Al-quran

Asy-Syu’ara’ (Penyair) Ayat 51-100

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

اِنَّا نَطْمَعُ اَنْ يَّغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطٰيٰنَآ اَنْ كُنَّآ اَوَّلَ الْمُؤْمِنِيْنَ ۗ

Innā naṭma’u ay yagfira lanā rabbunā khaṭāyānā ang kunnā awwalal-mu`minīn

51. Sesungguhnya kami sangat menginginkan sekiranya Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena kami menjadi orang yang pertama-tama beriman.”

۞ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنْ اَسْرِ بِعِبَادِيْٓ اِنَّكُمْ مُّتَّبَعُوْنَ

Wa auḥainā ilā mụsā an asri bi’ibādī innakum muttaba’ụn

52. Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa, “Pergilah pada malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar.”

فَاَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِى الْمَدَاۤىِٕنِ حٰشِرِيْنَ ۚ

Fa arsala fir’aunu fil-madā`ini ḥāsyirīn

53. Kemudian Fir‘aun mengirimkan orang ke kota-kota (untuk mengumpulkan bala tentaranya).

اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيْلُوْنَۙ

Inna hā`ulā`i lasyirżimatung qalīlụn

54. (Fir‘aun berkata), “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) hanya sekelompok kecil,

ۙ وَاِنَّهُمْ لَنَا لَغَاۤىِٕظُوْنَ

Wa innahum lanā lagā`iẓụn

55. Dan sesungguhnya mereka telah berbuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita,

ۗ وَاِنَّا لَجَمِيْعٌ حٰذِرُوْنَ

Wa innā lajamī’un ḥāżirụn

56. Dan sesungguhnya kita semua tanpa kecuali harus selalu waspada.”

ۙ فَاَخْرَجْنٰهُمْ مِّنْ جَنّٰتٍ وَّعُيُوْنٍ

Fa akhrajnāhum min jannātiw wa ‘uyụn

57. Kemudian, Kami keluarkan mereka (Fir‘aun dan kaumnya) dari taman-taman dan mata air,

ۙ وَّكُنُوْزٍ وَّمَقَامٍ كَرِيْمٍ

Wa kunụziw wa maqāming karīm

58. Dan (dari) harta kekayaan dan kedudukan yang mulia,

ۗ كَذٰلِكَۚ وَاَوْرَثْنٰهَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ

Każālik, wa auraṡnāhā banī isrā`īl

59. Demikianlah, dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil.

فَاَتْبَعُوْهُمْ مُّشْرِقِيْنَ

Fa atba’ụhum musyriqīn

60. Lalu (Fir‘aun dan bala tentaranya) dapat menyusul mereka pada waktu matahari terbit.

ۚ فَلَمَّا تَرَاۤءَ الْجَمْعٰنِ قَالَ اَصْحٰبُ مُوْسٰٓى اِنَّا لَمُدْرَكُوْنَ

Fa lammā tarā`al-jam’āni qāla aṣ-ḥābu mụsā innā lamudrakụn

61. Maka ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, “Kita benar-benar akan tersusul.”

قَالَ كَلَّاۗ اِنَّ مَعِيَ رَبِّيْ سَيَهْدِيْنِ

Qāla kallā, inna ma’iya rabbī sayahdīn

62. Dia (Musa) menjawab, “Sekali-kali tidak akan (tersusul); sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”

فَاَوْحَيْنَآ اِلٰى مُوْسٰٓى اَنِ اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْبَحْرَۗ فَانْفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيْمِ

Fa auḥainā ilā mụsā aniḍrib bi’aṣākal-baḥr, fanfalaqa fa kāna kullu firqing kaṭ-ṭaudil-‘aẓīm

63. Lalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.

ۚ وَاَزْلَفْنَا ثَمَّ الْاٰخَرِيْنَ

Wa azlafnā ṡammal-ākharīn

64. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain.

ۚ وَاَنْجَيْنَا مُوْسٰى وَمَنْ مَّعَهٗٓ اَجْمَعِيْنَ

Wa anjainā mụsā wa mam ma’ahū ajma’īn

65. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya.

ۗ ثُمَّ اَغْرَقْنَا الْاٰخَرِيْنَ

Summa agraqnal-ākharīn

66. Kemudian Kami tenggelamkan golongan yang lain.

اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Inna fī żālika la`āyah, wa mā kāna akṡaruhum mu`minīn

67. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.

وَاِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ

Wa inna rabbaka lahuwal-‘azīzur-raḥīm

68. Dan sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang.

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَاَ اِبْرٰهِيْمَ ۘ

Watlu ‘alaihim naba`a ibrāhīm

69. Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim.

اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَا تَعْبُدُوْنَ

Iż qāla li`abīhi wa qaumihī mā ta’budụn

70. Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Apakah yang kamu sembah?”

قَالُوْا نَعْبُدُ اَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عٰكِفِيْنَ

Qālụ na’budu aṣnāman fa naẓallu lahā ‘ākifīn

71. Mereka menjawab, “Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya.”

قَالَ هَلْ يَسْمَعُوْنَكُمْ اِذْ تَدْعُوْنَ ۙ

Qāla hal yasma’ụnakum iż tad’ụn

72. Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa (kepadanya)?

