Al-Qur’an diturunkan dalam Bahasa Arab, namun siapapun yang mempelajari bahasa arab akan menyatakan bahwa bahasa Al-Qur’an tidak berasal dari bumi.
Nilai sastra Al-Qur’an begitu tinggi, hingga tak ada satupun ahli sastra yang mampu menirunya. Berikut perbedaan bahasa Arab dan bahasa Alquran.
1. Berdasarkan Pemilihan Bahasanya
Sebuah usaha gagal pernah terjadi pada zaman Musailamah Al Kadzab, seorang nabi palsu yang hadir setelah wafatnya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Salah satu ayat populer yang dibuat Musailamah dan pengikutnya adalah sebagai berikut,
“Yâ wabr, yâ wabr, innamâ anti udzunâni wa shadr, wa sa’irûki hafru naqr” (Wahai kelinci/hiraks, wahai hiraks/kelinci, sungguh kau hanya memiliki dua telinga dan satu dada. Selebihnya kau pembuat galian dan lubang).”
Ayat ini justru terlihat konyol dan tak bermakna. Hal ini diterangkan Allah dalam tantangan yang tersurat pada QS Al-Baqarah ayat 23-24.
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَArtinya: “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al-Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 23).
فَاِنۡ لَّمۡ تَفۡعَلُوۡا وَلَنۡ تَفۡعَلُوۡا فَاتَّقُوۡا النَّارَ الَّتِىۡ وَقُوۡدُهَا النَّاسُ وَالۡحِجَارَةُ ۖۚ اُعِدَّتۡ لِلۡكٰفِرِيۡنَ24.
Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan (pasti) tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Tantangan ini semakin dipertegas dalam QS. Al-Isra ayat 88.
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Artinya: “Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al-Quran itu”, Katakanlah : “(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar”. (Q.S. Huud [11]: 13).
Al-Qur’an, sastra dan percakapan manusia biasa dalam bahasa Arab memiliki perbedaan yang jelas, salah satunya di pemilihan bahasa.
2. Berdasarkan Jenisnya
Ada tiga jenis Bahasa Arab: amiyah, fusha, dan bahasa Al-Qur’an. Berikut penjelasannya.
- Bahasa ‘Amiyah
Bahasa ‘amiyah adalah bahasa yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Bahasa ini bisa mengalami perbedaan sesuai dengan wilayah tempatnya diucapkan.
Bahasa ‘amiyah cenderung simpel, biasanya memiliki bentuk ucapan yang lebih ringan dan tak terlalu mematuhi pakem tata bahasa, dan bentuk tertulis yang mengikuti pakem namun masih bisa dinikmati seluruh pembicara bahasa Arab.
- Bahasa Fusha
Bahasa fusha bisa dikatakan bahasa formal atau sastrawi. Bahasa ini jarang digunakan sehari-hari karena rasa formalnya.
Bahasa fusha biasanya mengikuti pakem tata bahasa dengan ketat.
- Bahasa Al-Qur’an
Banyak dalil yang menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab, walaupun banyak orang yang meyakini bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasanya sendiri.
Misalnya Firman Allah dalam QS Thaha ayat 113 dan Asy-Syuara ayat 192-195 di bawah ini.
Dan demikianlah Kami menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau Al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. (QS. Thaha: 113)
Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin, ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. As-Syu’ara: 192-195)
Bahasa Arab yang digunakan dalam Al-Qur’an adalah bahasa yang sangat tinggi.
3. Berdasarkan Cara membaca
Selain itu, bahasa Al-Qur’an juga memiliki aturan baca tertentu. Pada bagian selanjutnya akan dibahas tentang perbedaan bahasa Al-Qur’an dibandingkan dengan salah satu tipe bahasa Arab, fusha.
Salah satu beda yang mendasar adalah adanya hukum bacaan tajwid (cara baca) yang harus dipahami untuk memperbagus bacaan Al-Qur’an.
Tajwid mengandung cara baca yang harus dipatuhi agar kita dapat membaca Al-Qur’an sebagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dan meminimalisir salah baca.
Apa saja tajwid yang membedakan bahasa Arab Fusha dan Al-Qur’an?
- Penggunaan ghunnah/ dengung (bunyi -ng samar yang berpusat pada hidung. Dalam Al-Qur’an, bunyi ghunnah diatur hanya dua harakat, sementara pada bahasa fusha tidak ada.
- Mad (tanda panjang) dalam Al-Qur’an memiliki aturan panjang baca: 2 harakat, 2,5 harakat, 4 harakat hingga 6 harakat. Sementara dalam bahasa fusha biasanya hanya dua harakat.
- Karena dua aturan di atas, Al-Qur’an menjadi enak dibaca dengan Tartil berirama. Bahasa fusha tentu saja tidak dibaca dengan irama. Hal ini menjadikan Al-Qur’an tak hanya indah dari segi substansi dan tatanan, tapi juga dari segi estetika.