Islam memberikan tempat yang mulia bagi wanita dan islam menyetarakan kedudukan wanita dengan kaum pria. Dalam al-Qur‟ān sendiri tidak ditemui satu buktipun pun tentang apa yang disampaikan dalam kitab-kitab suci lain bahwa wanita diciptakan lebih rendah dari pria atau bahwaHawa diciptakan dari salah satu tulang rusuk kiri Adam. Di samping itu, dalam Islam tidak ada satu pun hal yang dapat digunakan untuk memandang rendah dan pun yang meremehkan wanita berkenaan dengan kodrat dan bawaanya sebagai mana yang dijelaskan dalam ayat berikut ini :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allāh dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allāh; Sesungguhnya Allāh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Taubah :71)”
Memang wanita adalah hamba Allah yang lemah dibandingkan dengan laki-laki, meskipun demikian wanita dalam islam memiliki peran amat besar dalam kehidupan masyarakat dan agama. Tanpa keberadaan wanita, kehidupan di dunia tidak akanberjalan semestinya karena wanita adalah pencetak generasi yang baru. Apabila muka bumi ini hanya ditinggali oleh laki-laki, maka mungkin kehidupan sudah berakhir sejak zaman dahulu. Oleh sebab itu, keberadaan dan peran wanita tidak bisa diremehkan dan diabaikan, karena sesungguhnya dibalik semua rangkaian dan keberhasilan di situ ada peran wanita. Wanita memiliki peranan penting dalam kehidupan keluarga ekonomi, politik, pendidikan, agama dan sosial budaya. Adapun peran wanita dalam islam dijelaskan sebagai berikut :
Peran Wanita Sebagai Seorang Anak
Dalam sebuah keluarga, anak perempuan layak mendapatkan posisi dan perlakuan yang sama dengan anak laki-laki. Seorang anak perempuan dalam keluarganya berperan sebagai pemelihara tradisi, nilai-nilai dan norma yang ada pada keluarga dan masyarakat. Anak peremopuan yang memiliki sifat lembut berperan menjaga kemuliaan keluarganya dengan menjaga diri dan kehormatannya serta menuntut ilmu intuk membahagiakan orangtuanya. Anak perempuan juga berperan dalam membantu tugas-tugas rumah tangga dalam keluarganya.
Peran Wanita Sebagai Seorang Isteri
Setelah menikah, seorang anak perempuan tidak hanya berperan penting bagi keluarganya melainkan juga berperan dalam kehidupan suaminya dan anak-anaknya kelak. Seorang istri yang shalehah 9baca ciri-ciri istri shalehah) memiliki peranan penting dibalik seorang suami yang shaleh terutama saat suaminya memperoleh kesuksesan maupun mendapatkan ujian.
Seorang istri berperan dalam mengurus kebutuhan suaminya dan mendukungnya serta memberikan nasihat untuk kemanjuan sang suami. Ia juga berperan dalam mendukung sang suami saat tertimpa musibah atau masalah yang menyebabkan jiwanya tergoncang sehingga tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. Seorang Istri yang shalehah akan selalu memberi dorongan untuk terus maju memberi dukungan pada suaminya agar tetap semangat dalam menapaki ujian dan berusaha menenangkannya agar ia tetap sabar dan bersyukur. (baca membangun rumah tangga dalam islam)
Di antara kewajiban dan peran istri terhadap suami adalah sebagai berikut
- Taat kepada Suami dalam hal kebaikan
- Tidak Keluar rumah melainkan atas izin suami
- Tidak menjauhi tempat tidur suami
- Ridho dengan apa yang Allah berikan.kepadanya
- Berhias dan memakai wangi-wangian saat suami berada di rumah
- Melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.dan mengurus anak-anak
- Berlemah lembut dalam bersikap dan bertutur kata manis
Peran Wanita Sebagai Seorang Ibu
Begitu pentingnya tugas ibu dan peranannya bagi seseorang hingga Rasulullah SAW bersabda bahwa surga ada di telapak kaki ibu dan ibu adalah orang yang harus dihormati sebelum ayah. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits berikut ini
“Wahai Rasulullah siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya? Rasulullah menjawab ; ‘Ibumu’, kemudian siapa? ‘Ibumu’, jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, kemudian siapa? ‘Ibumu’, kemudian siapa, tanya orang itu lagi, ‘kemudian ayahmu’, jawab beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebagai mana yang kita ketahui wanita adalah guru pertama bagi seorang anak, sebelum ia dididik oleh orang lain. Sejak Allah meniupkan ruh pada rahim seorang wanita, proses pendidikan anak sudah dimulai. Seorang ibu berperan mendidik anaknya sejak ia masih dalam kandungan dan membiasakannya dengan kebiasaan yang sesuai dengan agama islam. Adapun pendidikan yang seharusnya ditanamkan seorang ibu pada anaknya mencakup hal-hal berikut ini :
