atā amrullāhi fa lā tasta’jilụh, sub-ḥānahụ wa ta’ālā ‘ammā yusyrikụn
1. Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
yunazzilul-malā`ikata bir-rụḥi min amrihī ‘alā may yasyā`u min ‘ibādihī an anżirū annahụ lā ilāha illā ana fattaqụn
2. Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, (dengan berfirman) yaitu, “Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku), bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.”
khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq, ta’ālā ‘ammā yusyrikụn
3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan kebenaran. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
khalaqal-insāna min nuṭfatin fa iżā huwa khaṣīmum mubīn
4. Dia telah menciptakan manusia dari mani, ternyata dia menjadi pembantah yang nyata.
wal-an’āma khalaqahā lakum fīhā dif`uw wa manāfi’u wa min-hā ta`kulụn
5. Dan hewan ternak telah diciptakan-Nya, untuk kamu padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan.
wa lakum fīhā jamālun ḥīna turīḥụna wa ḥīna tasraḥụn
6. Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan).
wa taḥmilu aṡqālakum ilā baladil lam takụnụ bāligīhi illā bisyiqqil-anfus, inna rabbakum lara`ụfur raḥīm
7. Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. Sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang,
wal-khaila wal-bigāla wal-ḥamīra litarkabụhā wa zīnah, wa yakhluqu mā lā ta’lamụn
8. dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui.
wa ‘alallāhi qaṣdus-sabīli wa min-hā jā`ir, walau syā`a lahadākum ajma’īn
9. Dan hak Allah menerangkan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar).
huwallażī anzala minas-samā`i mā`al lakum min-hu syarābuw wa min-hu syajarun fīhi tusīmụn
10. Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu.
yumbitu lakum bihiz-zar’a waz-zaitụna wan-nakhīla wal-a’nāba wa ming kulliṡ-ṡamarāt, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy yatafakkarụn
11. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.
wa sakhkhara lakumul-laila wan-nahāra wasy-syamsa wal-qamar, wan-nujụmu musakhkharātum bi`amrih, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy ya’qilụn
12. Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bin-tang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti,
wa mā żara`a lakum fil-arḍi mukhtalifan alwānuh, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy yażżakkarụn
13. dan (Dia juga mengendalikan) apa yang Dia ciptakan untukmu di bumi ini dengan berbagai jenis dan macam warnanya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
wa huwallażī sakhkharal-baḥra lita`kulụ min-hu laḥman ṭariyyaw wa tastakhrijụ min-hu ḥilyatan talbasụnahā, wa taral-fulka mawākhira fīhi wa litabtagụ min faḍlihī wa la’allakum tasykurụn
14. Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
wa alqā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bikum wa an-hāraw wa subulal la’allakum tahtadụn
15. Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
wa ‘alāmāt, wa bin-najmi hum yahtadụn
16. dan (Dia menciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang mereka mendapat petunjuk.
a fa may yakhluqu kamal lā yakhluq, a fa lā tażakkarụn
17. Maka apakah (Allah) yang menciptakan sama dengan yang tidak dapat menciptakan (sesuatu)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
wa in ta’uddụ ni’matallāhi lā tuḥṣụhā, innallāha lagafụrur raḥīm
18. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.
wallāhu ya’lamu mā tusirrụna wa mā tu’linụn
19. Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.
wallażīna yad’ụna min dụnillāhi lā yakhluqụna syai`aw wa hum yukhlaqụn
20. Dan (berhala-berhala) yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apa pun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang.
amwātun gairu aḥyā`, wa mā yasy’urụna ayyāna yub’aṡụn
21. (Berhala-berhala itu) benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui kapankah (penyembahnya) dibangkitkan.
ilāhukum ilāhuw wāḥid, fallażīna lā yu`minụna bil-ākhirati qulụbuhum mungkiratuw wa hum mustakbirụn
22. Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), dan mereka adalah orang yang sombong.
lā jarama annallāha ya’lamu mā yusirrụna wa mā yu’linụn, innahụ lā yuḥibbul-mustakbirīn
23. Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang yang sombong.
wa iżā qīla lahum māżā anzala rabbukum qālū asāṭīrul-awwalīn
24. Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Dongeng-dongeng orang dahulu,”
liyaḥmilū auzārahum kāmilatay yaumal-qiyāmati wa min auzārillażīna yuḍillụnahum bigairi ‘ilm, alā sā`a mā yazirụn
25. (ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari Kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu.
qad makarallażīna ming qablihim fa atallāhu bun-yānahum minal-qawā’idi fa kharra ‘alaihimus-saqfu min fauqihim wa atāhumul-‘ażābu min ḥaiṡu lā yasy’urụn
26. Sungguh, orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari pondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan siksa itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.
