Categories: Al-quran

10 Makna Surat Al Kautsar yang Luar Biasa

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Surat Al Kautsar adalah surat ke-108 dalam Al Quran. Surat ini termasuk dalam surat yang diturunkan di Makkah dan hanya terdiri dari 3 ayat. Jumlah ayat yang sedikit ini membuat surat Al Kautsar menjadi surat yang paling pendek dalam Al Quran.

Al Kautsar sendiri memiliki arti nikmat yang banyak dan berdasarkan ayat pertama dari surat ini al Kautsar berarti karunia Allah SWT berupa telaga al Kautsar bagi orang-orang penghuni surga. Inti dari surat al Kautsar ini sendiri, berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Azhar, adalah perintah untuk melaksanakan sholat dan berkorban karena Allah memberikan banyak kenikmatan untuk mereka yang beriman sedangkan pada orang kafir pembenci Nabi Muhammad SAW yang mengatakan keturunan Nabi terputus karena semua putranya wafat maka sesungguhnya merekalah yang terputus. (Baca juga: Keutamaan Surat Al Kautsar)

Berikut ini adalah bacaan surat al Kautsar dalam abjad Indonesia:

  1. Inna a’thaina kalkautsar,
  2. Fasholli li rabbika wanhar,
  3. Inna syaniakahu wal abtar.

Sementara itu, arti dari ayat-ayat dalam surat al Kautsar itu sendiri adalah, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah sungai di surga. Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”.

Jika diartikan secara harfiah, surat al Kautsar hanya berisi perintah untuk sholat dan berkorban. Namun, di balik itu semua, terdapat makna yang lebih dalam yang bisa kita ambil dan jadikan pelajaran. Berikut ini akan dibahas 15 makna surat al Kautsar:

  1. Al Kautsar merupakan sebuah sungai di surga

Allah SWT telah mempersiapkan untuk Nabi Muhammad saw sebuah sungai di surga. Berdasarkan Al Imam Ibnu Katsir, terdapat riwayat dari Anas bin Malik raadhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sempat terkantuk hingga tertidur. Tiba-tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya sambal tersenyum, kemudian para sahabat bertanya kepada beliau, ‘kenapa engkau tersenyum wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya baru saja turun kepadaku sebuah surat’. Kemudian beliau membaca, ‘Bismillahirrahmanirrahim. Inna a’thaina kal kaustar..’ sampai akhir surat. Kemudian beliau berkata, ‘Tahukah kalian apa itu al Kautsar?’, para sahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya saja lah yang lebih tahu’. Maka Rasulullah menjawab, ‘Dia adalah sebuah sungai yang berada di al Jannah (surga) yang Allah subhaanahu wa ta’ala berikan kepadaku dan padanya terdapat kebaikan yang banyak.” (HR. Al Imam Ahmad 3/102).

baca juga:

  1. Al Kautsar memiliki arti kebaikan yang sangat banyak

Tidak hanya berarti sungai di surga, al Kautsar juga berarti kebaikan yang sangat banyak karena kebaikan yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad sangat banyak. Hal ini banyak disebutkan dalam surat di al Quran. Di antaranya adalah Nabi Muhammad yang diizinkan untuk memberi syafaat ‘uzhma di padang mahsyar, orang pertama yang diizinkan Allah untuk membuka pintu surga, dan banyak lagi kebaikan lainnya yang tidak bisa terhitung. Semua kebaikan inilah juga bisa dimaksud sebagai al Kautsar. (Baca juga: Tanda-Tanda Khusnul Khotimah)

Hal ini merupakan makna yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari rahimahullah dari sahabat Abdullah bin Abbad ra, bahwa beliau berkata tentang makna al Kautsar, “Dia (Al Kautsar) adalah kebaikan-kebaikan yang telah Allah SWT berikan kepada beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam” (Shahih al Bukhari no. 4966).

  1. Ikhlaskan Niat karena Allah dalam beribadah

Dalam ayat kedua surat al Kautsar disebutkan, “Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah”. Dari ayat ini ada dua ibadah yang secara khusus diperintahkan, yaitu shalat dan kurban. Maka, bisa disimpulkan bahwa dalam ayat ini kita diperintahkan untuk shalat dan berkurban semata-mata karena Allah, dengan niat ikhlas.

