Nama lengkapnya adalah Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Ra’u bin Faligh bin Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh ‘alaihis salam.
Nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam memiliki beberapa keistimewaan antara lain sebagai berikut.
Nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam adalah bapak para Nabi. Hal ini disebabkan seluruh nabi yang datang setelah beliau merupakan keturunan dari anak-anaknya.
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam. Adapun nabi-nabi lainnya merupakan keturunan Nabi Ishaq ‘alaihis salam dan Nabi Ya’qub ‘alaihis salam.
Nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam merupakan kekasih Allah subhanahu wa ta’ala karena beliau suka sekali memberi dan tidak pernah meminta. Hal ini didasarkan hadits berikut.
Ubaid bin Umar meriwayatkan, Nabi Ibrahim adalah seseorang yang senang menerima tamu. Bahkan ketika pada suatu hari ia tidak mendapati siapapun untuk bertamu ke rumahnya, ia memutuskan untuk keluar dari rumah dan mencari tamu yang dapat mengunjunginya. Namun ia tetap tidak mendapatkannya. Setelah pulang, ternyata di rumahnya sudah ada seorang laki-laki yang tegap tengah bertamu, lalu ia bertanya, “Wahai hamba Allah, mengapa kamu memasuki rumahku tanpa seizinku?” Tamu itu menjawab, “Aku masuk ke dalam rumah ini seizin tuan (atau Tuhan) pemiliknya.” Lalu Ibrahim bertanya lagi, “Siapakah Anda sebenarnya?” Tamu itu menjawab, “Aku adalah malaikat maut. Aku diutus oleh Tuhanku kepada salah satu hamba-Nya untuk mengabarkan kepadanya bahwa ia dipilih oleh Allah sebagai kesayangan-Nya.” Ibrahim pun semakin bingung dan kembali bertanya, “Siapakah hamba yang engkau maksudkan?” Demi Allah, jika engkau memberitahukan kepadaku siapa orang itu dania tinggal jauh dari sini maka aku tetap akan menemuinya, dan aku akan selalu membuntuti kemanapun ia pergi hingga maut memisahkan.” Malaikat maut menjawab, “Hamba itu adalah engkau sendiri orangnya.” Ibrahim terkejut seraya bertanya untuk menegaskan kembali, “Benar-benar aku?” Malaikat maut menjawab, “Ya, benar.” Lalu Ibrahim bertanya lagi, “Apakah alasan Tuhanku hingga membuat aku begitu istimewa seperti itu?” Malaikat maut menjawab, “Karena kamu pandai memberi dan tak pernah meminta.”
HR. Ibnu Abi Hatim
Nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam merupakan salah satu Rasul dan Ulul Azmi yang paling mulia setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan umat muslim untuk menyertakan nama Nabi Ibrahim ketika melakukan tasyahud dalam setiap shalat fardhu maupun macam-macam shalat sunnah lainnya.
Berdasakan sejarah Isra Mi’raj, Nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam adalah Nabi yang ditemui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berada di langit ketujuh.
“… Kemudian aku dibawa naik ke langit ketujuh lalu Jibril meminta dibukakan pintu langit, kemudian dia ditanya, “Siapakah ini?”. Jibril menjawab, “Jibril”. Ditanyakan lagi, “Siapa orang yang bersamamu?” Jibril menjawab, “Muhammad”. Ditanyakan lagi, “Apakah dia telah diutus?” Jibril menjawab, “Ya”. Maka dikatakan, “Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang.” Maka pintu dibuka dan setelah aku melewatinya, aku mendapatkan Ibrahim ‘alaihis salam. Jibril ‘alaihis salam berkata, “Ini adalah bapakmu. Berilah salam kepadanya.” Maka aku memberi salam kepadanya dan Ibrahim ‘alaihi salam membalas salamku lalu berkata, “Selamat datang anak yang shalih dan nabi yang shalih.”
HR. Bukhari
Saat itu, Nabi Ibrahim tengah menyandarkan punggungnya di Baitul Makmur, yaitu rumah Allah yang dimasuki oleh 70000 malaikat setiap harinya dan mereka tidak diizinkan untuk kembali lagi hingga Hari Kiamat.
Nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam adalah orang yang mulia. Hal ini didasarkan hadits berikut.
Dari Muhammad bin Bisyr, dari Muhammad bin Amru, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Seorang yang mulia, anak dari seorang yang mulia, cucu dari seorang yang mulia, cicit dari seorang yang mulia yaitu Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim kesayangan Allah.”
HR. Ahmad
Di hari manusia dibangkitkan, hanya Nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam yang akan dikenakan pakaian. Sementara itu, manusia lainnya tidak berpakaian, tidak beralas kaki, dan tidak terkhitan.
Dari Yahya, dari Sufyan, dari Mugirah bin Nu’man, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, dari Nabi, beliau bersabda, “Manusia akan dibangkitkan tanpa berpakaian tanpa beralas kaki dan tanpa terkhitan. Manusia pertama yang akan dikenakan pakaian adalah Ibrahim, lalu ia melantunkan firman Allah, “Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, bagitulah Kami akan menguanginya lagi (Al Anbiyaa’ : 104).”
HR. Ahmad
Selain merupakan orang yang mulia, Nabi Ibrahim al Khalil ‘alaihis salam merupakan makhluk terbaik.
Dari Waki’ dan Abu Nu’aim, dari Sufyan (yakni Ats-Tsauri), dari Mukhtar bin Fulful, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Pada suatu hari seorang pria menyapa Rasulullah, “Wahai khairul bariyyah (makhluk terbaik).” Nabi langsung memotongnya dengan mengatakan, “Itu adalah sapaan untuk Nabi Ibrahim.”
HR. Ahmad
Wallahu a’lam.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…