ṡumma yaumal-qiyāmati yukhzīhim wa yaqụlu aina syurakā`iyallażīna kuntum tusyāqqụna fīhim, qālallażīna ụtul-‘ilma innal-khizyal-yauma was-sū`a ‘alal-kāfirīn
27. Kemudian Allah menghinakan mereka pada hari Kiamat, dan berfirman, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang yang beriman)?” Orang-orang yang diberi ilmu berkata, “Sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari ini ditimpakan kepada orang yang kafir,”
allażīna tatawaffāhumul-malā`ikatu ẓālimī anfusihim fa alqawus-salama mā kunnā na’malu min sū`, balā innallāha ‘alīmum bimā kuntum ta’malụn
28. (yaitu) orang yang dicabut nyawanya oleh para malaikat dalam keadaan (berbuat) zalim kepada diri sendiri, lalu mereka menyerahkan diri (sambil berkata), “Kami tidak pernah mengerjakan sesuatu kejahatan pun.” (Malaikat menjawab), “Pernah! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan.”
fadkhulū abwāba jahannama khālidīna fīhā, fa labi`sa maṡwal-mutakabbirīn
29. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Pasti itu seburuk-buruk tempat orang yang menyombongkan diri.
wa qīla lillażīnattaqau māżā anzala rabbukum, qālụ khairā, lillażīna aḥsanụ fī hāżihid-dun-yā ḥasanah, wa ladārul-ākhirati khaīr, wa lani’ma dārul-muttaqīn
30. Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertakwa, “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Kebaikan.” Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa,
jannātu ‘adniy yadkhulụnahā tajrī min taḥtihal-an-hāru lahum fīhā mā yasyā`ụn, każālika yajzillāhul-muttaqīn
31. (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa,
allażīna tatawaffāhumul-malā`ikatu ṭayyibīna yaqụlụna salāmun ‘alaikumudkhulul-jannata bimā kuntum ta’malụn
32. (yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), “Salamun ‘alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan.”
hal yanẓurụna illā an ta`tiyahumul-malā`ikatu au ya`tiya amru rabbik, każālika fa’alallażīna ming qablihim, wa mā ẓalamahumullāhu wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn
33. Tidak ada yang ditunggu mereka (orang kafir) selain datangnya para malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Tuhanmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. Allah tidak menzalimi mereka, justru merekalah yang (selalu) menzalimi diri mereka sendiri.
fa aṣābahum sayyi`ātu mā ‘amilụ wa ḥāqa bihim mā kānụ bihī yastahzi`ụn
34. Maka mereka ditimpa azab (akibat) perbuatan mereka dan diliputi oleh azab yang dulu selalu mereka perolok-olokkan.
wa qālallażīna asyrakụ lau syā`allāhu mā ‘abadnā min dụnihī min syai`in naḥnu wa lā ābā`unā wa lā ḥarramnā min dụnihī min syaī`, każālika fa’alallażīna ming qablihim, fa hal ‘alar-rusuli illal-balāgul-mubīn
35. Dan orang musyrik berkata, “Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak (pula) kami mengharamkan sesuatu pun tanpa (izin)-Nya.” Demikianlah yang diperbuat oleh orang sebelum mereka. Bukankah kewajiban para rasul hanya menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas.
wa laqad ba’aṡnā fī kulli ummatir rasụlan ani’budullāha wajtanibuṭ-ṭāgụt, fa min-hum man hadallāhu wa min-hum man ḥaqqat ‘alaihiḍ-ḍalālah, fa sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa kāna ‘āqibatul-mukażżibīn
36. Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).