Baca juga:

  1. Keutamaan ibadah sholat dan kurban

Berdasarkan Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’dy ra, “Disebutkan secara khusus dua ibadah dalam ayat ini, dikarenakan keduanya (shalat dan kurban) merupakan ibadah yang paling utama dan paling mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’aalaa. Dalam shalat terkandung kerundukan hati dan perbuatan untuk Allah subhaanahu wa ta’aalaa dan dalam ibadah kurban merupakan bentuk mendekatkan diri kepada Allah subhaanahu wa ta’aalaa dengan sesuatu yang terbaik dari apa yang dimiliki oleh seorang hamba berupa hewan kurban.” Makna ini didasarkan pada tafsir as Sa’diy hal. 936.

Baca juga:

  1. Banyaknya nikmat yang dikaruniakan Allah SWT

Surat Al Kautsar juga menjelaskan tentang banyaknya nikmat yang diberikan oleh Allah. Maka, kita harus bisa berbagi nikmat ini dengan orang lain, senantiasa beramal shaleh juga rajin sholat dan bersedekah. Ini bisa menjadi bentuk rasa syukur kita kepada Allah atas semua nikmat yang Dia berikan.

Baca juga:

  1. Bimbingan untuk selalu bersyukur

Jika dihubungkan antara ayat pertama dan kedua, maka kita bisa belajar untuk selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Dalam ayat pertama dan kedua surat al Kautsar ini dijelaskan bagaimana seharusnya seorang hamba mensyukuri nikmat, yaitu tidak cukup dengan hanya ucapan melainkan juga harus disertai dengan amalan nyata.

Bentuk rasa syukur dari seorang manusia adalah terlihatnya pengaruh dari nikmat Allah subhaanahu wa ta’aalaa terhadap hambanya, melalui lisannya yang senantiasa memuji dan mengakuinya, melalui hati dengan meyakininya dan melalui anggota tubuhnya yang selalu tunduk dan taat menjalankan perintahnya.

baca juga:

  1. Hukum berkurban setelah shalat

Dalam ayat kedua surat al Kautsar, terdapat dalil penting yang menjelaskan hukum dan tata cara dalam ibadah kurban. Ayat tersebut memiliki arti, “Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah”. Di sini disebutkan perintah shalat terlebih dahulu dan setelah itu baru menyembelih hewan kurban. Inilah urutan yang harus kita ikuti karena jika ibadah kurban dilakukan sebelum shalat, maka hewan tersebut tidak dihukumi sebagai daging kurban melainkan sebagai daging sedekah biasa.

Di masa Rasulullah saw pernah terjadi seorang sahabat, yaitu Abu Burdah ra, yang menyembelih hewan kurbannya sebelum shalat Idul Adha. Rasulullah pun bersabda, “Kambingmu adalah kambing untuk (diambil) dagingnya saja.” (HR. al Bukhari no. 5556 dari al Bara’ bin ‘Azib ra.).

Tidak hanya itu, Rasulullah juga pernah bersabda dalam khutbah shalat Idul Adha, “Barangsiapa mengerjakan shalat seperti shalat kami dan menyembelih hewan kurban seperti kami, maka telah benar kurbannya. Dan barangsiapa  menyembelih sebelum shalat (Idul Adha) maka hendaklah dia menggantinya dengan yang lain.” (HR. al-Bukhari no. 5563 dan Muslim no. 1553)

baca juga:

  1. Pembenci Nabi Muhammad terputus amalnya

Dalam ayat ketiga, disebutkan, “inna syaaniaka hu wal abtar”, yang berarti “Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus”. Berdasarkan Imam Ibnu Katsir wa., salah seorang ahlul kitab yang bernama Ka’ab bin al Asyraf ketika datang ke kota Makkah dan bertemu dengan kaum Quraisy, lalu mereka mengatakan kepada Ka’ab bin al Asyraf, “Bagaimana menurutmu wahai Ka’ab tentang orang yang tidak memiliki keturunan lagi, memutus hubungan dengan kaumnya (yaitu Muhammad) dan menganggap dirinya lebih baik dari kami, padahal kami adalah kaum yang senantiasa berhaji, berkhidmat menjaga Ka’bah dan melayani serta memberi minum kepada jama’ah haji?” Kemudia Ka’ab bin al Asyraf mengatakan, “Kalian lebih mulia dibandingkan dia (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)”.

