Didalam Islam memang terdapat ilmu filsafat, dan bahkan ilmu filsafat Islam telah ada sejak lama dan para filsuf Islam lebih dulu lahir dan ada sebelum era filsuf barat maupun Yunani, seperti Plato, Socrates, atau Karl Marx.
Filsafat dan Islam memang dua hal yang berbeda, filsafat adalah tentang pemikiran berdasarkan logika dan sedangkan agama adalah perkara manusia dengan Sang Pencipta. Namun, perbedaan tersebut tidak lantas membuat filsafat menjadi bertentangan dengan agama, justru kehadiran filsafat menjelaskan dan membuktikan pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam agama. Dan bahkan adanya ilmu filsafat dalam Islam telah melahirkan aliran baru dalam bertasawuf, yaitu tasawuf falsafi (baca : pengertian tasawuf).
Islam memandang filsafat sebagai ilmu pengetahuan, namun tidak semua paham dalam filsafat dapat diterima dan diterapkan dalam Islam, salah satu contohnya adalah filsafat materialis. Materialisme merupakan sebuah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi (uang, emas, harta, dll). Orang yang menganut paham materialisme disebut materialis, mereka memandang hidup berdasarkan segala sesuatu yang berupa dalam kebendaan, dan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasnamakan alam indra. Bahkan para penganut materialis tersebut tidak meyakini adanya alam gaib dan selalu berpikir bahwa materi adalah satu-satunya substansi. Mereka dapat disebut sama dengan penganut Atheis (orang yang tidak percaya adanya Tuhan). Karena ketika seseorang tidak mempercayai adanya alam ghaib, bagaimana bisa mereka mempercayai keberadaan Tuhan yang tidak kasat mata? Sedangkan alam ghaib menurut Islam adalah benar adanya dan wajib diimani bagi kaum muslim.
Islam dan ilmu pengetahuan memang saling berkaitan satu sama lain, dan merupakan aspek penting dalam kehidupan. Baik Islam maupun ilmu pengetahuan memiliki peranannya masing-masing, Islam sebagai sebuah agama memiliki fungsinya, yaitu sebagai tiang kehidupan manusia sebagaimana fungsi agama bagi kehidupan. Sedangkan ilmu pengetahuan adalah sebagai sarana agar manusia dapat bertahan hidup untuk memenuhi dan mencapai tujuan penciptaan manusia.
Dan berikut ini adalah pandangan islam terhadap filsafat materialis :
Filsafat materialis adalah paham yang memandang segala sesuatu dari sudut materi, sedangkan di dalam Islam tidak mengajarkan umatnya untuk memandang segala sesuatu dari materi, karena materi adalah kenikmatan dunia semata.
Orang yang menganut paham materialis tidak akan segan untuk melakukan fitnah dalam Islam guna untuk menyingkirkan orang yang menghalanginya dalam mendapatkan materi yang ia inginkan.
Materi hanya dapat dinikmati di kehidupan dunia, tidak dengan akhirat. Oleh sebab itu, didalam Islam tidak diajarkan untuk berpaham materialis. Karena didalam Islam masih ada kehidupan yang abadi dari kehidupan dunia, dan untuk memperolehnya tidak dapat diukur dengan materi.
Paham materialis juga menanamkan pemikiran, bahwasannya kemuliaan seseorang diukur dari materi yang ia punya. Semakin banyak materi yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi kemuliaannya dan harus dihormati. Dan kebalikannya, orang yang memiliki materi sedikit dipandang rendah dan dihina.
Paham materialis yang memandang segalanya dari segi materi, tidak dapat dipungkiri bahwa paham tersebut dapat membuat manusia melupakan pencipta-Nya.
Orang yang menganut paham materialisme akan menimbulkan salah satu penyakit hati menurut Islam, yaitu iri. Ketika orang yang berpaham materialisme melihat orang lain memiliki materi lebih darinya, maka ia akan merasa iri hati, karena tolak ukur hidupnya berdasarkan materi.
Orang yang menganut paham materialis pasti akan selalu berambisi untuk menjadi kaya, karena bagi para penganut materialis ini, kebahagiaan mereka terdapat pada seberapa banyak materi yang mereka miliki.
Wahn (cinta dunia takut mati), adalah suatu penyakit yang dikhawatirkan menimpa kaum muslimin dan menjadi kelemahan bagi mereka. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
”Hampir-hampir umat-umat yang ada saling menyeru untuk menyerbu kalian sebagaimana para penyantap makanan menyerbu nampan makanannya.” Lalu seorang sahabat bertanya “Apakah dengan sebab jumlah kita yang sedikit wakktu itu?” Rasulullah pun menjawab “Bahkan kalian pada waktu itu sangat banyak, akan tetapi kalian bagaikan buih banjir. Dan sungguh Allah akan mencabut rasa gentar terhadap kalian dari dada-dada musuh kalian, dan Allah akan menimpakan kedalam hati kalian sikap wahn.” Dan seorang sahabat bertanya “Apa itu Wahn, wahai Rasulullah?” Beliau pun menjawab, “Wahn adalah cinta dunia dan takut mati.”
Sebagai muslim kita harus tahu, bahwasannya hubungan ilmu kalam dengan filsafat adalah untuk memperkuat keyakinan kita pada kekuasaan Allah SWT. dan filsafat membuktikan kepada kita bahwa apa yang dijelaskan dalam Islam memang benar adanya dan ada yang dapat dibuktikan dengan logika.
Sekian, semoga bermanfaat (:
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…