in taḥriṣ ‘alā hudāhum fa innallāha lā yahdī may yuḍillu wa mā lahum min nāṣirīn
37. Jika engkau (Muhammad) sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan mereka tidak mempunyai penolong.
wa aqsamụ billāhi jahda aimānihim lā yab’aṡullāhu may yamụt, balā wa’dan ‘alaihi ḥaqqaw wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya’lamụn
38. Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, “Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.” Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,
liyubayyina lahumullażī yakhtalifụna fīhi wa liya’lamallażīna kafarū annahum kānụ kāżibīn
39. agar Dia menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, dan agar orang kafir itu mengetahui bahwa mereka adalah orang yang berdusta.
innamā qaulunā lisyai`in iżā aradnāhu an naqụla lahụ kun fa yakụn
40. Sesungguhnya firman Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.
wallażīna hājarụ fillāhi mim ba’di mā ẓulimụ lanubawwi`annahum fid-dun-yā ḥasanah, wa la`ajrul-ākhirati akbar, lau kānụ ya’lamụn
41. Dan orang yang berhijrah karena Allah setelah mereka dizalimi, pasti Kami akan memberikan tempat yang baik kepada mereka di dunia. Dan pahala di akhirat pasti lebih besar, sekiranya mereka mengetahui,
allażīna ṣabarụ wa ‘alā rabbihim yatawakkalụn
42. (yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.
wa mā arsalnā ming qablika illā rijālan nụḥī ilaihim fas`alū ahlaż-żikri ing kuntum lā ta’lamụn
43. Dan Kami tidak mengutus sebelum engkau (Muhammad), melainkan orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,
bil-bayyināti waz-zubur, wa anzalnā ilaikaż-żikra litubayyina lin-nāsi mā nuzzila ilaihim wa la’allahum yatafakkarụn
44. (mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur’an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan,
a fa aminallażīna makarus-sayyi`āti ay yakhsifallāhu bihimul-arḍa au ya`tiyahumul-‘ażābu min ḥaiṡu lā yasy’urụn
45. maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu, merasa aman (dari bencana) dibenamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau (terhadap) datangnya siksa kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari,
au ya`khużahum fī taqallubihim fa mā hum bimu’jizīn
46. atau Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan; sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu),
au ya`khużahum ‘alā takhawwuf, fa inna rabbakum lara`ụfur raḥīm
47. atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa). Maka sungguh, Tuhanmu Maha Pengasih, Maha Penyayang.
a wa lam yarau ilā mā khalaqallāhu min syai`iy yatafayya`u ẓilāluhụ ‘anil-yamīni wasy-syamā`ili sujjadal lillāhi wa hum dākhirụn
48. Dan apakah mereka tidak memperhatikan suatu benda yang diciptakan Allah, bayang-bayangnya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, dalam keadaan sujud kepada Allah, dan mereka (bersikap) rendah hati.
wa lillāhi yasjudu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi min dābbatiw wal-malā`ikatu wa hum lā yastakbirụn
49. Dan segala apa yang ada di langit dan di bumi hanya bersujud kepada Allah yaitu semua makhluk bergerak (bernyawa) dan (juga) para malaikat, dan mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.
yakhāfụna rabbahum min fauqihim wa yaf’alụna mā yu`marụn
50. Mereka takut kepada Tuhan yang (berkuasa) di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
wa qālallāhu lā tattakhiżū ilāhainiṡnaīn, innamā huwa ilāhuw wāḥidun fa iyyāya far-habụn
51. Dan Allah berfirman, “Janganlah kamu menyembah dua tuhan; hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa. Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.”
wa lahụ mā fis-samāwāti wal-arḍi wa lahud-dīnu wāṣibā, a fa gairallāhi tattaqụn
52. Dan milik-Nya meliputi segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan kepada-Nyalah (ibadah dan) ketaatan selama-lamanya. Mengapa kamu takut kepada selain Allah?
wa mā bikum min ni’matin fa minallāhi ṡumma iżā massakumuḍ-ḍurru fa ilaihi taj`arụn
53. Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.
