Pengertian Tasawuf yang kita kenal selama ini adalah Tasawuf para sufi yang meninggalkan dunia bahkan membenci dunia. Sebagaimana yang dilakukan oleh para sufi pada abad ke dua dan ketiga yang benar-benar mensucikan diri dari keduniaan dan menyatukan diri dengan tuhan. Menfanakan dirinya serta mengkekalkan zat tuhan sehingga banyak pemikiran dan amalam Tasawuf yang susah diterima oleh orang awam, lantaran dalamnya pemaknaan dan kecintaan kepada tuhan sehingga menghilangkan kecintaan terhadap dunia dan dirinya.
Tasawuf modern yang akan kita bahas adalah mengenai pemikiran Hamka tentang memaknai Tasawuf yang sebenarnya. Bertasawuf Hamka adalah peimplementasian zuhud dan pemurnian aqidah sesuai dengan Alquran dan Hadist.
Tasawuf sebagaimana yang pernah dibahas pada artikel sebelumnya adalah : ilmu tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Ilmu tentang cara mensucikan hati dari segala urusan yang menghalangi kedekatan kepada tuhan. Serta ilmu tentang bagaimana memahami hakekat tuhan, seperti zat-Nya, wujud-Nya dan lain sebagainya.
Ilmu Tasawuf itu sendiri lahir pada abad kedua. Tasawuf ini disebut juga Tasawuf sunni. Pada abad berikutnya lahirlah berbagai macam aliran dalam Tasawuf : Tasawuf Akhlaki, Tasawuf Falsafi, Tasawuf Amali ada juga Tasawuf syiah dan sekarang ini muncul pemikiran baru dalam Tasawuf yaitu Tasawuf Modern. Semua aliran Tasawuf itu pada hakekatnya adalah sama yaitu ilmu tentang cara mencintai Allah dengan pendekatan yang berbeda-beda. Baca juga: hubungan tasawuf dan ilmu kalam
Istilah Ilmu Tasawuf Modern merupakan istilah yang berasal dari karangan buku Prof. Buya Hamka. Hamka mencoba meinterpretasikan Tasawuf yang sesuai dengan masyarakat modern. Namun pada intinya tetap mencintai Allah, dengan memurnian aqidah dan implementasi zuhud yang sesuai dengan Alquran dan hadist Nabi SAW. Zuhud yang meningkatkan kepedulian sosial demi kemajuan dan kemakmuran perekonomian umat. Baca juga: aliran dalam islam dan ilmu filsafat islam
Profil Hamka
Sebelum kita bahas lebih lanjut tentang pemikiran Tasawuf modernnya Hamka, mari kita ulas sedikit tentang profil Hamka.
Biodata diri
Nama : H. Abdul Karim Amrullah, disingkat dengan HAMKA
Tempat/ Tanggal lahir : Kampung Molek Maninjau ,Sumatera Barat / 17 February 1908
Prof Buya HAMKA adalah seorang ulama, pemikir Islam, pendakwah dan juga seorang sastrawan yang telah banyak melahirkan karya-karya besar seperti: Tafsir Al Azhar, Tasawuf Modern, Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di bawah Lindungan Ka’bah dan lain sebagainya. Hamka adalah penulis yang sangat produktif. Selain itu beliau juga aktif di organisasi dakwah Muhammadiyah.
Baca juga :
Buya Hamka lahir dari kalangan ulama. Ayahnya Syekh Abdul Karim merupakan pendiri pondok pesantren Tawalib Padang Panjang serta pelopor gerakan Pembaharuan Islam di Minangkabau. Perkembangan intelektual Hamka tidak lepas dari pengaruh sang ayah.
Hamka aktif di organisasi dakwah Muhammbadiyah sejak merantau ke tanah Jawa dan bertemu dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah. Karirnya di organisasi dimulai dari memimpin cabang Muhammadiyah Padang Panjang, lalu beliau juga diberikan amanah memimpin Majlis Muhammadiyah Sumatera Barat.
Dalam bidang politik, Hamka tergabung dalam partai Serikat Islam. Hamka aktif melawan penjajah Belanda yang hendak kembali menguasai Indonesia, dan juga telibat dalam gerilya di hutan. Hamka juga pernah menjadi anggota Masyumi. Dalam karir politiknya Hamka sering bergeseran dengan para aktivis partai Nasionalis dan Komunis, lantara pendapatnya yang lebih menegakkan dakwah Islam. Hamka juga pernah dipenjarakan Presiden Soekarno, dan dalam penjara itulah Hamka menyusun buku Tafsir Al Azhar.
