Alquran yang merupakan kitab seluruh umat muslim, merupakan sesuatu yang harus dijaga kesuciannya. Tidak seorang pun boleh mengotorinya, dalam arti menghinakan bentuk fisiknya maupun kandungan ayat-ayat di dalamnya.
Alquran merupakan kalam Allah, surat cinta, kabar gembira sekaligus juga menjadi peringatan bagi seluruh umat islam di dunia. Mengabarkan setiap kebahagiaan dan nikmat yang akan Allah limpahkan dan memperingatkan akan kerasnya siksa-Nya bagi orang-orang yang membangkang.
Dalam salah satu hadits, Nabi Shallallahu’alaihi wassalam juga telah bersabda:
“Sungguh dengan sebab Kitab (Al Qur’an) ini, Allah akan mengangkat sekelompok kaum, dan dengannya pula Dia akan merendahkan sekelompok kaum yg lain” (HR. Muslim: 817).
Alquran yang mulia adalah salah satu pemberi syafaat di hari kiamat kelak bagi para pembacanya. Menemani manusia yang semasa hidup membacanya di dalam kubur dan menjadi pembela di hari akhir nanti. Alquran mengandung berbagai keutamaan yang semakin menguatkan kita bahwa ia adalah sesuatu yang tak boleh dipermainkan.
baca juga:
Dilansir dari muslim.or.id, mengutip salah satu perkataan Imam Nawawi, bahwa kaum muslimin sepakat bahwa mengagungkan, mensucikan dan menjaga alquran adalah kewajiban. Hal ini meliputi fisik dari alquran, apa yang terdapat di dalamnya, dan apa-apa yang terkait dengannya. Itu berarti, tidak ada seorang pun yang boleh menghinanya, menambah atau mengurangi serta mendustakan atau mencela kandungannya, bahkan menjadikannya sesuatu yang diolok-olokkan.
baca juga:
Dianggap Sebagai Orang Kafir
Dalam surat at-Taubah ayart 65 sampai 66, Allah berfirman:
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, ‘Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?’ Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengadzab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa” (QS at-Taubah [9]: 65–66).
Dari ayat ini maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa orang-orang yang menghina dan memperolok ayat-ayat alquran dianggap sebagai orang kafir setelah ia menjadi orang yang beriman. Orang yang bercanda dengan mengolok-olok alquran dianggap telah kufur besar, sama seperti jika ia bercanda dengan ketika menyebut namaNya atau mengolok-ngolok sunnah Rasulullah Shalallahu’alaihi wa salam.
Seharusnya ayat ini dapat membuat kita berhati-hati lagi dalam bercanda, lebih tepatnya memilih topik yang akan dibercandai. Mengapa? Karena bagi sebagian orang, merasa membercandai ayat-ayat alquran bukanlah sesuatu yang salah dengan alasan “hanya bercanda”. Orang yang bertauhid dan menganggungkan Allah Azza Wa Jalla tidak akan mengolok-ngolok syariatnya atau apa yang diturunkan oleh-Nya.
baca juga:
Lalu apakah pengolok-ngolok AlQuran akan diampuni oleh Allah Azza Wa Jalla?
Berdasarkan surat At-Taubah ayat 66 maka taubat orang yang mengolok-ngolok tersebut dapat diterima oleh Allah, sebagaimana yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala firmankan,
“Jika Kami mema’afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat)…” (At Taubah : 66)
Namun semuanya kembali lagi kepada keputusan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagiannya orang yang dimaksud oleh ayat tersebut ada yang Allah maafkan dan diberikan hidayah kepada islam. Tetapi taubat yang dilakukan haruslah dibarengi dengan bukti yang menyatakan ketulusan orang tersebut dalam bertaubat. Oleh karena itu,berhati-hatilah dalam berucap, terlebih ketika bersenda gurau.
Jangan jadikan sesuatu yang sesungguhnya haram untuk dipermainkan menjai bahan tertawaan atau semacamnya. Sebab mengolok-ngolok Allah dan syariatnya termasuk ke dalam kekufuran yang berat.Apakah kita harus mengorbankan diri untuk mendapatkan dosa hanya untuk membuat orang lain tertawa dan menyenangi kita? Jika ingin bersenda gurau, maka contohlah bagaimana Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam bersenda gurau, tidak berlebihan dan sesuai dengan syariat-Nya.
baca juga:
Setelah itu muncul pertanyaan dalam benak kita, lalu bagaimana dengan orang-orang non-muslim yang menghina kitab suci umat islam dan syariat-syariat agama kita?
Jawabannya mudah. Kita sudah tau jawabannya jika berpikir secara logis bahwa seorang muslim yang melakukannya saja sudah dianggap sebagai kekufuran yang besar . Allah pasti menimpakan suatu balasan yang akan membuat orang-orang yang menghina Alquran tersebut menyadari kesalahannya. Entah balasan langsungdi dunia atau di akhirat, terserah kepada Allah. Tidak ada dalil alquran maupun hadits yang merincikan tentang hal tersebut. Biarlah itu menjadi urusan-Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala sendiri yang akan memberikan balasan untuk orang-orang tersebut.
Wallahu’alam.
Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari hal-hal yang ia larang atas kita. Aamiin.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…