ṡumma iżā kasyafaḍ-ḍurra ‘angkum iżā farīqum mingkum birabbihim yusyrikụn
54. Kemudian apabila Dia telah menghilangkan bencana dari kamu, malah sebagian kamu mempersekutukan Tuhan dengan (yang lain).
liyakfurụ bimā ātaināhum, fa tamatta’ụ, fa saufa ta’lamụn
55. Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui (akibatnya).
wa yaj’alụna limā lā ya’lamụna naṣībam mimmā razaqnāhum, tallāhi latus`alunna ‘ammā kuntum taftarụn
56. Dan mereka menyediakan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka, untuk berhala-berhala yang mereka tidak mengetahui (kekuasaannya). Demi Allah, kamu pasti akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan.
wa yaj’alụna lillāhil-banāti sub-ḥānahụ wa lahum mā yasytahụn
57. Dan mereka menetapkan anak perempuan bagi Allah. Mahasuci Dia, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai (anak laki-laki).
wa iżā busysyira aḥaduhum bil-unṡā ẓalla waj-huhụ muswaddaw wa huwa kaẓīm
58. Padahal apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam), dan dia sangat marah.
yatawarā minal-qaumi min sū`i mā busysyira bih, a yumsikuhụ ‘alā hụnin am yadussuhụ fit-turāb, alā sā`a mā yaḥkumụn
59. Dia bersembunyi dari orang banyak, disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan (menanggung) kehinaan atau akan membenamkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ingatlah alangkah buruknya (putusan) yang mereka tetapkan itu.
lillażīna lā yu`minụna bil-ākhirati maṡalus-saụ`, walillāhil-maṡalul-a’lā, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm
60. Bagi orang-orang yang tidak beriman pada (kehidupan) akhirat, (mempunyai) sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat Yang Mahatinggi. Dan Dia Mahaperkasa, Mahabijaksana.
walau yu`ākhiżullāhun-nāsa biẓulmihim mā taraka ‘alaihā min dābbatiw wa lākiy yu`akhkhiruhum ilā ajalim musammā, fa iżā jā`a ajaluhum lā yasta`khirụna sā’ataw wa lā yastaqdimụn
61. Dan kalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ada yang ditinggalkan-Nya (di bumi) dari makhluk yang melata sekalipun, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang sudah ditentukan. Maka apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
wa yaj’alụna lillāhi mā yakrahụna wa taṣifu alsinatuhumul-każiba anna lahumul-ḥusnā lā jarama anna lahumun-nāra wa annahum mufraṭụn
62. Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kebohongan, bahwa sesungguhnya (segala) yang baik-baik untuk mereka. Tidaklah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera akan dimasukkan (ke dalamnya).
tallāhi laqad arsalnā ilā umamim ming qablika fa zayyana lahumusy-syaiṭānu a’mālahum fa huwa waliyyuhumul-yauma wa lahum ‘ażābun alīm
63. Demi Allah, sungguh Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau (Muhammad), tetapi setan menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan mereka (yang buruk), sehingga dia (setan) menjadi pemimpin mereka pada hari ini dan mereka akan mendapat azab yang sangat pedih.
wa mā anzalnā ‘alaikal-kitāba illā litubayyina lahumullażikhtalafụ fīhi wa hudaw wa raḥmatal liqaumiy yu`minụn
64. Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
wallāhu anzala minas-samā`i mā`an fa aḥyā bihil-arḍa ba’da mautihā, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy yasma’ụn
65. Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit dan dengan air itu dihidupkan-Nya bumi yang tadinya sudah mati. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mendengarkan (pelajaran).
wa inna lakum fil-an’āmi la’ibrah, nusqīkum mimmā fī buṭụnihī mim baini farṡiw wa damil labanan khāliṣan sā`igal lisy-syāribīn
66. Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya.
wa min ṡamarātin-nakhīli wal-a’nābi tattakhiżụna min-hu sakaraw wa rizqan ḥasanā, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy ya’qilụn
67. Dan dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.
wa auḥā rabbuka ilan-naḥli anittakhiżī minal-jibāli buyụtaw wa minasy-syajari wa mimmā ya’risyụn
68. Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,
ṡumma kulī ming kulliṡ-ṡamarāti faslukī subula rabbiki żululā, yakhruju mim buṭụnihā syarābum mukhtalifun alwānuhụ fīhi syifā`ul lin-nās, inna fī żālika la`āyatal liqaumiy yatafakkarụn
69. kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir.
wallāhu khalaqakum ṡumma yatawaffākum wa mingkum may yuraddu ilā arżalil-‘umuri likai lā ya’lama ba’da ‘ilmin syai`ā, innallāha ‘alīmung qadīr
70. Dan Allah telah menciptakan kamu, kemudian mewafatkanmu, di antara kamu ada yang dikembalikan kepada usia yang tua renta (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang pernah diketahuinya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahakuasa.
wallāhu faḍḍala ba’ḍakum ‘alā ba’ḍin fir-rizq, fa mallażīna fuḍḍilụ birāddī rizqihim ‘alā mā malakat aimānuhum fa hum fīhi sawā`, a fa bini’matillāhi yaj-ḥadụn
71. Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
wallāhu ja’ala lakum min anfusikum azwājaw wa ja’ala lakum min azwājikum banīna wa ḥafadataw wa razaqakum minaṭ-ṭayyibāt, a fa bil-bāṭili yu`minụna wa bini’matillāhi hum yakfurụn
72. Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?
wa ya’budụna min dụnillāhi mā lā yamliku lahum rizqam minas-samāwāti wal-arḍi syai`aw wa lā yastaṭī’ụn
73. Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang sama sekali tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka, dari langit dan bumi, dan tidak akan sanggup (berbuat apa pun).
fa lā taḍribụ lillāhil-amṡāl, innallāha ya’lamu wa antum lā ta’lamụn
74. Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sungguh, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
ḍaraballāhu maṡalan ‘abdam mamlụkal lā yaqdiru ‘alā syai`iw wa mar razaqnāhu minnā rizqan ḥasanan fa huwa yunfiqu min-hu sirraw wa jahrā, hal yastawụn, al-ḥamdu lillāh, bal akṡaruhum lā ya’lamụn
75. Allah membuat perumpamaan seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu, dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik, lalu dia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Samakah mereka itu? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
wa ḍaraballāhu maṡalar rajulaini aḥaduhumā abkamu lā yaqdiru ‘alā syai`iw wa huwa kallun ‘alā maulāh, ainamā yuwajjihhu lā ya`ti bikhairin hal yastawī huwa wa may ya`muru bil-‘adli wa huwa ‘alā ṣirāṭim mustaqīm
76. Dan Allah (juga) membuat perumpamaan, dua orang laki-laki, yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatu dan dia menjadi beban penanggungnya, ke mana saja dia disuruh (oleh penanggungnya itu), dia sama sekali tidak dapat mendatangkan suatu kebaikan. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada di jalan yang lurus?
wa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍ, wa mā amrus-sā’ati illā kalam-ḥil-baṣari au huwa aqrab, innallāha ‘alā kulli syai`ing qadīr
77. Dan milik Allah (segala) yang tersembunyi di langit dan di bumi. Urusan kejadian Kiamat itu, hanya seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
wallāhu akhrajakum mim buṭụni ummahātikum lā ta’lamụna syai`aw wa ja’ala lakumus-sam’a wal-abṣāra wal-af`idata la’allakum tasykurụn
78. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
a lam yarau ilaṭ-ṭairi musakhkharātin fī jawwis-samā`, mā yumsikuhunna illallāh, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yu`minụn
79. Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah. Tidak ada yang menahannya selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang beriman.
wallāhu ja’ala lakum mim buyụtikum sakanaw wa ja’ala lakum min julụdil-an’āmi buyụtan tastakhiffụnahā yauma ẓa’nikum wa yauma iqāmatikum wa min aṣwāfihā wa aubārihā wa asy’ārihā aṡāṡaw wa matā’an ilā ḥīn
80. Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya pada waktu kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu).