اَوْ يَنْفَعُوْنَكُمْ اَوْ يَضُرُّوْنَ

Au yanfa’ụnakum au yaḍurrụn

73. Atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?”

قَالُوْا بَلْ وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا كَذٰلِكَ يَفْعَلُوْنَ

Qālụ bal wajadnā ābā`anā każālika yaf’alụn

74. Mereka menjawab, “Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu.”

قَالَ اَفَرَءَيْتُمْ مَّا كُنْتُمْ تَعْبُدُوْنَ ۙ

Qāla a fa ra`aitum mā kuntum ta’budụn

75. Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah,

اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمُ الْاَقْدَمُوْنَ ۙ

Antum wa ābā`ukumul-aqdamụn

76. Kamu dan nenek moyang kamu yang terdahulu?

فَاِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّيْٓ اِلَّا رَبَّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ

Fa innahum ‘aduwwul lī illā rabbal-‘ālamīn

77. Sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya Tuhan seluruh alam,

ۙ الَّذِيْ خَلَقَنِيْ فَهُوَ يَهْدِيْنِ

Allażī khalaqanī fa huwa yahdīn

78. (yaitu) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,

ۙ وَالَّذِيْ هُوَ يُطْعِمُنِيْ وَيَسْقِيْنِ

Wallażī huwa yuṭ’imunī wa yasqīn

79. Dan Yang memberi makan dan minum kepadaku;

ۙ وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ

Wa iżā mariḍtu fa huwa yasyfīn

80. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,

ۙ وَالَّذِيْ يُمِيْتُنِيْ ثُمَّ يُحْيِيْنِ

Wallażī yumītunī ṡumma yuḥyīn

81. Dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),

ۗ وَالَّذِيْٓ اَطْمَعُ اَنْ يَّغْفِرَ لِيْ خَطِيْۤـَٔتِيْ يَوْمَ الدِّيْنِ

Wallażī aṭma’u ay yagfira lī khaṭī`atī yaumad-dīn

82. Dan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat.”

ۙ رَبِّ هَبْ لِيْ حُكْمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ

Rabbi hab lī ḥukmaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīn

83. (Ibrahim berdoa), “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,

ۙ وَاجْعَلْ لِّيْ لِسَانَ صِدْقٍ فِى الْاٰخِرِيْنَ

Waj’al lī lisāna ṣidqin fil-ākhirīn

84. Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,

ۙ وَاجْعَلْنِيْ مِنْ وَّرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيْمِ

Waj’alnī miw waraṡati jannatin-na’īm

85. Dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,

ۙ وَاغْفِرْ لِاَبِيْٓ اِنَّهٗ كَانَ مِنَ الضَّاۤلِّيْنَ

Wagfir li`abī innahụ kāna minaḍ-ḍāllīn

86. Dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat,

وَلَا تُخْزِنِيْ يَوْمَ يُبْعَثُوْنَۙ

Wa lā tukhzinī yauma yub’aṡụn

87. Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,

ۙ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ

Yauma lā yanfa’u māluw wa lā banụn

88. (yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,

ۗ اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ

Illā man atallāha biqalbin salīm

89. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

ۙ وَاُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

Wa uzlifatil-jannatu lil-muttaqīn

90. Dan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa,

ۙ وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِلْغٰوِيْنَ

Wa burrizatil-jaḥīmu lil-gāwīn

91. Dan neraka Jahim diperlihatkan dengan jelas kepada orang-orang yang sesat,”

ۙ وَقِيْلَ لَهُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُوْنَ

Wa qīla lahum aina mā kuntum ta’budụn

92. Dan dikatakan kepada mereka, “Di mana berhala-berhala yang dahulu kamu sembah,

ۗ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗهَلْ يَنْصُرُوْنَكُمْ اَوْ يَنْتَصِرُوْنَ

Min dụnillāh, hal yanṣurụnakum au yantaṣirụn

93. Selain Allah? Dapatkah mereka menolong kamu atau menolong diri mereka sendiri?”

ۙ فَكُبْكِبُوْا فِيْهَا هُمْ وَالْغَاوٗنَ

Fakubkibụ fīhā hum wal-gāwụn

94. Maka mereka (sesembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang sesat,

ۗ وَجُنُوْدُ اِبْلِيْسَ اَجْمَعُوْنَ

Wa junụdu iblīsa ajma’ụn

95. Dan bala tentara Iblis semuanya.

قَالُوْا وَهُمْ فِيْهَا يَخْتَصِمُوْنَ

Qālụ wa hum fīhā yakhtaṣimụn

96. Mereka berkata sambil bertengkar di dalamnya (neraka),

ۙ تَاللّٰهِ اِنْ كُنَّا لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Tallāhi ing kunnā lafī ḍalālim mubīn

97. ”Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata,

اِذْ نُسَوِّيْكُمْ بِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Iż nusawwīkum birabbil-‘ālamīn

98. Karena kita mempersamakan kamu (berhala-berhala) dengan Tuhan seluruh alam.

وَمَآ اَضَلَّنَآ اِلَّا الْمُجْرِمُوْنَ

Wa mā aḍallanā illal-mujrimụn

99. Dan tidak ada yang menyesatkan kita kecuali orang-orang yang berdosa.

ۙ فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِيْنَ

Fa mā lanā min syāfi’īn

100. Maka sehingga (sekarang) kita tidak mempunyai pemberi syafaat (penolong),

Recent Posts

Sejarah Masuknya Islam Ke Aceh

Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Myanmar

Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Andalusia

Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Afrika

sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Pulau Jawa

Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…

6 months ago