Satu dari sekian banyak bulan dalam tahun hijriah yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala ialah bulan Muharram. Pada bulan ini, selain dianjurkan untuk meraih pahala orang yang menyantuni anak yatim, umat Islam juga dianjurkan untuk berpuasa sunnah.
Ada beberapa puasa sunnah yang dapat dijalankan yaitu Puasa Senin Kamis, Puasa Tasu’a dan Puasa ‘Asyura. Setiap jenis puasa sunnah tersebut memiliki manfaat yang luar biasa.
Apa sajakah manfaat puasa sunnah di bulan Muharram?
Simak selengkapnya berikut ini!
Puasa Senin Kamis
Sebenarnya Puasa Senin Kamis ini bisa dilakukan kapan saja selagi dalam waktu diperbolehkannya berpuasa. Namun, tak ada salahnya bila kita ulas dalam amalan sunnah di bulan Muharram.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 747. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi (shahih dilihat dari jalur lainnya). Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1041)
Dari ‘Aisyah, beliau mengatakan,
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari senin dan kamis.” (HR. An Nasai no. 2360 dan Ibnu Majah no. 1739. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 4897)
Salah satu manfaat dari keutamaan Puasa Senin Kamis yaitu mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Puasa Tasu’a dan ‘Asyura
Keistimewaan bulan Muharram ini karena adanya anjuran Puasa Tasu’a dan Puasa ‘Asyura yang jatuh pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Pada tahun 2019 ini, puasa sunnah ini dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 September 2019.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى الله بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam tiba di Madinah, maka beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Beliau bertanya kepada mereka: “Ada apa ini?”
Mereka menjawab, “Ini adalah hari yang baik. Pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini.”
Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam bersabda, “Saya lebih layak dengan nabi Musa dibandingkan kalian.” Maka beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa ‘Asyura.”(HR. Bukhari no. 2204 dan Muslim no. 1130)
Seperti yang tertuang dalam dalil di atas, keutamaan Puasa Tasua adalah untuk menyelisihi orang Yahudi. Sebab pada zaman kenabian, orang Yahudi memiliki kebiasaan berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja.
Setelah menjalankan Puasa Tasua, dianjurkan pula untuk melanjutkan amalan sunnah Puasa ‘Asyura. Ada kemuliaan tersendiri bagi yang menjalankannya yakni pahalanya mampu menghapuskan dosa setahun yang lalu, sebagaimana yang tertuang dalam dalil berikut ini.
Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura, dan beliau menjawab, Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Itulah ulasan mengenai manfaat puasa sunnah di bulan Muharram yang dapat Anda ketahui. Semoga Allah memberikan kita kesempatan untuk bisa mengamalkannya. Aamiin.