Mimpi adalah sesuatu yang terlihat atau dialami seseorang ketika dia tidur. Semua orang pasti pernah mengalami mimpi dalam tidurnya, dan biasanya mimpi juga disebut sebagai bunga tidur. Dan dalam segi keagamaan, dalam Islam mimpi juga bisa jadi memiliki arti. Hal tersebut telah terbukti melalui beberapa Nabi, sebagian dari Nabi menerima wahyu dan petunjuk dari Allah SWT. melalui mimpi. Contohnya : Nabi Ibrahim yang diberikan perintah oleh Allah untuk menyembelih anaknya (Ismail), hal tersebut Allah sampaikan melalui mimpi Nabi Ibrahim.
Dalam (QS. As-Saffat ayat 102), Allah berfirman :
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup beerusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) mnjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkaku akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa mimpi yang dialami oleh Nabi Ibrahim merupakan sebuah perintah yang diturunkan kepadanya. Dan sebagai hamba Allah yang taat, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah yang Allah berikan melalui mimpinya tersebut. Beliau menyembelih anaknya (Nabi Ismail) namun, karena ketaatannya, Allah mengganti anak Nabi Ibrahim yang akan disembelih dengan seekor domba dari surga.
Lalu apa tafsir mimpi menurut Islam?
Tafsir Mimpi Menurut Islam
Mimpi yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai bunga tidur terkadang juga memiliki makna. Dalam sumber syariat Islam, ada beberapa hadits yang membahas perkara mengenai tafsir mimpi. Dan dalam zaman kenabian dahulu, mimpi juga menjadi sebuah perintah, wahyu atau petunjuk yang oleh berikan kepada beberapa Nabi dalam tidurnya. Dan mimpi seorang yang mukmin merupakan salah satu bagian dari 46 bagian kenabian.
Dalam Islam mimpi ada tiga macam, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu’ alaihi wa sallam dalam sabdanya berikut ini :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda : “Mimpi itu ada tiga macam : bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.” (HR. Bukhari)
- Mimpi yang merupakan berasal dari setan
Mimpi yang berasal dari setan merupakan mimpi buruk. Setan akan selalu menggoda manusia setiap, dan termasuk didalam tidur. Setan memiliki andil dalam memainkan mimpi manusia, sehingga manusia sering bermimpi buruk, hal tersebut dilakukan setan untuk mengganggu manusia.
- Mimpi adalah kebar gembira dari Allah
Mimpi dapat bermakna sebagai kabar gembira dari Allah, dan hal tersebut terbukti pada zaman kenabian.
Dari Abi Sa’id, Rasulullah bersabda : “Mimpi yang baik adalah bagian dari 46 bagian kenabian.” (HR. Bukhari)
Seperti halnya Nabi Yusuf, yang dalam Al-Qur’an dikisahkan bahwa bermimpi melihat sebelas bintang, sebuah bulan dan matahari yang bersujud kepadanya. Dan setelah terbangun dari tidur, Nabi Yusuf menceritakan mimpinya tersebut kepada sang ayah (Nabi Yaqub), lalu Nabi Yaqub menafsirkan mimpi anaknya tersebut bahwasannya Nabi Yusuf akan yang terkenal sangat tampan tersebut akan menjadi seorang pilihan Allah. Dan sebelas bintang yang dilihatnya itu adalah saudara-saudaranya, bulan adalah ibunya dan matahari adalah ayahnya. Dan Nabi Yaqub meminta agar Nabi Yusuf tidak menceritakan perihal mimpinya tersebut kepada siapapun termasuk saudara-saudara, karena dikhawatirkan mereka akan merasa iri dengki dalam Islam yang merupakan penyakit hati menurut Islam. Dan Nabi Yusuf pun menuruti perintah ayahnya.
Dan bahkan diantara banyaknya macam-macam mukjizat nabi, salah satunya adalah mampu menakwilkan atau menafsirkan mimpi, dan itu adalah mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Yusuf.
- Mimpi bisikan hati
Mimpi bisikan hati maksudnya adalah, mimpi yang timbuk akibat angan-angan sendiri, atau mimpi yang dibuat sendiri oleh orang yang mengalaminya. Misalnya: seseorang sedang memikirkan sesuatu atau mempunyai beban pikiran ketika sebelum tidur, maka hal tersebut dapat terbawa-bawa kedalam mimpinya ketika dia tidur. Dan mimpi yang berikut ini tidak memiliki makna apapun, selain sebagai bunga tidur semata.
Dan didalam Islam juga terdapat hadits yang melarang agar kita tidak menceritakan mimpi yang kita alami kepada siapapun. Seperti kisah seorang Arab Baddui berikut ini.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Seorang Arab badui datang menemui Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulullah, aku bermimpi kepalaku dipenggal lalu menggelinding kemudian aku berlari kencang mengejarnya.” Rasulullah pun mengatakan “Janganlah kaku ceritakan kepada orang lain kelakuan setann yang mempermainkan dirimu di alam mimpi.” Setelah kejadian itu, aku mendengar Rasulullah menyampaikan dalam khutbahnya : ”Jangan sekali-kali kalian menceritakan ulah setan yang mempermainkan kalian dalam alam mimpi.” (HR. Muslim)
Rasulullah menganjurkan agar kita melupakan mimpi yang terjadi pada kita, karena hal tersebut sesungguhnya lebih baik bagi kita. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda :
“Apabila kalian mengalami mimpi buruk, hendaknya meludah ke kiri 3 kali, dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak buruk mimpi. Kemudian, jangan ceritakan mimpi itu kepada siapapun, maka mimpi itu tidak akan memberikan dampak buruk kepadanya.” (HR. Bukkhari dan Muslim)
Jadi, tafsir mimpi dalam Islam sebenarnya tidak perlu diyakini karena tidak bermakna apapun, kecuali pada zaman kenabian terdahulu. Dan sebagai muslim yang baik, alangkah baiknya jika kita tidak meyakini mimpi yang kita alami karena hal tersebut dikhawatirkan akan menjadi perbuatan syirik dalam Islam dan sebaiknya kita mengikuti apa yang dianjurkan Rasulullah kepada umatnya dan tetaplah berpedoman pada dasar hukum Islam.
Sekian, semoga bermanfaat (: