Mencukur Bulu Kemaluan Dalam Islam dan Kesehatan

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Manusia memiliki beberapa jenis bulu yang tumbuh dibagian-bagian tertentu tubuhnya, mulai dari kepala hingga pada bagian kaki. Keberadaan bulu-bulu tersebut pada dasarnya memiliki fungsi-sungsi tertentu seperti untuk melindungi bagian tubuh yang ditumbuhi bulu dari adanya ancaman bahaya seperti bakteri, dan lain sebagainya. Oleh karena itulah sangat penting bagi kita untuk selalu menjaga kebersihan, kesehatan, serta kerapian bulu-bulu tersebut. Kali ini kita akan membahas tentang mencukur bulu kemaluan menurut agama islam.

Memang terdengan tabu ketika kita membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kemaluan seperti adanya bulu pada kemaluan, akan tetapi jika apa yang kita bicarakan berkaitan tentang kesehatan dan agama, maka sudah sepantasnyalah jika kita mengetahuinya. Bulu kemaluan adalah rambut yang tumbuh di atas dan di sekitar kemaluan lelaki maupun perempuan, sehingga mencukur bulu kemaluan pria dan wanita dianjurkan dalam islam.

Islam sangat menganjurkan bagi umatnya agar selalu menjaga kebersihan dan kesehatan daerah kemaluan seperti dengan merapikan atau mencukur bulu kemaluan.

عن عائشة قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عشر من الفطرة قص الشارب وإعفاء اللحية والسواك والاستنشاق بالماء وقص الأظفار وغسل البراجم ونتف الإبط وحلق العانة وانتقاص الماء يعني الاستنجاء بالماء

Artinya

“Dari A’isyah radliallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada sepuluh hal dari fitrah (manusia); Memangkas kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung), potong kuku, membersihkan ruas jari-jemari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu pubis dan istinjak (cebok) dengan air. ” (H.r. Muslim, Abu Daud, Turmudzi, Nasa’i, dan Ibn Majah).

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga pernah bersabda :

خمس من الفطرة : الاستحداد ، والختان ، وقص الشارب ، ونتف الإبط وتقليم الأظفار

Artinya “Ada lima hal termasuk fitrah; Istihdad, khitan, memangkas kumis, mencabut bulu kemaluan, dan memotong kuku.” (HR. Bukhari, Muslim dan yang lainnya)

Berikut adalah penjelasan mengenai mencukur bulu kemaluan dalam islam :

Pentingnya Mencukur Bulu Kemaluan

Pertumbuhan rambut kemaluan secara umum akan terhenti setelah dua bulan, artinya bulu kemaluan yang tadinya sudah panjang tidak akan bertambah panjang meskipun tidak dicukur. Akan tetapi banyak resiko kesehatan yang nantinya akan timbul ketika bulu kemaluan tidak dicukur atau dibersihkan dengan baik seperti bakteri akan mudah berkembang di sana, dan pada akhirnya bakteri-bakteri tersebut akan mengakibatkan berbagai macam gangguan pada alat reproduksi tersebut, seperti serangan penyakit maupun timbulnya bau pada kemaluan.

Berikut adalah pentingnya mencukur bulu kemaluan :

1. Jika dilihat dari segi kesehatan 

Pada dasarnya bulu kemaluan itu memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

  • Memberikan kehangatan
  • Sebagai tanda kematangan seksual
  • Tempat pengumpulan dari pengeluaran hormon
  • Akan dapat membantu mengurangi gesekan luar pada saat berhubungan seks
  • Untuk memberikan perlindungan pada daerah yang ditumbuhi bulu-bulu tersebut, karena biasanya itu merupakan daerah yang sensitif.

2. Jika dilihat dari segi agama

Ada ungkapan yang menyatakan bahwa “bersih itu sebagian dari iman.” Artinya dengan menjaga kebersihan, baik itu kebersihan diri maupun lingkungan maka hal itu merupakan suatu bentuk keimanan kita kepada Allah SWT. Lalu apa kaitannya dengan bulu kemaluan?

Suatu ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bertanya kepada iblis “Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?” Lalu iblis pun menjawab “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu.”

Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa apabila kita tidak menjaga kebersihan bulu kemaluan kita maka artinya kita menyediakan tempat bagi iblis untuk bersarang di tubuh kita, dan dengan begitu para iblis tersebut akan dengan mudah mengganggu dan membujuk kita agar melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Selain itu, islam juga melarang para kaum lelaki yang datang dari perjalanan jauh untuk mendekati istri-istri mereka sebelum mencukur bulu kemaluan. Hal ini diungkapkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Jabir yang menyatakan tentang adanya larangan mendatangi istri tengah malam sebelum bersisir lebih dahulu dan mencukur bulu ari-ari bagi orang yang baru pulang dari perjalanan jauh.

Batas Waktu Mencukur Bulu Kemaluan

Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwasannya Beliau pernah berkata :

وقت لنا في قص الشارب وتقليم الأظفار ونتف الإبط وحلق العانة أن لا نترك أكثر من أربعين ليلة

Artinya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan batasan waktu kepada kami untuk memotong kumis, memotong kuku, mencabuti bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan, agar tidak dibiarkan lebih dari empat puluh hari.” (H.r. Muslim, Abu Daud, dan An-Nasa’i)

Jadi hendaknya kita sebagai muslim yang baik bisa mengikuti sunnah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam untuk mencukur atau membersihkan bulu kemaluan, serta tidak membiarkannya begitu saja lebih dari 40 hari.

Cara yang baik Membersihkan Bulu Kemaluan

Imam An- Nawawi pernah mengatakan bahwa cara yang paling tepat untuk membersihkan bulu kemaluan adalah dengan mencukurnya, terutama bagi para wanita, karena membersihkan bulu kemaluan dengan cara selain mencukur misalnya dengan mencabut bulu kemaluan akan dapat mengakibatkan iritasi serta kulit di daerah tersebut akan mengendur.

Di dalam upaya mencukur bulu kemaluan hal-hal yang harus selalu diperhatikan adalah sebagai berikut :

  1. Hukumnya adalah haram apabila seorang wanita mencukur bulu kemaluannya di hadapan sesama kaum wanita atau di hadapan lelaki yang bukan mahramnya. Hal yang sama juga berlaku bagi kaum pria, dimana ia tidak diperbolehkan mencukur bulu kemaluannya dihadapan sesama pria maupun di hadapan wanita yang bukan muhrimnya. Ini berarti yang harus mencukur bulu kemaluan kita adalah diri kita sendiri atau seorang suami diperbolehkan untuk mencukur bulu kemaluan istrinya, begitu juga sebaliknya. Apa alasannya? Alasannya adalah sangat jelas, yaitu karena kemaluan merupakan aurat yang harus selalu dijaga dari orang-orang yang tidak berhak.
  2. Sebaiknya menggunakan alat bantu cukur (pisau cukur) yang tajam.
  3. Sebelum mulai mencukur, ada baiknya jika Anda merendam terlebih dahulu daerah kemaluan Anda dengan menggunakan air hangat selama beberapa saat untuk membuat tekstur kulit di daerah tersebut menjadi lembut sehingga memudahkan dalam proses pencukuran.
  4. Sebaiknya Anda melumasi daerah yang hendak dicukur dengan menggunakan sabun agar daerah tersebut tidak terlalu kesat sehingga akan menghindarkan resiko luka pada kulit.
  5. Dalam mencukur sebaiknya dengan satu arah guna mencegar terjadinya pertumbuhan rambut di bawah kulit.
  6. Hal yang perlu diperhatikan oleh para wanita adalah jangan mencukur bulu kemaluan ketika Anda sedang menstruasi, karena pada saat menstruasi area Miss V akan menjadi lebih sensitif.
  7. Setelah proses pencukuran selesai, sebaiknya hindari menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat agar sirkulasi udara tidak terganggu.

Baca juga artikel tentang islam lainnya

fbWhatsappTwitterLinkedIn