6 Adab Dan Waktu yang Baik Untuk Bertamu Dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Islam sebagai agama yang sempurna sangat memperhatikan silaturahim. Berkunjung atau bertamu kepada rumah saudara, keluarga, tetangga atau teman sangat banyak faedahnya. Diantaranya adalah untuk menguatkan silaturahim dan kasih sayang diantara kaum muslimin. Berikut ini adab-adab dan waktu yang harus diperhatikan saat bertamu:

  1. Memilih waktu yang tepat

Waktu-waktu yang tidak tepat untuk kunjungan adalah:

  • Waktu Shalat atau waktu dzikir dan membaca al-Qur’an.
  • Waktu bekerja
  • Waktu istirahat
  • Waktu berkumpulnya keluarga

Dalam surah an-Nur ayat 58 merangkan bahwa bertamu hendaknya tidak dilakukan pada 3 waktu, yakni sebelum shalat Subuh, waktu tidur siang dan setelah shalat Isya. Pada waktu-waktu tersebut umumnya pemilik rumah tidak siap menerima tamu dan merupakan waktu istirahat mereka.

  1. Mengucapkan Salam dan Meminta Izin

Kildah ibn al-Hambal radhiallahu’anhu berkata,

“Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap salam. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan ‘assalamu’alaikum’, boleh aku masuk?’” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Meminta izin hendaknya dilakukan tidak lebih dari 3 kali, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika minta izin disertai ketukan maka hendaknya mengetuk dengan ketukan yang sekedarnya dan bukan ketukan yang mengganggu seperti ketukan keras yang mungkin mengagetkan atau sengaja ditujukan untuk membangunkan pemilik rumah. Anas bin Malik radhiallahu’anhu menceritakan

“Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR. Bukhari)

Jika telah meminta izin tiga kali namun tidak ada jawaban atau tidak diizinkan, maka itu berarti kita harus menunda kunjungan kita kali itu.

  1. Posisi Berdiri Tidak Menghadap Pintu Masuk

Hendaknya posisi berdiri tamu tidak di depan pintu dan menghadap ke dalam ruangan saat meminta izin.

Abdullah bin Bisyr ia berkata, “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan assalamu’alaikum… assalamu’alaikum…” (HR. Abu Dawud)

Dengan posisi demikian, apa yang ada di dalam rumah tidak langsung terlihat oleh tamu sebelum diizinkan oleh pemilik rumah.

  1. Tidak Mengintip

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencela dan memberi ancaman kepada para pengintip, sebagaimana dalam sabdanya,

“Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu.” (HR. Bukhari)

  1. Jika Pemilik Rumah Bertanya “Siapa?” maka Dijawab Dengan Nama Jelas

Pemilik rumah terkadang ingin mengetahui tamunya sebelum membuka pintu, tamu harus menjawab dengan nama yang jelas. Tidak sekedar menjawa, “Saya” atau “aku”. Jabir radhiallahu’anhu berkata, “Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku mengetuk pintu, lalu beliau bertanya, ‘Siapa?’ Maka Aku menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau bertanya, ‘Saya, saya?’ Sepertinya beliau tidak suka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

  1. Pulang Kembali Jika Disuruh Pulang

Pengunjung atau tamu harus siap untuk pulang dengan lapang dada jika tuan rumah tidak berkenan menerima kunjungannya pada saat itu. Hendaknya ia tidak tersinggung atau merasa dilecehkan. Ia harus menyadari bahwa manusia memiliki banyak udzur, keperluan, dan kepentingan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,

“Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih suci bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nuur: 28).

Semoga beberapa penjelasan adab dan waktu untuk bertamu ini bermanfaat bagi kita dalam menjaga ukhuwah dan jalinan silaturrahim.

fbWhatsappTwitterLinkedIn