Agama Islam menganjurkan umatnya untuk menyayangi dan menyantuni anak yatim, baik dengan harta yang dimiliki atau pun kasih sayang.
Perlu diketahui, anak yatim merupakan anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum memasuki usia baligh.
Batas usia anak yatim yang berhak menerima santunan adalah hingga akil Baligh.
Namun walau bukan termasuk kategori anak yatim masih tetap diberi, sumbernya dari sadaqah, infak, wakaf dan zakat.
Lalu bagaimana cara menyantuninya?
1. Dengan Mengusap Kepalanya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَجُلاً شَكَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَسْوَةَ قَلْبِهِ فَقَالَ امْسَحْ رَأْسَ الْيَتِيمِ وَأَطْعِمْ الْمِسْكِينَ [رواه أحمد ورجاله رجال الصحيح].
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang mengadukan kekerasan hatinya kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda: ‘Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.’” [HR. Ahmad dengan perawi shahih].
Mengusap kepala anak yatim dan memberi makan orang miskin mempunyai pengaruh yang sangat baik pada diri seseorang, yaitu dapat melembutkan hati yang keras.
Dalam prakteknya, kedua hal tersebut dilakukan dengan penuh keinsyafan hati secara natural (tidak dibuat-buat) atau dipaksa-paksakan).
Mengusap kepala anak yatim adalah simbol atau cara menunjukkan empati dan kasih sayang, bukan ritual yang harus dilakukan.
2. Memberikan Pakaian dan Memberikan Sebagian Harta Kepada Anak Yatim
Anak yatim kehilangan Ayahnya yang merupakan tulang punggung keluarga, secara tidak langsung perekonomiannya pun ikut terhalang.
Oleh karena itu sebagai orang yang mampu, kita dapat menyantuni anak yatim dengan apa yang kita punya.
Seperti memberikannya pakaian, makanan, atau sebagian harta kita yang lainnya. Karena sungguh kita tidak akan merugi.
3. Membiayai Pendidikannya
Meskipun sekolah sekarang umumnya gratis karena ada dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) akan tetapi, mereka tetap membutuhkan biaya pendidikan untuk membeli keperluan lain yang tidak ditanggung oleh sekolah, seperti membeli buku, tas, sepatu, alat tulis, dan bahkan ongkos ke sekolah.
Maka, jika kita memiliki rezeki lebih, alangkah baiknya untuk berbagi dengan membiayai anak yatim. Insyallah rezeki yang kita dapat akan berkah.
4. Tidak Menghardiknya
Jika kita belum mampu melakukan tiga hal diatas, maka yang perlu kita lakukan adalah jangan menghardiknya atau mencaci maki.
Karena apabila hati anak yatim tersakiti, maka kita telah membuat murka Allah SWT.