang tokoh Bani Madlaj yang sangat ditakuti.
Dari ulasan di atas disimpulkan bahwa jenis-jenis jin dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam yaitu jin yang memiliki sayap, jin yang berbentuk ular, dan jin yang dapat berubah wujud.
Agar terlindung dari gangguan jin dan setan jahat, hal yang harus dilakukan adalah memohon perlindungan kepada Allah, berdzikir dan berdoa setiap waktu.