a. Pendidikan Akidah
Seorang ibu berperan menanamkan akidah sedini mungkin pada anaknya sehingga anak tersebut dapat mengetahui bahwa kita hidup tidak semau kita dan perilaku kita diawasi oleh Allah SWT. Seorang ibu juga harus menyakinkan pada anak siapa dirinya dan untuk apa ia hidup serta siapa yang wajib ia sembah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanamkan keenam hal dalam rukun iman sejak dini pada sang anak.(baca cara mendidik anak yang baik menurut islam dan pendidikan anak dalam islam)
b. Pendidikan Ibadah
Pendidikan ibadah dimulai sejak masa kehamilan dimana ibu mengajarkan calon bayinya untuk melaksanakan ibadah sehari-hari seperti sholat baik shalat wajib maupun sunnah (baca macam-macam shalat sunnah), puasa (baca puasa ramadhan dan keutamaan puasa senin kamis ), bersedekah (baca keutamaan bersedekah), membaca Alquran (baca manfaat membaca alqur’an), berdoa (baca penyebab doa tidak dikabulkan) , berdzikir (baca keutamaan berdzikir), dan lain sebagainya bahkan berpuasa jika ia mampu.
Walaupun calon anak belum memahami apa yang dilakukan oleh ibunya,hingga ia dewasa. Anak yang diajarkan untuk beribadah sejak dini tidak akan merasa berat atau kesulitan untuk mengerjakan ibadah ketika ia beranjak dewasa kelak karena ia sudah terbiasa melihat dan mendengar ibunya melaksanakan ibadah.
c. Pendidikan Akhlak
Pembiasaan akhlak yang baik pada seorang anak tidak perlu menunggu anakhingga ia dewasa. Seorang ibu berperan menanamkan pendidikan akhlak pada anaknya sejak usia dini. Jika sejak berada dalam kandungan seorang anak dibiasakan untuk menghargai dan mencintai orang lain, maka ketika ia lahir, ia pun akan berusaha untuk menghargai dan mencintai orang lain. Seorang ibu juga dapat menanamkan dan mencontohkan sifat atau akhlak mulia seperti sifat sabar, tawadlu, rendah hati, pemurah, suka menolong orang lain dan lainnya agar ketika dewasa akhlak itu telah melekat pada dirinya. (baca cara meningkatkan akhlak terpuji)
Peran Wanita Dalam Masyarakat
Adapun peran wanita dalam masyarakat telah lama diketahui dan diakui bahkan sejak zaman Rasulullah SAW. Dalam masyarakat khususnya dalam agama islam seorang wanita berperan dalam dakwah bahkan dalam peperangan atau jihad.
a. Peran Wanita dalam Dakwah.
Di samping berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus keluarganya seorang wanita juga berperan mendidik generasinya agar menjadi pemuda-pemudi islami yang berakhlak mulia dan berpendidikan serta taat kepada ajaran agama. Seorang wanita boleh bekerja diluar rumah untuk mengisi peran dan tugasnya tersebut dalam masyarakat. Ia dapat menjadi guru bagi anak-anak maupun memberikan pelajaran pada wanita lain dilingkungannya. (baca hukum wanita bekerja dalam islam)
b. Peran Wanita dalam Peperangan dan Jihad.
Tidak hanya kaum pria saja, para wanita memiliki peran dalam jihad dan peperangan. Peran seorang wanita dalam peperangan atau jihad diantaranya adalah Memberikan makanan atau minuman, mengobati luka-luka akibat perang, mempersiapkan bekal dan lain sebagainya. Apabila para wanita melakukan hal tersebut dengan maka pahala yang mereka dapat setara dengan mereka atau kaum pria yang berjihad.
Sebagaimana yang diriwayatkan dalam sejarah islam, ketika terjadi perang Yarmuk,dimana Khalid bin Walid bertindak sebagai panglima menugaskan para wanita, diantaranya Khansa`, untuk berbaris di belakang barisan laki-laki dengan jarak yang cukup jauh untuk menghalau para prajurit pria yang ingin melarikan diri. Para wanita saat itu dibekali pedang kayu dan batu selain itu Shafiyah binti Abdul Muthalib bahkan pernah membunuh seorang Yahudi pengintai dalam peperangan serta masih banyak lagi contoh-contoh nyata peran wanita dalam kehidupan yang dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua.