Nama lengkapnya adalah Nuh bin Lamik bin Mutawasysyilakh bin Khanukh bin Yazid bin Malayil bin Qanin bin Anusy bin Syits bin Adam ‘alaihis salam.
Nabi Nuh’alaihis salam memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya adalah sebagai berikut.
Beberapa riwayat menyatakan bahwa jarak antara Nabi Adam ‘alaihis salam dan Nabi Nuh ‘alaihis salam adalah 1000 tahun atau lebih atau 10 generasi. Selama itu pula, tidak ada rasul yang diutus di muka bumi.
Kemudian, Allah subhanahu wa ta’ala mengutus Nabi Nuh ‘alaihis salam sebagai rasul pertama ke muka bumi kepada kaum Bani Rasib ketika semakin merebaknya penyembahan terhadap berhala dan thaghut yang dilakukan.
Selama 950 tahun, beliau tinggal di tengah-tengah kaum tersebut untuk berdakwah dan mengajak kaum Bani Rasib menyembah Allah.
Dalam surat Al Ankabut ayat 14-15 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan sungguh, Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran bagi semua manusia.”
QS. Al Ankabut 14-15
Beberapa dalil shahih menyebutkan bahwa Nabi Nuh ‘alaihis salam berdakwah selama 950 tahun.
Dari sinilah para ulama berpendapat bahwa umur Nabi Nuh ‘alaihis salam sangat panjang, namun tidak ada kesepakatan mengenai umur Nabi Nuh ‘alaihis salam yang pasti.
Marwan bin Musa dalam Tafsir Al Qur’an Hidayatul Insan menyebutkan pendapat yang dikemukakan Ibnu Abbas sebagai berikut.
“Nuh diutus ketika berusia 40 tahun, dan Beliau tinggal (berdakwah) di tengah kaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh, dan tinggal setelah banjir besar selama 60 tahun.”
Ibnu Abbas dalam Tafsir Al Qur’an Hidayatul Insan
Merujuk pada pendapat Ibnu Abbas di atas, umur Nabi Nuh ‘alaihis salam adalah 1050 tahun.
Selain Nabi Adam ‘alaihis salam, sebutan nenek moyang seluruh umat manusia juga disandang Nabi Nuh ‘alaihis salam.
Selama 950 tahun Nabi Nuh ‘alaihis salam berdakwah, hanya sedikit orang yang beriman yang ikut naik dalam kapal. Mereka inilah umat Nabi Nuh ‘alaihis salam yang tersisa.
Di antara orang-orang mukmin yang selamat dan Nabi Nuh ‘alahis salam, hanya dari beliaulah Allah subhanahu wa ta ‘ala menganuriakan keturunan.
Dalam surat ash-Shaaffaat ayat 76-77, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Kami telah menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar. Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan”
QS. Ash Shaaffaat : 76-77
Menurut Tafsir Al Qur’an Hidayatul Insan, keturunan manusia yang ada hingga kini berasal dari anak-anak Nabi Nuh ‘alaihis salam yaitu sebagai berikut.
Nabi Nuh ‘alaihis salam adalah hamba Allah yang banyak bersyukur. Dalam surat Al Israa’ ayat 3, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“(Wahai) keturunan orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.”
QS. Al Israa’ : 3
Maksudnya adalah Nabi Nuh ‘alaihis salam senantiasa memuji Allah subhanahu wa ta’ala dalam berbagai urusan seperti ketika makan, minum, berpakaian, dan lain sebagainya.
Nabi Nuh ‘alaihis salam adalah salah satu Nabi yang bergelar ulul azmi yakni Nabi dan Rasul yang memiliki keteguhan hati, ketabahan, dan kesabaran yang luar biasa.
Mereka tetap bertahan menyampaikan risalah meskipun mendapatkan berbagai macam ancaman dan gangguan dari orang-orang musyrik serta cobaan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Selain Nabi Nuh ‘alaihis salam, Nabi dan Rasul lain yang mendapat gelar tersebut adalah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, Nabi Musa ‘alaihis salam, Nabi Isa ‘alaihis salam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Di hari Kiamat kelak, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan umatnya menjadi saksi bahwa Nabi Nuh ‘alaihis salam telah menyampaikan risalah kepada umatnya.
Abu Sa’id al-Khudri berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Nuh akan dipanggil pada hari kiamat, lalu ia berkata, ‘Aku memenuhi panggilan-Mu, ya Tuhanku.’ Allah bertanya kepadanya, ‘Apakah engkau sudah menyampaikan risalah?’ Nuh menjawab, ‘Ya, sudah.’ Setelah itu, umat Nabi Nuh ditanya, ‘Apakah Nuh sudah menyampaikan risalah kepada kalian?’ Mereka menjawab, ‘Tidak ada seorang pun yang datang memberi peringatan kepada kami.’ Allah kemudian bertanya lagi kepada Nuh, ‘Siapa yang menjadi saksimu?’ Nuh menjawab, ‘Muhammad dan umatnya.’ Kalian kemudian bersaksi bahwa Nuh telah menyampaikan.”
HR. Bukhari
Wallahu a’lam.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…