wallāhu ja’ala lakum mimmā khalaqa ẓilālaw wa ja’ala lakum minal-jibāli aknānaw wa ja’ala lakum sarābīla taqīkumul-ḥarra wa sarābīla taqīkum ba`sakum, każālika yutimmu ni’matahụ ‘alaikum la’allakum tuslimụn
81. Dan Allah menjadikan tempat bernaung bagimu dari apa yang telah Dia ciptakan, Dia menjadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia menjadikan pakaian bagimu yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).
fa in tawallau fa innamā ‘alaikal-balāgul-mubīn
82. Maka jika mereka berpaling, maka ketahuilah kewajiban yang dibebankan atasmu (Muhammad) hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
ya’rifụna ni’matallāhi ṡumma yungkirụnahā wa akṡaruhumul-kāfirụn
83. Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang yang ingkar kepada Allah.
wa yauma nab’aṡu ming kulli ummatin syahīdan ṡumma lā yu`żanu lillażīna kafarụ wa lā hum yusta’tabụn
84. Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat, kemudian tidak diizinkan kepada orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan.
wa iżā ra`allażīna ẓalamul-‘ażāba fa lā yukhaffafu ‘an-hum wa lā hum yunẓarụn
85. Dan apabila orang zalim telah menyaksikan azab, maka mereka tidak mendapat keringanan dan tidak (pula) diberi penangguhan.
wa iżā ra`allażīna asyrakụ syurakā`ahum qālụ rabbanā hā`ulā`i syurakā`unallażīna kunnā nad’ụ min dụnik, fa alqau ilaihimul-qaula innakum lakāżibụn
86. Dan apabila orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain Engkau.” Lalu sekutu mereka menyatakan kepada mereka, “Kamu benar-benar pendusta.”
wa alqau ilallāhi yauma`iżinis-salama wa ḍalla ‘an-hum mā kānụ yaftarụn
87. Dan pada hari itu mereka menyatakan tunduk kepada Allah dan lenyaplah segala yang mereka ada-adakan.
allażīna kafarụ wa ṣaddụ ‘an sabīlillāhi zidnāhum ‘ażāban fauqal-‘ażābi bimā kānụ yufsidụn
88. Orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan demi siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.
wa yauma nab’aṡu fī kulli ummatin syahīdan ‘alaihim min anfusihim wa ji`nā bika syahīdan ‘alā hā`ulā`, wa nazzalnā ‘alaikal-kitāba tibyānal likulli syai`iw wa hudaw wa raḥmataw wa busyrā lil-muslimīn
89. Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim).
innallāha ya`muru bil-‘adli wal-iḥsāni wa ītā`i żil-qurbā wa yan-hā ‘anil-faḥsyā`i wal-mungkari wal-bagyi ya’iẓukum la’allakum tażakkarụn
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
wa aufụ bi’ahdillāhi iżā ‘āhattum wa lā tangquḍul-aimāna ba’da taukīdihā wa qad ja’altumullāha ‘alaikum kafīlā, innallāha ya’lamu mā taf’alụn
91. Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu melanggar sumpah, setelah diikrarkan, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
wa lā takụnụ kallatī naqaḍat gazlahā mim ba’di quwwatin angkāṡā, tattakhiżụna aimānakum dakhalam bainakum an takụna ummatun hiya arbā min ummah, innamā yablụkumullāhu bih, wa layubayyinanna lakum yaumal-qiyāmati mā kuntum fīhi takhtalifụn
92. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. Kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Allah hanya menguji kamu dengan hal itu, dan pasti pada hari Kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.
walau syā`allāhu laja’alakum ummataw wāḥidataw wa lākiy yuḍillu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`, wa latus`alunna ‘ammā kuntum ta’malụn
93. Dan jika Allah menghendaki niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Tetapi kamu pasti akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.
wa lā tattakhiżū aimānakum dakhalam bainakum fa tazilla qadamum ba’da ṡubụtihā wa tażụqus-sū`a bimā ṣadattum ‘an sabīlillāh, wa lakum ‘ażābun ‘aẓīm
94. Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan kaki(mu) tergelincir setelah tegaknya (kukuh), dan kamu akan merasakan keburukan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan kamu akan mandapat azab yang besar.
