13 Keutamaan Siti Hajar Dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Siti Hajar adalah seorang wanita yang dimuliakan oleh Allah SWT. Siti Hajar yang merupakan ibu dari Ismail adalah salah satu wanita yang disebutkan dalam Al Quran. Sebagai wanita yang dimuliakan, Siti Hajar memiliki banyak keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan Siti Hajar:

1. Wanita yang dijaga

Menurut sebagian ulama tafsir bahwa Hajar adalah putri Raja Mesir. Dia adalah saudari perempuan pangeran senusret, yang akan menjadi Raja pertama yang memerintah mesir.

Kemudian sampai suatu ketika Hexos menyerang mesir, senusret dibunuh dan Hajar ditawan sebagai budak. Raja yang baru ini suka sekali terhadap wanita. Akan tetapi dia selalu tidak berhasil medekati Hajar, karena tiap kali mendekati Hajar ada guncangan misterius yang terjadi (seperti halnya yang terjadi pada sarah, tiap kali sang raja ingin menyentuhnya tiba-tiba tangannya tidak bisa bergerak)

Karena memiliki kesamaan (sebagai ‘wanita yang dijaga’), makanya kemudia Raja Mesir tersebut memberikan Hajar kepada kepada Sarah sebagai hadiah.

2. Peka terhadap keadaan

Siti Hajar yang melahirkan Ismail di tengah-tengah keluarga Ibrahim tentunya menimbulkan kecemburuan bagi Siti Sarah. Hal ini membuat Siti Hajar merasa harus menghindar demi menjaga perasaan Siti Sarah. Maka dari itu, ia pergi menjauh bersama anaknya, Ismail yang berakhir di sebuah gurun pasir.

Baca juga:

3. Cerdas

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa: wanita yang pertama kali memakai ikat pinggang adalah Hajar (Hajar memakai ikat pinggang, dan membiarkan bagian belakang ikat pinggangnya menjuntai ke tanah dengan tujuan untuk menghapus jejaknya agar tidak diikuti Sarah)

4. Taat kepada Allah SWT

Ketika sampai di Makkah Ibrahim memberi isyarat kepada Hajar agar menuju suatu tempat.
Dengan berbekal tempat makanan berisi kurma dan tempat minum berisi air, Ibrahim membelakangi Hajar dan kemudia melangkah meninggalkan keduanya. Hajar mengikutinya dan bertanya, “Hendak ke manakah, wahai Ibrahim? Engkau meninggalkan kami di lembah yang tiada teman atau apa pun?”

Hajar mengulang pertanyaannya beberapa kali. Saat dilihatnya Ibrahim hanya diam, segera ia tersadar. “Apakah Allah yang menyuruhmu berbuat demikian?” tanyanya dengan kecerdasan luar biasa.

Benar“.Jawab Ibrahim

Jika demikian maka Allah tidak akan menelantarkan kami,”Jawab Hajar, wanita dengan penuh ketakwaan. Kemudian Ia kembali ke tempat semula, sedangkan Ibrahim melanjutkan perjalanannya.

4. Gigih

Sementara itu, Hajar menyusui Ismail kecil dan minum dari tempat perbekalannya. Setelah air itu habis, ia kehausan. Demikian pula anaknya. Siti Hajar memperhatikan anaknya yang berguling-guling kehausan. Ia tak tega. Dengan penuh cinta, ia beranjak pergi mendaki Bukit Shafa. Ia berharap ada orang yang akan menolongnya atau menemukan lokasi air. Ketika tak menemukan apa yang dicarinya, ia menaiki Bukit Marwah. Terus-menerus seperti itu sebanyak tujuh kali, sampai datanglah pertolongan Allah. Tiba-tiba air keluar dari bawah kaki Ismail kecil yang menangis karena kehausan.

Hajar takjub dan berkata, “Zamzam, zamzam. Berkumpul-berkumpul.” Ia segera membuat kolam kecil agar air Zamzam tak kemana-mana.

Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW, bersabda, “Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada bunda Ismail, Hajar. Jika ia membiarkan Zamzam atau jika ia tidak membuat kolam, niscaya Zamzam menjadi mata air yang mengalir.”

Baca juga:

5. Taat kepada suami

Ketika ia ditinggalkan oleh Ibrahim di tanah yang tandus lagi gersang, ia sama sekali tidak melawan atau marah pada sang suami. Ia justru dengan teganya tetap mentaati perintah suaminya meskipun ia ditinggalkan di tempat yang tidak ada makanan dan minuman.

6. Anak raja

Menurut sejarah, Siti Hajar sebenarnya adalah seorang putri raja Mesir atau Firaun. Ia bukanlah budak yang dalam konteks budak sebenarnya. Siti Hajar dijadikan budak akibat penyerangan musuh yang menyebabkan kekalahan Firaun. Akhirnya ia ditawan sebagai budak dan bernasib menjadi istri nabi Ibrahim a.s.

7. Ibu dari nabi Ismail

Siapa yang tidak mengenal Ismail? Dalam usianya yang masih sangat muda, ia mempunyai keimanan yang luar biasa. Kisahnya dalam mengorbankan diri untuk disembelih oleh ayahnya, Ibrahim, menjadi tonggak sejarah dalam perayaan Idul Adha dan ibadah haji dalam Islam.

Berikut kisahnya dalam Surat Ash Shafaat ayat 100-113.

رَبِّهَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآَخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111) وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (112) وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَى إِسْحَاقَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِنَفْسِهِ مُبِينٌ (113)

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar (yaitu Ismail). Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! Ia menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang Zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.”

Dialah anak dari Siti Hajar, wanita yang dimuliakan oleh Allah SWT. Siti Hajar dikaruniai oleh seorang anak yang sholeh berkat ketegaran dan kesabarannya dalam menjalani ujian dari Allah SWT.

8. Sabar dalam menghadapi ujian

Siti Hajar adalah salah satu wanita yang sangat sabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Kesabarannya yang begitu tinggi terbukti ketika nabi Ibrahim as meninggalkannya di tengah gurun pasir bersama sang anak.

Dengan penuh kesabaran ia melaksanakan perintah Allah yang diberikan kepadanya lewat sang suami.

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. [An-Nahl : 96]

Baca juga:

9. Husnudzhon kepada Allah

Siti Hajar tidak pernah sekalipun berburuk sangka kepada Allah SWT. Ia percaya bahwa ujian yang diberikan kepadanya adalah jalan terbaik yang disediakan oleh Allah untuknya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

Allah Ta’ala berfirman, “Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia mendapatkan keburukan.” (HR. Ahmad).

10. Ibu sejati

Ketika berada di gurun pasir dan anaknya menangis kehausan, ia berusaha sebisa mungkin mencari air kesana kemari demi anaknya. Ia bahkan rela berkali-kali menaiki dan menuruni bukit Safa Marwah hanya untuk mendapatkan air untuk anaknya yang kehausan.

11. Rendah hati

Siti Hajar bukanlah wanita yang sombong meskipun ia adalah seorang putri raja Mesir. Hal ini terlihat dari kerendahan hatinya dalam menghadapi Siti Sarah yang cemburu setelah ia melahirkan Ismail. Dengan segala kerendahan hatinya, ia mengalah dan pergi menjauh sesuai dengan perintah suaminya.

12. Selalu berdzikir

Dengan segala keimanannya, ia selalu berdzikir kepada Allah SWT. Ketika Siti Hajar diasingkan di gurun pasir, ia selalu berdzikir kepada Allah SWT. Ia tidak pernah sekalipun lupa pada Allah Sang Pencipta.

13. Selalu berdoa

Siti Hajar percaya bahwa ujian dari Allah tidak akan pernah melebihi kemampuan hambaNya. Ia selalu berdoa memohon pertolongan bagi dirinya dan anaknya.

Allah berfirman, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf : 55-56)

Itulah 13 keutamaan Siti Hajar dalam Islam. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

fbWhatsappTwitterLinkedIn