Jangan pernah menyepelekan hal buruk, karena itu akan berdampak pada amalan dan bisa jadi perbuatan tersebut akan tercatat sebagai dosa. Seperti yang telah kita ketahui bersama, seseorang yang timbangan amal soleh lebih ringan dari dosanya, maka ia akan ditempatkan di neraka.
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam selalu mengingatkan tentang neraka dan bagaimana siksaan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, beliau senantiasa mengajarkan kepada kita untuk memohon perlindungan dari neraka pada sang Pencipta, diantaranya seperti yang terdapat di dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 201:
Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.
Beliau juga mengajarkan kita agar membaca doa setelah tasyahud akhir sebelum salam, yaitu: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan orang terbaik di bumi masih memohon perlindungan dari neraka. Lantas mengapa sebagian dari kita menganggap remeh dengan dosa yang dilakukan tanpa berusaha untuk meminta ampun dan memohon perlindungan dari neraka.
Padahal Allah telah menggambarkan bagaimana mengerikannya siksaan neraka dalam Al Qur’an, seperti di surat Al Hajj ayat 19-22, surat Muhammad ayat 15, surat Al-A’raf ayat 41, surat Faathir ayat 36, yaitu:
- Akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka.
- Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.
- Dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit.
- Dicambuk-cambuk dari besi.
- Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya.
Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kalau kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Masalahnya, kita tidak mengetahui sebagaimana yang diketahui oleh nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Bahkan diterangkannya juga di dalam Al-Qur’an bagaimana menyerahnya orang kafir yang berada di dalam neraka terhadap siksaan yang tiada henti dan ingin dibunuh saja (di dalam QS. Al-Zukhruf: 77-78).
Di dalam neraka juga disediakan tempat tidur dan selimut, tapi keduanya dari api neraka (QS. Al A’raf: 41). Pakaiannya pun dari api neraka (QS. Ibrahim : 50 dan QS. Al Haj : 19).
Bahkan makanan dan minumannya lebih mengerikan, yaitu makanan berduri dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih, buah zaqqum dari sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim, mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan, dan penghuni neraka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu.
Kemudian minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas akan menjadi minumannya, bahkan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya, dan mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah. (QS. Al Ghasiyah: 6-7, QS. Al Muzammil: 13, QS. Al Waqi’ah: 51-53, QS.Ash Shaffat : 64-68, QS. Muhammad: 15, QS. An Naba’ : 24-25)
“Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengekor-pengekor setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al Hijr: 43-44)
Maka, janganlah berpikir untuk singgah ke neraka seraya berkata “tidak apa masuk neraka sebentar, kan orang Islam akan diselamatkan untuk masuk surga”.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan orang terbaik di bumi masih memohon perlindungan dari neraka. Lantas mengapa sebagian dari kita menganggap remeh dengan dosa yang dilakukan tanpa berusaha untuk meminta ampun dan memohon perlindungan dari neraka.