5 Keistimewaan Nabi Idris yang Harus diketahui

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Nabi Idris ‘alaihis salam atau Khanukh adalah keturunan Adam yang pertama diberi keNabian setelah Nabi Adam ‘alaihis salam dan putranya Syits ‘alaihis salam.

Nabi yang bernama lengkap Idris bin Yarod bin Mahlail bin Qainan bin Anusi bin Syits bin Adam ‘alaihis salam ini juga memiliki beberapa keistimewaan antara lain sebagai berikut.

1. Pandai Membaca dan Menulis

Disebutkan oleh Ibnu Ishaq bahwa Nabi idris ‘alahis salam adalah orang pertama yang memiliki kemampuan untuk menulis dengan menggunakan pena dengan merujuk pada hadits berikut.

Dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang tulisan di atas pasir, beliau bersabda, “Dulu ada seorang Nabi yang menulis dengannya (maksudnya menulis di atas pasir). Barangsiapa yang sejalan dengan tulisannya, maka demikian itulah (tulisannya).”

HR. Muslim

Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menyatakan sebagai berikut.

Dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang penulisan dengan kerikil, beliau menjawab, “Idris adalah nabi yang menulis dengannya. Siapa yang mengikuti jejak tulisannya maka demikian itulah tulisannya.”

HR. Ahmad

2. Menguasai Berbagai Macam Ilmu Pengetahuan

Nabi Idris ‘alaihis salam juga disebut menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan, ilmu tafsir, dan hukum.

Beberapa ilmu pengetahuan yang dikuasai Nabi Idris ‘alaihis salam di antaranya adalah ilmu perbintangan, ilmu hitung, dan tata busana.

Dengan menggunakan ilmu perbintangan, Nabi Idris ‘alaihis salam memprediksi kondisi cuaca, menentukan waktu bercocok tanam, menentukan arah, dan lain sebagainya.

Ilmu perbintangan ini kemudian berkembang menjadi ilmu astronomi yang kita kenal saat ini.

Selain ilmu perbintangan dan ilmu hitung, Nabi Idris ‘alaihis salam juga menjadi pelopor berkembangnya tata busana. Beliaulah manusia pertama yang menjahit pakaiannya sendiri.

Hal inilah yang menjadi mendasari Nabi Daud ‘alaihis salam membuat pakaian yang terbuat dari sebagai pelindung diri sebagaimana diceritakan dalam kisah Nabi Daud.

3. Menempati Tempat Tertinggi

Dalam surat Maryam ayat 56-57 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam kitab (Al Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenarandan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”

QS. Maryam : 56-57

Dalam Tafsir Al Qur’an Hidayatul Insan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan martabat tertinggi adalah diangkatnya Nabi Idris ‘alaihis salam ke langit keempat untuk diambil nyawanya.

4. Merasakan Sakratul Maut

Dalam suatu riwayat dikisahkan, suatu ketika Nabi Idris ‘alaihis salam dikunjungi oleh Malaikat Izrail.

Nabi Idris ‘alaihis salam pun bertanya, “Hai malaikat Izrail, engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk menziarah?”

Malaikat Izrail berkata, “Aku datang untuk menziarah dengan izin Allah.”

Nabi Idris ‘alaihis salam berkata kepada Malaikat Izrail, “Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu”

Malaikat Izrail bertanya, “Kepentingan apa itu?”

Jawab Nabi Idris ‘alaihis salam, “Kepentingan denganmu adalah supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut”.

Malaikat Izrail berkata, “Sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin Allah.”

Maka Allah memberi wahyu kepada kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris ‘alaihis salam, maka seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris ‘alaihis salam.

Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah agar Allah menghidupkan kembali Nabi Idris ‘alaihis salam.

Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail dan Nabi Idris ‘alaihis salam pun hidup kembali.

Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris ‘alaihis salam, “Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut itu?”

Nabi Idris ‘alaihis salam menjawab, “Sesungguhnya rasa sakaratul maut itu saya umpamakan binatang yang dibuang kulitnya hidup-hidup dan begitulah rasanya sakaratul maut bahkan lebih seribu kali sakit.”

5. Melihat Neraka dan Surga

Keistimewaan Nabi Idris ‘alaihis salam yang satu ini diperoleh sebagai akibat buah persahabatannya dengan malaikat Izrail dan atas izin Allah subhanahu wa ta’ala. Dikisahkan dalam sebuah hadits sebagai berikut.

Ummu Salamah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Nabi Idris dulu berteman dengan Malaikat Maut. Lalu ia meminta kepadanya agar diperlihatkan surga dan neraka. Maka Idris pun naik (ke langit), lalu Malaikat Maut memperlihatkan neraka kepadanya. Lalu Idris kaget sehingga hampir pingsan. Maka Malaikat Maut mengelilingkan sayapnya pada Idris seraya berkata, “Bukankah engkau telah melihatnya?” Idris menjawab, “Ya, aku belum pernah melihatnya seperti hari ini.” Selanjutnya, Malaikat Maut memperlihatkan surga kepada Nabi Idris seraya masuk kedalamnya. Malaikat Maut berkata, “Pergilah, sesungguhnya engkau telah melihatnya,” “Ke mana?” tanya Idris. “Ke tempatmu semula,” jawab Malaikat Maut. “Tidak! Demi Allah, aku tidak akan keluar setelah aku memasukinya,” tukas Idris. Lalu kepada Malaikat Maut itu pun dikatakan, “Bukankah engkau yang telah memasukkannya? Sesungguhnya seorang yang telah memasukinya tidak boleh keluar darinya.”

HR. Ath-Thabrani

Wallahu a’lam.

fbWhatsappTwitterLinkedIn