3 Keistimewaan Bulan Rajab

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Marhaban bulan Rajab. Gempita menyambut bulan suci Ramadan tidak harus menunggu saat bulan itu tiba, justru dua bulan sebelumnya sorak gembira menyeruak di jagad raya.

Umat islam berbondong mengejar amalan ibadah di dua bulan sebelumnya, apa lagi kalau bukan rajab. Bulan ini mengandung keistimewaan bagi sirah keislaman. Anjuran berbagai amalan tak luput jadi sorotan.

Berikut keistimewan bulan Rajab dalam Islam:

1. Ibadah Puasa Rajab

Pertama menjalankan ibadah sunah puasa, dianjurkan di sepuluh hari pertama jika tidak di awal atau pada tanggal 10 rajab. Umat ​​Islam sering membahas kualitas hadis yang sahih terkait keutamaan puasa rajab, termasuk pahala bagi mereka yang berpuasa pada bulan itu.

Mengenai hukum puasa dan ibadah rajab, Imam Nawawi mengatakan bahwa sudah jelas dan benar bahwa Nabi Muhammad SAW suka berpuasa dan memperbanyak ibadah selama bulan ibadah, dan Rajab adalah salah satu bulan ibadah.

Oleh karena itu, selama puasa dan ibadah tidak secara khusus dilarang di Rajab, maka tidak ada kekuatan untuk melarang puasa dan ibadah lainnya di Rajab. Maka tidak ada salahnya mengamalkan puasa, sebagaimana hadis Ibnu Abbas tentang keutamaan puasa Rajab:

مَنْ صَامَ يَوْماً مِنْ رَجَبٍ عَدَلَ
صِيَامَ شَهْرٍ وَمَنْ صَامَ مِنْهُ سَبْعَةَ أَيَّامٍ غُلِقَتْ عَنْهُ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ السَّبْعَةِ وَمَنْ صَامَ مِنْهُ ثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ وَمَنْ صَامَ عَشَرَ أَيَّامٍ بَدَلَ اللهُ سَيِّئَاتَهُ حَسَنَاتِ

Hadis tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Satu hari puasa bulan rajab sama halnya puasa sebulan. Ditutup 7 neraka jahim apabila puasa 7 hari di bulan rajab. Dan 8 hari Allah meminta malaikat menutup amalan-amalan buruk dengan amal baik.

Hadis itu ditekankan Imam Suyuthi dalam kitab al Haawi li al Fataawi bahwa hadis-hadis tentang keutamaan dan kekhususan puasa Rajab tersebut terkategori dha’if (lemah atau kurang kuat).

Meskipun begitu, para ulama generasi salaf yang saleh telah bersepakat mengamalkan hadis dha’if dalam konteks fada’il al-a’mal (amal- amal utama), sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengamalkan puasa, hal ini sesuai dalam tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah.

2. Memperbanyak Istighfar

Kedua memperbanyak istighfar. Amalan ini juga dianjurkan sebab salah satu dzikir pengingat adalah mengingat dosa dan meminta ampun kepada Sang Maha Pengampun.

Tuntunan memperbanyak istighfar tercantum dari kitab Risalah Amaliyah. Dijelaskan bahwa barang siapa yang tiap hari antara shalat Ashar dan Maghrib membaca istighfar di bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan, kemudian Allah SWT mengungkapkan kepada dua malaikat, dalam catatan dosa-dosa dan kelalaian akan dirobek seumur hidup.

Bacaan istighfar yang bisa dijadikan dzikir itu adalah :

اَسۡتَغۡفِرُ ﷲَ الۡعَظِيۡمَ الَّذِيۡ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَيُّ الۡقَيُّوۡمُ غَفَّارُ الذُّنُوۡبِ وَسَتَّارُ الۡعُيُوۡبِ وَاَتُوۡبُ اِلَيۡهِ تَوۡبَۃَ عَبۡدِ ظَالِمِ لِنَفۡسِهِ لَايَمۡلِكُ ضَرًّا وَلَانَفۡعًا وَلَامَوۡتًا وَلَاحَيَاۃً وَلَانُشُوۡرًا

3. Memperbanyak Doa

Di bulan istimewa sudah sewajarnya memuliakan dengan mendekatkan diri kepada Allah salah satunya dengan memperbanyak doa. Diriwayatkan dari Sayyidina Anas ra. bahwa Rasulullah SAW ketika memasuki bulan Rajab berdoa untuk keberkahan di tiga bulan berturut-turut yakni Rajab dan Sya’ban lalu dipertemukanlah kembali bulan ramadan. Bunyi doanya:

اَللّٰهُمَّ بَارِكۡ لَنَا فِيۡ رَجَبَ وَشَعۡبَانَ وَبَلِّغۡنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah berkahilah kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadan.”

Selain berbagai amalan yang bisa didawamkan, ternyata bulan rajab memiliki kilas balik yang menarik. Diceritakan oleh salah satu tokoh ulama’ Almaghfurlah KH. Maimoen Zubair atau yang lebih akrab disapa Mbah Moen bahwasanya, pada bulan Rajab terdapat keistimewaan, yakni peristiwa Isra’ Mi’raj yang diperingati setiap tanggal 27 Rajab dan di hari kesepuluh bulan Rajab terjadi peristiwa agung atau biasa disebut wiladah pertama sebagai tonggak masa penuh cahaya islam.

Pada waktu itu nur Nabi Muhammad SAW dipindahkan dari punggung Sayyidina Abdullah bin Abdul Mutholib ke rahim Sayyidah Aminah binti Wahab. Mengingat kecintaan Rasulullah kepada umatnya tentu tidak akan pernah meninggalkan kesempatan menjalankan puasa. Puasa yang mengandung rasa suka cita menyambut cahaya islam yang dibawa Rasulullah hingga di masa kini mendapatkan keberkahan bahkan penerangan di hidup ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn