Kuku Panjang dalam Islam – Boleh atau Tidak?

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Islam adalah agama yang memberikan syariatnya kepada seluruh manusia. Sebetulnya syariat islam jika dilaksanakan tidak hanya berdampak kepada muslim saja, namun seluruh manusia yang melaksanakannaya. Perbedaannya adalah, mereka beriman atau tidak dan mereka benar-benar bertaqwa atau tidak. Jika diperhatikan tentu saja, manfaat melaksanakan ajaran islam sangatlah besar dan banyak. Tidak hanya pada satu orang saja bahkan pada masayrakat yang menjalankan ibadahnya.

Selain dari syariat mengenai ibadah spiritual, islam juga memberikan syariat yang berkenaan mengenai masalah personal manusia, kesehatan, gaya hidup, dan perilaku keseharian. Salah satunya adalah tentang kesehatan anggota badan. Termasuk kuku yang merupakan bagian dari tubuh manusia.

Hal ini sebagaimana yang Allah sampaikan dalam Al-Quran, “Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami menghendaki, Kami sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang-orang yang serupa dengan mereka.” (QS Al Insan : 2

Mengenai hidup sehat dalam islam bisa juga mengenai hal-hal berikut ini yang perlu kita tahu dan pelajari, serta diterapkan dalam keseharian:

Untuk mengetahui bagaimanakah kuku panjang dalam islam, tentu perlu kita ketahui terlebih dahulu mengenai perintah islam terhadap tubuh manusia. Hal ini akan menjelaskan mengenai cara manusia dalam mengolah dan mengatur tubuhnya agar tetap sehat.

Perintah dan Prinsip Hidup Sehat dalam Islam

Islam sangat memerintahkan untuk umatnya menjaga kesehatan dan kebersihan. Bagaimana mungkin umat islam dapat menjalankan ibadah dan misi hidup dengan sebaik-baiknya jika tidak memiliki hidup yang sehat. Perintah islam mengenai kesehatan dapat dipahami dari beberapa hal berikut ini.

  1. Tidak Mengkonsumsi yang Haram

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Al Baqarah : 173)

Perintah ini menunjukkan bahwa manusia pada intinya jika ingin hidup sehat dan kuat dilarang dan diharamkan untuk makan-makanan yang haram sebagaimana Allah sebutkan di atas. Kita ketahui bahwa makanan adalah sumber utama kita untuk bernergi dan melaksanakan hidup. Jika tanpa energi tentu kita akan menjadi lemas, tidak bertenaga, dan tentu tidak bisa beraktifitas. Sedangkan untuk bisa benar-benar melaksanakan hidup, makanan adalah hal yang harus kita pertimbangkan.

Tidak akan mungkin berkah dan sehat hidup kita jika yang kita masukkan adalah makanan haram yang dilarang oleh islam. Selain itu, begitupun juga dengan minuman. Allah telah melarang khamr untuk diminum karena didalamnya terdapat hal yang memabukkan dan membuat rusak otak kita. Membuat rusak sel-sel dalam tubuh kita dan menimbun penyakit. Untuk itu Allah mengharamkannya.

“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS Al Maidah : 91)

baca juga:

  1. Melaksanakan Olahraga

Dari Abu Hurairah r.a. katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Orang mu’min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu’min yang lemah

Selain dari makanan yang sehat, sebagaimana dijelaskan dalam hadist diatas, Islam, khususnya Rasulullah juga memerintahkan manusia untuk bisa melaksanakan olahraga. Olahraga adalah bentuk usaha kita untuk menyeimbangkan badan dan membuat badan lebih segar. Jika tidak diolah dan digerakkan tentu badan akan menjadi kaku, tidak ada pembakaran energi, lemak, dan tenaga dalam tubuh yang membuat lama kelamaah badan kita pun akan menjadi rapuh.

“Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah.” (HR. Ath-Thahawi).

Untuk itu dalam hadist di atas ditunjukkan bahwa melaksanakan olahraga dapat dengan berenang atau memanah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Olahraga ini tentunya sangat bermanfaat dan memberikan diri kita kesegaran jasmani dan rohani.

Akan tetapi, ada banyak juga olahraga yang bisa dilakukan oleh kita. Walaupun bukan memanah dan berenang, olahraga lain seperti berlari, senam, atau yang lainnya bisa juga dilakukan. Yang terpenting bukan hanya jenis olahraganya melainkan konsistensi kita melaksanakan olahraga dan bisa menjalankannya secara maksimal.

  1. Menjaga Kesucian dan Kebersihan Diri

“Sungguh, allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri” (QS Al Baqarah : 222)

Dalam setiap hari melaksanakan shalat wajib, minimal ada 5 kali kita melaksanakan wudhu. Wudhu adalah bentuk bersuci yang paling mudah. Dengan berwudhu minimal kita membersihkan bagian-bagian dari tubuh kita agar bebas dari bakteri atau kuman yang menempel. Dengan air yang mengalir tentu akan memberikan kebersihan dan kesucian dalam tubuh kita.

Selain itu, walaupun tidak ada air, islam juga mengajarkan tentang thoharoh. Thoharoh adalah membersihkan najis dengan debu atau tanah. Dari situ, maka najis atau kotoran yang menempel akan hilang. Hal ini membuktikan bahwa islam sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian diri, maka jangan sampai ada najis atau kotoran yang menempel.

Tidak hanya itu, ada juga mengenai aturan atau kewajiban untuk mandi wajib setelah junub atau berhubungan suami istri, setelah haid, atau setelah keluarnya air mani dalam tubuh kita. Hal ini agar tidak ada bakteri atau kuman menempel lebih lama dalam tubuh dan bersih dengan segera.

baca juga:

 

Memanjangkan Kuku dalam Islam

Mengenai kuku panjang dalam islam, tentunya islam tidak memberikan perintah secara spesifik yang diberikan dalam Al-Quran. Kuku yang panjang atau tidak sebetulnya bukanlah ukuran, melainkan bersih, suci, dan terawatnya atau tidak.

Namun mengenai perintah menggunting kuku terdapat dalam beberapa hadist. Diantaranya adalah :

“Perkara fitrah ada lima: Berkhitan, mencukur bulu kemaluan, menggunting kumis, menggunting kuku dan mencabut bulu ketiak.” (HR Bukhari Muslim)

Selain itu ada juga mengenai batas diguntingnya kuku dan berbagai bulu dalam tubuh yaitu, “Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam memberi kami batas waktu untuk menggunting kumis, menggunting kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan, yaitu tidak membiarkannya lebih dari empat puluh hari.” (H.R Ahmad, Muslim dan Nasa’i)

Untuk itu hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam kuku panjang atau tidak adalah :

  1. Kotor atau Sucinya

Apakah ketika kuku dipanjangkan, akan membuat kotoran, kesucian dan kebersihan tidak terjaga? Jika memanjangkan kuku malah berdampak pada kotor dan tidak sucinya kuku, maka lebih baik dihindari dan tidak usah dipelihara. Namun jika kita bisa memastikan kuku kita akan terawat dan benar-benar terjaga kebersihannya maka bisa diukur oleh diri sendiri bagaimana kepastiannya.

Selain itu, keunggulan kuku yang pendek adalah kita dengan mudah menjaga kebersihan dan merawatnya. Sedangkan kuku yang panjang pasti lebih sulit dan harus benar-benar terus dirawat. Belum lagi jika banyak kotoran yang menempel dan masuk, pasti akan sulit untuk membersihkannya. Tentunya islam tidak ingin memberatkan ummatnya, dan janganlah kita mempersulit atau menganiaya diri kita sendiri.

Islam telah mempermudah, maka permudahlah kita.

  1. Menganggu atau Membahayakan Orang Lain atau Tidak

Selain dari hal kesucian dan kebersihan, maka kita juga bisa melihat dari aspek membahayakan tau mengganggu tidaknya terhadap orang lain. Misalkan kuku kita terlalu panjang, bagaimana jika hendak bersalaman dengan orang lain, bagaimana jika harus beraktivitas yang lain, apakah akan membuat kenyamanan? Jika tidak tentu saja hal ini harus dijawab oleh kita sendiri dan peka terhadap orang lain.

Kadang, kita pun bisa tidak sadar misalnya menggaruk badan, menyentuh badan, jika kuku kita panjang tentunya akan membahayakan diri kita sendiri. Walaupun mungkin dirasa lebih cantik kuku yang panjang, tapi kuku yang sehat, alami, dan terjaga dari berbagai benda haram akan lebih baik jadinya.

baca juga:

  1. Mengganggu untuk Beribadah atau Tidak

Hal yang penting lagi harus diperhatikan adalah, apakah ketika kita memanjangkan kuku akan mengganggu ibadah atau tidak. Misalnya saja orang yang memanjangkan kuku biasanya menggunakan kutek untuk mempercantiknya, padahal diketahui kutek adalah zat yang kedap air sehingga tidak masuk air kedalamnya. Tentu akan menjadi masalah ketika berwudhu.

Hal-hal seperti itu tentunya yang harus diperhatikan, agar kita tidak terjebak pada keinginan semata. Tentunya Allah tidak hendak menjadikan manusia kesulitan dan juga terjebak pada satu hal yang membahayakan. Semuanya menjadi pilihan dan setiap pilihan tentunya memiliki konsekwensi atau resiko tersendiri.

baca juga:

Semoga hal ini menjadi semangat kita untuk terus mencapai  Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

fbWhatsappTwitterLinkedIn