Pemikiran Tasawuf Modern Hamka
Sebagaimna ilmu Tasawuf yang kita pahami selama ini, suatu ilmu yang mengkaji tentang cara mensucikan diri dari dosa dan dunia untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Tasawuf lahir akibat gaya hidup orang semakin hedonis dan glamor yang semakin jauh dari tuhan. Dan gaya hidup yang penuh dengan kecintaan terhadap dunia dan kering akan rohaniah.
Untuk mendekatkan diri kepada Allah para ahli sufi memiliki cara dan metode masing masing seperti: mengawali dengan tobat dari dosa dengan tobat nasuha, lalu melepaskan kecintaan pada dunia atau (zuhud) dan latihan rohani yang lain yang pada puncaknya mencapai ma’rifat.
Dalam Tasawuf ini banyak hal yang tidak bisa dicerna dengan akal karena semua berhubungan dengan rasa cinta yang sangat tinggi pada tuhan. Tasawuf juga tidak mengikatkan diri pada aturan baku syari’ah. Oleh karena itu banyak ahli Fiqih yang kadang tidak paham dengan para sufi dan menganggap mereka musyrik dan sesat.
Pada Tasawuf Modern, Hamka memberikan perspektif baru dalam bertasawuf, menurut Hamka kebahagiaan itu adalah agama,dan agama itu adalah aqidah. Aqidah yang baik melahirkan akhlakul karimah. Hamka dalam bertasawuf tidak sama seperti sufi pada aliran Tasawuf yang lain. Tasawufnya Hamka tetap berpegang pada sumber pokok ajaran Islam yaitu Alquran dan Hadist, sebagaimana yang dijalankan dan di contohkan Rasulullah SAW.
Tasawuf Modern lebih mememurnikan aqidah yang terlepas dari praktek bid’ah, syirik dan kurafat. Hamka juga tidak melakukan tingkatan-tingkatan rohaniyah yang dilakukan para sufi yang dahulu. Dan juga tidak pernah mengalami peristiwa mistik dan lainnya. Tasawuf menurut Hamka bisa menjadi positif dan negatif.
- Tasawuf jadi negatif jika:
- Dilaksanakan dalam kegiatan yang tidak digariskan Alquran dan Hadist. Contoh, mengharamkan diri terhadap hal yang dihalalkan Allah.
- Dilaksanakan pada kegiatan yang berlandaskan pada pandangan “dunia harus dibenci”.
- Tasawuf bisa positif jika :
- Dijalankan berdasarkan tuntunan Alquran dan Hadist.
- Dilaksanakan atas kepedulian yang tinggi. Mengangkat kembali roh tasawuf dengan zuhud. Zuhud yang dimaksud adalah gaya hidup yang tidak berorentasi pada dunia.
Baca juga : hubungan akhlaq dan tasawuf dan hubungan akhlak dengan iman
Hamka merumuskan Tasawuf ke dalam 4 struktur Tasawuf yang didefinisikan sebagai berikut:
- Konsep tentang tuhan dengan manusia – Hubungan tuhan dan manusia tetap sebagai khaliq dan makhluk. Oleh karena itu manusia harus melakukan peribadatan sesuai dengan tuntunan Alquran dan Hadist.
- Jalan Tasawuf – Zuhud adalah sikap bertasawuf yang harus dikedepankan dalam melaksanakan peribadatan serta aqidah yang benar.
- Penghayatan Tasawuf – Hamka menyimpulkan bahwa jalan Tasawuf itu adalah sikap zuhud yang benar dalam baribadah. Ibadah yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh mengantarkan orang pada pengalaman bertasawuf dalam wujud ketaqwaan
- Refleksi Tasawuf – Tujuan akir dari bertasawuf menurut Hamka adalah tercapainya kepekaan sosial yang tinggi. Seorang sufi akan mencapai karomah dalam bentuk sosial releguis, yaitu dorongan untuk membantu orang dilandaskan pada ketaqwaan pada Allah
Demikianlah ulasan tentang ilmu Tasawuf Modern berdasarkan perspektif Hamka. Pemikiran ini dituliskan dalam bukunya dengan judul “ Tasawuf Modern” yang menurut Hamka penting untuk dikenalkan kembali pada masyarakat saat ini, Agar tumbuh kepekaan sosial yang tinggi atas dasar kecintaan pada Allah.