wa lā tasytarụ bi’ahdillāhi ṡamanang qalīlā, innamā ‘indallāhi huwa khairul lakum ing kuntum ta’lamụn
95. Dan janganlah kamu jual perjanjian (dengan) Allah dengan harga murah, karena sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
mā ‘indakum yanfadu wa mā ‘indallāhi bāq, wa lanajziyannallażīna ṣabarū ajrahum bi`aḥsani mā kānụ ya’malụn
96. Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
man ‘amila ṣāliḥam min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa lanuḥyiyannahụ ḥayātan ṭayyibah, wa lanajziyannahum ajrahum bi`aḥsani mā kānụ ya’malụn
97. Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
fa iżā qara`tal-qur`āna fasta’iż billāhi minasy-syaiṭānir-rajīm
98. Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
innahụ laisa lahụ sulṭānun ‘alallażīna āmanụ wa ‘alā rabbihim yatawakkalụn
99. Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan.
innamā sulṭānuhụ ‘alallażīna yatawallaunahụ wallażīna hum bihī musyrikụn
100. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang mempersekutukannya dengan Allah.
wa iżā baddalnā āyatam makāna āyatiw wallāhu a’lamu bimā yunazzilu qālū innamā anta muftar, bal akṡaruhum lā ya’lamụn
101. Dan apabila Kami mengganti suatu ayat dengan ayat yang lain, dan Allah lebih mengetahui apa yang diturunkan-Nya, mereka berkata, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) hanya mengada-ada saja.” Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui.
qul nazzalahụ rụḥul-qudusi mir rabbika bil-ḥaqqi liyuṡabbitallażīna āmanụ wa hudaw wa busyrā lil-muslimīn
102. Katakanlah, “Rohulkudus (Jibril) menurunkan Al-Qur’an itu dari Tuhanmu dengan kebenaran, untuk meneguhkan (hati) orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang yang berserah diri (kepada Allah).”
wa laqad na’lamu annahum yaqụlụna innamā yu’allimuhụ basyar, lisānullażī yul-ḥidụna ilaihi a’jamiyyuw wa hāżā lisānun ‘arabiyyum mubīn
103. Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya Al-Qur’an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” Bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa Muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al-Qur’an) adalah dalam bahasa Arab yang jelas.
innallażīna lā yu`minụna bi`āyātillāhi lā yahdīhimullāhu wa lahum ‘ażābun alīm
104. Sesungguhnya orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (Al-Qur’an), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka dan mereka akan mendapat azab yang pedih.
innamā yaftaril-każiballażīna lā yu`minụna bi`āyātillāh, wa ulā`ika humul-kāżibụn
105. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah pembohong.
mang kafara billāhi mim ba’di īmānihī illā man ukriha wa qalbuhụ muṭma`innum bil-īmāni wa lākim man syaraḥa bil-kufri ṣadran fa ‘alaihim gaḍabum minallāh, wa lahum ‘ażābun ‘aẓīm
106. Barangsiapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar.
żālika bi`annahumustaḥabbul-ḥayātad-dun-yā ‘alal-ākhirati wa annallāha lā yahdil-qaumal-kāfirīn
107. Yang demikian itu disebabkan karena mereka lebih mencintai kehidupan di dunia daripada akhirat, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
ulā`ikallażīna ṭaba’allāhu ‘alā qulụbihim wa sam’ihim wa abṣārihim, wa ulā`ika humul-gāfilụn
108. Mereka itulah orang yang hati, pendengaran, dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah. Mereka itulah orang yang lalai.
lā jarama annahum fil-ākhirati humul-khāsirụn
109. Pastilah mereka termasuk orang yang rugi di akhirat nanti.
ṡumma inna rabbaka lillażīna hājarụ mim ba’di mā futinụ ṡumma jāhadụ wa ṣabarụ, inna rabbaka mim ba’dihā lagafụrur raḥīm
110. Kemudian Tuhanmu (pelindung) bagi orang yang berhijrah setelah menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan bersabar, sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.
yauma ta`tī kullu nafsin tujādilu ‘an nafsihā wa tuwaffā kullu nafsim mā ‘amilat wa hum lā yuẓlamụn
111. (Ingatlah) pada hari (ketika) setiap orang datang untuk membela dirinya sendiri dan bagi setiap orang diberi (balasan) penuh sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).
