3 Perbedan Iman dan Taqwa yang Wajib Diketahui

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dalam Islam, ciri orang beriman adalah bertakwa kepada Allah subhaanahu wa ta’alaa. Begitu pula sebaliknya, ciri orang bertakwa adalah memiliki iman.

Dengan demikian, jelaslah bahwa Iman dan takwa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu kesatuan. Meskipun begitu, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Berdasarkan Pengertian

Secara etimologis, kata iman berasal dari kata amina-ya’minu-amman yang diartikan sebagai percaya. Secara istilah, Iman berarti keyakinan yang dibenarkan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perilaku.

Iman dalam Islam merujuk pada rukun iman yang meliputi beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir baik buruk.

“(Jibril) berkata, “Beritahukanlah padaku tentang iman! Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-nya, kepada hari kiamat, dan beriman kepada Qadar yang baik serta yang buruk.”

HR. Muslim

Adapun kata takwa secara etimologis berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang berarti memelihara.

Sedangkan secara terminologis, kata takwa berarti mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Thalq bin Habib rahimahullah mengatakan,

“Takwa berarti engkau menjalankan ketaatan pada Allah atas petunjuk cahaya dari Allah dan engkau mengharap pahala dari-Nya. Termasuk dalam takwa pula adalah menjauhi maksiat atas petunjuk cahaya dari Allah dan engkau takut akan siksa-Nya.”

2. Berdasarkan Implikasi

Orang yang beriman memiliki beberapa ciri yaitu tawakal, mawas diri, bersikap ilmiah, optimis, konsisten, menepati janji, dan tidak sombong.

Adapun ciri-ciri orang bertakwa di antaranya adalah menjauhi maksiat, rajin beramal shaleh, puasa, selalu menepati janji, mempersiapkan bekal untuk hari akhir, dan rajin beribadah.

3. Berdasarkan Dampak

Dampak keimanan bagi seseorang salah satunya adalah ikhlas dalam beribadah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan,

Dari Abu Umamah Al-Bahiliy, ia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya, “Bagaimanakah pendapat engkau apabila ada seorang laki-laki berperang untuk mencari pahala dan nama? Lalu apa yang ia dapat?”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ia tidak mendapatkan apa-apa.” Orang itu mengulangi pertanyaannya sampai tiga kali, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ia tidak mendapatkan apa-apa”. Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mau menerima amal kecuali amal yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan mencari keridhaan-Nya.”

HR. Nasa’i

Adapun dampak ketakwaan seseorang salah satunya adalah dimudahkan persoalan dan rezekinya. Allah subhaanahu wa ta’alaa berfirman dalam surat At-Thalaq ayat 2-3 sebagai berikut.

“… Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya …”

QS. At Thalaq : 2-3

fbWhatsappTwitterLinkedIn