Jenis Perjalanan yang Dianjurkan Dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Perjalanan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, baik itu dalam jangka pendek, menengah atau panjang. Menurut bahasa Arab, perjalanan berarti rihlah-safrah-masirah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, perjalanan berarti perihal (cara, gerakan) berjalan atau bepergian dari suatu tempat menuju tempat yang lain untuk suatu tujuan.

Islam mengatur setiap gerak gerik umat-Nya, termasuk dalam melakukan perjalanan. Ada jenis perjalanan tertentu yang dianjurkan dalam Islam. Perjalanan apa sajakah itu? Simak ulasannya berikut ini.

Adapun ayat al-quran tentang melakukan perjalanan, di antaranya:

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”  (QS. Al-Mulk: 15)

  • Bepergian Pada Hari Kamis

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memilih keluar pada hari Kamis ketika Perang Tabuk, sebagaimana riwayat berikut: “Ka’ab bin Malik radhiallahu ‘anhu, bercerita: “Bahwasanya Nabi Shallallahhu ‘Alaihi wa Sallam keluar  saat Perang Tabuk pada hari Kamis, dan Beliau menyukai keluar (bepergian) pada hari Kamis,” (HR. Bukhari No. 2950).

Riwayat lain dari Ka’ab bin Malik Radhiallahu ‘Anhu juga: “Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika hendak safar, Beliau tidak bersafar melainkan pada hari kamis,” (HR. Ahmad No. 27178. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih. Lihat Ta’liq Musnad Ahmad No. 27178).

  • Menuntut Ilmu, Diutamakan Ilmu Agama Islam

Menuntut ilmu yang bermanfaat untuk kebaikan di dunia maupun di akhirat merupakan perbuatan yang baik. Terutama ilmu Islam yang diperuntukkan guna meningkatkan keimanan terhadap Allah swt.

Dalam Kitab Riyadhus Shalihin Kitabul Ilmi Al Imam An Nawawi menyebutkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ:وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke Surga.” (HR. Muslim)

Teruntuk bagi kaum wanita, ada etika wanita muslimah saat keluar rumah yang perlu diperhatikan. Bagi wanita tidak disarankan untuk bersafar atau bepergian tanpa disertai mahramnya. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:

لاَ تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلاَّ مَعَ ذِي مَحْرَمٍ وَلاَ يَدْخُلُ عَلَيْهَا رَجُلٌ إِلاَّ وَمَعَهَا مَحْرَمٌ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أَخْرُجَ فِي جَيْشِ كَذَا وَكَذَا وَامْرَأَتِي تُرِيدُ الْحَجَّ فَقَالَ اخْرُجْ مَعَهَا

“Janganlah wanita safar (bepergian jauh) kecuali bersama dengan mahromnya, dan janganlah seorang (laki-laki) menemuinya melainkan wanita itu disertai mahromnya. Maka seseorang berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sesungguhnya aku ingin pergi mengikuti perang anu dan anu, sedangkan istriku ingin menunaikan ibadah haji.” Beliau bersabda: “Keluarlah (pergilah berhaji) bersamanya (istrimu).” [HSR. Imam Bukhari (Fathul Baari IV/172), Muslim (hal. 978) dan Ahmad I/222 dan 246]

  • Bersafar ke Tiga Masjid

Diharamkan bersafar dengan tujuan mengagungkan tempat tertentu kecuali tiga masjid. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam bersabda:

لا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلا إِلَى ثَلاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الأَقْصَى

(رواه البخاري، رقم  1132  ومسلم، رقم  1397)

“Tidak dibolehkan melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasulullah sallallahu’alaihi wa saal dan Masjidil Aqsha.” (HR. Bukhari no. 1132, Muslim no. 1397)

Itulah beberapa jenis perjalanan yang dianjurkan dalam Islam. Hendaklah setiap perjalanan yang kita lakukan, diniatkan untuk kebaikan. Awali, isi dan akhirilah perjalanan dengan mencari keridhaan Allah melalui doa-doa yang dipanjatkan. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin insya Allah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn