Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan untuk tinggal dan menetap dalam rumah. Rumah adalah bagian dari kebutuhan dasar setiap manusia yang berfungsi untuk melindungi diri dari cuaca, kenyamanan bersama keluarga, dan tentunya melindungi privasi. Tanpa rumah tentunya manusia akan tinggal di sembarang tempat, tidak ada perlindungan, dan minimnya kekuatan keluarga yang dibangun. Untuk itu, rumah adalah aset yang berharga bagi keluarga.
Memiliki tempat tinggal bukan berarti harus memiliki dengan kemewahan. Memiliki rumah substansinya adalah tempat berlindung dan fasilitas yang memadai untuk mendukung kehidupan. Bukan berarti harus mewah, besar, atau berlebih-lebihan. Ada banyak sekali orang yang menganggap bahwa rumah yang baik harus dengan ornamen mahal, design yang juga mewah atau sesuai keinginan pribadi, menurut perhitungan fengshui atau lain-lainnya.
Dalam islam dan fungsi agama, tidak ada istilah tersebut, dan tidak ada penentuan baku terkait cara atau proses dalam membangun rumah menurut islam (atau yang terdapat pada Rukun Iman dan Rukun Islam , fungsi Al-quran bagi umat manusia). Pada prinsipnya tidak berlebih-lebihan, menzalimi orang lain dan tidak peduli pada masyarakat sekitarnya.
Islam melarang umatnya untuk bermegah-megahan atau berlebih-lebihan. Hal ini sebagaimana aturan islam bahwa semakin seseorang memiliki harta yang banyak maka harus tinggii pula harta atau kekayaannya yang diberikan untuk islam. Tentu akan menjadi percuma hidup bermegah-megahan namun tidak sesuai dengan aturan Allah mengenai Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam
Kita bisa melihat ada banyak sekali orang-orang yang menimbun harta, mengkoleksi perhiasan, bahkan memiliki aset rumah yang dibangun dan dimiliki namun tidak digunakan untuk kemaslaahatan hanya digunakan untuk pajangan atau koleksi saja. Tentu saja tidak akan ada manfaatnya yang mengalir. Rumah prinsipnya adalah untuk tempat tinggal dan tempat berteduh, namun jika sampai memiliki rumah yang banyak dan tidak digunakan tentu saja itu sama dengan zalim terhadap diri sendiri. Hal ini dikarenakan kelak di akhirat akan dimintai pertanggungjawbaan yang berat.
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu”
Dalam Al-Quran bermegah-megahan dalam hal dunia akan membuat kita menjadi lalai. Sebanyak apapun harta yang dimiliki termasuk rumah yang dimiliki, tidak akan dapat membuat seseorang sanggup mengelola hartanya sendirian dan dinikmati sendirian. Manusia adalah makhluk yang terbatas termasuk dalam menikmati kebahagiaan harta berupa rumah pun juga akan terbatas. Untuk itu, tidak ada gunanya bermegah-megahan dan bermewah-mewahan dalam membangun rumah.
2. (QS At Takatsur : 6-8)
“Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)”
Setiap kemegahan yang dibangun manusia kelak akan dimintai pertanggungjawaban dan kelak akan dipertanyakan. Jika manusia tidak mampu untuk mempertanggungjawabkan tentu akan menjadi balasan di neraka jahim.
3. (QS : Al Qasas : 79-80)
“Maka keluarlah karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia : Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan karun. Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keuntungan yang besar. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu : “kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar”
Membangun rumah yang bermegah-megahan jika tidak ada manfaat dan kebaikan yang diberikan, tentu Allah akan membalasnya dan itu tidak lebih baik dari pahala yang Allah berikan kepada manusia.
4. (QS Al Hadid : 20)
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Apa yang dimiliki di dunia sejatinya adalah tipuan belaka. Ia kaan habis dan berhenti. Termasuk kebanggan dalam membangun rumah yang megah atau berlebihan akan juga sirna sesuai waktu hidup kita di dunia. Apalagi aset-aset tersebut juga tidak akan pernah dibawa mati oleh manusia.
Membangun rumah yang baik menurut islam sebetulnya tidak ada aturan baku namun Allah memberikan dasar-dasarnya saja dalam Al-Quran. Berikut adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika membangun rumah yang baik dan membawakan keberkahan.
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya maka dalam membangun rumah atau harta apapun itu untuk kepemilikan pribadi tidak bisa secara bermegah-megahan atau berlebihan. Andai kata dalam satu keluarga itu hanya terdapat 4 orang (Ayah, Ibu dan 2 orang anak) tentu saja berlebihan jika memiliki rumah yang sebesar istana dan memilikinya lebih dari satu rumah. Apa tujuannya jika hanya untuk bermegah-megahan, mengumpulkan harta dan menjadikannya sebagai kebangaan pribadi.
Untuk itu perlu diingat bahwa bermegah-megahan dan berlebihan hanya akan melalaikan dan mengantarkan manusia ke jalan neraka. Jangan sampai kelak Allah meminta pertanggungjawaban dan kita tidak bisa mempertanggungjawabkannya.
2. Kondusif untuk Sarana Ibadah
Rumah yang baik adalah rumah yang di dalamnya anggota keluarga tersebut dapat kondusif untuk melaksanakan ibadah. Untuk itu, diusahakan agar ada sarana ibadah minimal musholla, alat shalat, al-Quran yang mendukung seseorang untuk dapat beribadah dengan baik dan khusuk. Akan menjadi percuma jika rumah yang besar, dengan ornamen megah dan mewah namun di dalamnya tidak terdapat sarana dan kondusifitas untuk beribadah.
3. Kondusif untuk Membangun Keluarga yang Sakinah ma Waddah wa Rahmah
Hal yang juga terpenting ketika akan membangun rumah adalah bukan hanya pada aspek fisiknya namun pada aspek keberkahan di dalamnya. Akan menjadi percuma jika seseorang hanya membangun rumah secara fisik namun keluarga yang menempati tidak menjadi dan terbangun keluarga yang sakinah ma waddah dan rahmah. Untuk itu, aspek ini juga harus dibangun agar rumah berkah segalanya dengan keluarga yang sakinah menempatinya.
Untuk itu, yang paling terpenting dalam membangun rumah kelak adalah dapat tercapainya tujuan membangun Keluarga Sakinah Dalam Islam dan Keluarga Harmonis Menurut Islam. Hal ini dikarenakan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah adalah impian setiap pasangan keluarga.
Rumah Tangga Menurut Islam tentunya membutuhkan komitment pasangan yang siap menjalani dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Perselingkuhan dalam Islam dan Konflik dalam Keluarga terjadi karena rumah tangga tersebut dijalankan dengan kurang teroganisir. Mementingkan membangun rumah secara fisik namun tidak mempertimbangkan pembangunan keluarga nya tentu akan menjadi rumah yang sia-sia dan jauh dari keberkahan.
4. Sarana dan Fasilitas yang Cukup
Sarana dan fasilitas yang cukup bertujuan untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini misalnya keberadaan :
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…