Puasa Sunnah di Bulan Muharram yang Bisa Kamu Amalkan

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Puasa sunnah merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan. Menurut pengertiannya, puasa ialah menahan diri dari lapar dan haus, serta dari segala hal yang mampu membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Manfaat dari puasa ini lebih dari sekadar mengistirahatkan perut. Tetapi lebih dari itu, puasa dapat menjadi saran untuk melatih diri agar lebih sabar dan sederhana.

Jika puasa wajib dijalankan pada bulan Ramadhan, puasa sunnah ini dapat dijalankan pada hari-hari biasa yang tidak ada larangan untuk berpuasa. Salah satunya ialah bulan Muharram. Puasa sunnah merupakan amalan di bulan Muharram yang istimewa.

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda:

‏أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan shalat malam merupakan shalat yang paling utama sesudah shalat fardhu” (HR. Muslim, no. 1982).

Lantas, apa sajakah macam-macam puasa sunnah di Bulan Muharram?

Simak selengkapnya berikut ini!

Puasa Sunnah Senin Kamis

Puasa sunnah Senin Kamis ialah puasa yang dilakukan pada Hari Senin dan Kamis dalam setiap pekan. Kecuali bila hari tersebut bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan Hari Tasyrik yang diharamkan untuk berpuasa.

Keutamaan Puasa Senin Kamis terdapat dalam dalil berikut ini.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan,

إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَحَرَّى صِيَامَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai no. 2362 dan Ibnu Majah no. 1739. All Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Puasa Tasu’a dan Puasa ‘Asyura

Puasa Tasu’a jatuh pada tanggal 9 Muharram dan Puasa ‘Asyura jatuh pada tanggal 10 Muharram. Keduanya merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam. Puasa Tasu’a untuk menyelisihi puasa ahli kitab. Sedangkan Puasa ‘Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Sebagaimana yang tertuang dalam hadits berikut ini.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata, “Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada hari itu, mereka berkomentar, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya hari ‘Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW pun menjawab, ‘Kalau begitu, pada tahun depan insya Allah kita berpuasa pada hari kesembilan’. Dan belum tiba tahun yang akan datang, namun Nabi SAW sudah wafat” (HR. Muslim no. 1916).

Adapun dalil tentang keutamaan Puasa ‘Asyura ialah sebagai berikut.

Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Puasa hari ‘Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu” (HR. Muslim no. 1975).

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

“Dari Abu Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Puasa ‘Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).

Itulah beberapa puasa sunnah yang dianjurkan pada bulan Muharram. Semoga kita semua dapat mengamalkannya dengan baik. Sebaiknya pelajarilah syarat dan ketentuan sebelum menjalani puasa sunnah tersebut agar tidak menjadi jenis amal yang sia-sia dalam Islam.

Akan lebih baik lagi jika Anda mengawali bulan Muharram ini dengan membaca doa awal Muharram dan memperbanyak amal-amal baik.

fbWhatsappTwitterLinkedIn