wa ḍaraballāhu maṡalang qaryatang kānat āminatam muṭma`innatay ya`tīhā rizquhā ragadam ming kulli makānin fa kafarat bi`an’umillāhi fa ażāqahallāhu libāsal-jụ’i wal-khaufi bimā kānụ yaṣna’ụn
112. Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (pen-duduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.
wa laqad jā`ahum rasụlum min-hum fa każżabụhu fa akhażahumul-‘ażābu wa hum ẓālimụn
113. Dan sungguh, telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka ditimpa azab dan mereka adalah orang yang zalim.
fa kulụ mimmā razaqakumullāhu ḥalālan ṭayyibaw wasykurụ ni’matallāhi ing kuntum iyyāhu ta’budụn
114. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
innamā ḥarrama ‘alaikumul-maitata wad-dama wa laḥmal-khinzīri wa mā uḥilla ligairillāhi bih, fa maniḍṭurra gaira bāgiw wa lā ‘ādin fa innallāha gafụrur raḥīm
115. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah, tetapi barangsiapa terpaksa (memakannya) bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
wa lā taqụlụ limā taṣifu alsinatukumul-każiba hāżā ḥalāluw wa hāżā ḥarāmul litaftarụ ‘alallāhil-każib, innallażīna yaftarụna ‘alallāhil-każiba lā yufliḥụn
116. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ”Ini halal dan ini haram,” untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung.
matā’ung qalīluw wa lahum ‘ażābun alīm
117. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit; dan mereka akan mendapat azab yang pedih.
wa ‘alallażīna hādụ ḥarramnā mā qaṣaṣnā ‘alaika ming qabl, wa mā ẓalamnāhum wa lāking kānū anfusahum yaẓlimụn
118. Dan terhadap orang Yahudi, Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu kepadamu (Muhammad). Kami tidak menzalimi mereka, justru merekalah yang menzalimi diri sendiri.
ṡumma inna rabbaka lillażīna ‘amilus-sū`a bijahālatin ṡumma tābụ mim ba’di żālika wa aṣlaḥū inna rabbaka mim ba’dihā lagafụrur raḥīm
119. Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertobat setelah itu dan memperbaiki (dirinya), sungguh, Tuhanmu setelah itu benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang.
inna ibrāhīma kāna ummatang qānital lillāhi ḥanīfā, wa lam yaku minal-musyrikīn
120. Sungguh, Ibrahim adalah seorang imam (yang dapat dijadikan teladan), patuh kepada Allah dan hanif. Dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang mempersekutukan Allah),
syākiral li`an’umihijtabāhu wa hadāhu ilā ṣirāṭim mustaqīm
121. dia mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan menunjukinya ke jalan yang lurus.
wa ātaināhu fid-dun-yā ḥasanah, wa innahụ fil-ākhirati laminaṣ-ṣāliḥīn
122. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia, dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang yang saleh.
ṡumma auḥainā ilaika anittabi’ millata ibrāhīma ḥanīfā, wa mā kāna minal-musyrikīn
123. Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik.”
innamā ju’ilas-sabtu ‘alallażīnakhtalafụ fīh, wa inna rabbaka layaḥkumu bainahum yaumal-qiyāmati fīmā kānụ fīhi yakhtalifụn
124. Sesungguhnya (menghormati) hari Sabtu hanya diwajibkan atas orang (Yahudi) yang memperselisihkannya. Dan sesungguhnya Tuhanmu pasti akan memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu.
ud’u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau’iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan, inna rabbaka huwa a’lamu biman ḍalla ‘an sabīlihī wa huwa a’lamu bil-muhtadīn
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.
wa in ‘āqabtum fa ‘āqibụ bimiṡli mā ‘ụqibtum bih, wa la`in ṣabartum lahuwa khairul liṣ-ṣābirīn
126. Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.
waṣbir wa mā ṣabruka illā billāhi wa lā taḥzan ‘alaihim wa lā taku fī ḍaiqim mimmā yamkurụn
127. Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.
innallāha ma’allażīnattaqaw wallażīna hum muḥsinụn
128. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…