Setelah pernyataan tersebut, turunlah ayat ketiga dari surat Al Kautsar ini, yang berarti, “Sesungguhnya orang yang membencimu dia lah orang yang terputus”. (Tafsir Ibnu Katsir 2/295). (Baca juga: Hukum Menghina Al Quran)

Berdasarkan tafsir as Sa’di hal. 936, terputus di ayat tersebut berarti terputus dari setiap kebaikan, amalan, dan sanjungan. Dalam tafsir itu juga disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi manusia yang paling sempurna dan memiliki kedudukan di sisi seluruh makhluk, berupa tingginya pujian kepadanya, banyaknya pembela dan pengikutnya shallallahi ‘alaihi wa sallam.

  1. Nabi Muhammad adalah manusia yang paling sempurna

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, jika pembenci ataupun orang yang memusuhi Nabi Muhammad terputus amalannya, maka kita bisa tahu bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang wajib kita hormati dan cintai sebagai seorang umat muslim. Bahkan, kita diperintahkan untuk senantiasa bershalawat dan mengucapkan salam penghormatan untuk Nabi Muhammad.

  1. Al Kautsar adalah ilmu dan Al Quran

Sabda Nabi Muhammad, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus” (QS. Al Kautsar: 1-3).

Kemudian beliau berkata, “Tahukah kalian apa itu Al Kautsar?” Umatnya pun menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Lalu Nabi Muhammad bersabda, “Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku ‘azza wa jalla. Sungai tersebut memiliki kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat nanti. Bejana (gelas) di telaga tersebut sejumlah bintang di langit. Namun ada dari sebagian hamba yang tidak bisa minum dari telaga tersebut.  Allah berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa mereka telah berbuat bid’ah sesudahmu.” (HR. Muslim no. 400).

Maka, dari hadis di atas, bahwa sebagai umat Nabi Muhammad kita harus mengikuti ajaran Nabi Muhammad berdasarkan ilmu dan Al Quran, bukannya mengada-ngada dan membuat bid’ah. (Baca juga: Bid’ah dalam Islam)

Selain makna-makna di atas, masih ada makna lainnya dari Surat Al Kautsar. Beberapa makna surat Al Kautsar lainnya, salah satunya diungkapkan oleh Ibnul Jauzi,adalah sebagai berikut:

  1. Berdasarkan pendapat ‘Ikrimah, Al Kautsar adalah nubuwwah atau kenabian.
  2. Al Kautsar adalah telaga Rasulullah yang banyak didatangi oleh manusia.
  3. Menurut Abu Bakr bin ‘Iyasy, Al Kautsar berarti begitu banyaknya pengikut dan umat (Zaadul Masiir, 9: 247-249).
  4. Nabi Muhammad akan memiliki banyak pengikut hingga hari kiamat dan akan memiliki nama yang baik di dunia hingga akhirat.
  5. Al Kautsar sebagai penghibur hati Nabi Muhammad.

Demikian 15 Makna Surat Al Kautsar. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang bisa minum dari telaga Al Kautsar, ya!

Recent Posts

Perbedaan Kafir Harbi dan Dzimmi

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ قُلْ  لِّلَّذِيْنَ  كَفَرُوْا  سَتُغْلَبُوْنَ  وَتُحْشَرُوْنَ  اِلٰى  جَهَنَّمَ   ۗ وَبِئْسَ  الْمِهَا دُ “Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, Kamu…

2 months ago

4 Contoh Syariat Islam yang di Terapkan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Syariat Islam adalah hukum yang terdapat dalam ajaran islam untuk mengatur kehidupan manusia. Hal ini…

2 months ago

Tata Cara Aqiqah Anak Laki-Laki : Hukum, dan Dalilnya

Agama Islam memuliakan umatnya, termasuk anak-anak. Dalam aturan agama islam terdapat beberapa arahan yang membahas…

2 months ago

4 Sumber Hukum Islam Yang Disepakati

Berbicara mengenai hukum islam, maka kita dapat berbicara mengenai sumber hukum islam yang disepakati. Tujuannya…

2 months ago

Hukum Aqiqah Sudah Dewasa dan Dalilnya

Aqiqah dalam islam merupakan prosesi yang masuk kedalam sunah muakkad atau sunnah yang wajib untuk…

3 months ago

4 Sumber Hukum yang Tidak Disepakati

Dalam agama islam, hukum merupakan aturan baku yang mengatur dan memandu umat muslim dalam beribadah.…

3 months ago