Tak jarang, kita memaknai nabi dan rasul sebagai hal yang sama. Namun sebenarnya keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Perbedaan antara keduanya dapat diketahui dari berbagai macam aspek, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan Pengertian
Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata naba’ yang berarti berita.
Dengan demikian, nabi adalah seseorang yang menerima dan memberi kabar atau berita. Nabi diberi kabar atau wahyu dari Allah subhana hu wa ta’ala.
Allah berfirman dalam surat Al-An’aam ayat 3 sebagai berikut.
“Ia bertanya, “Siapakah yang memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab, “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
QS. Al-An-aam : 3
Nabi juga memberi kabar dari Allah subhana hu wa ta’ala, perintah-Nya, dan wahyu-Nya kepada kaum tertentu atau seluruh umat manusia.
Allah berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 49 sebagai berikut.
“Kabarkanlah kepada hamba-hambaku, bahwa sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
QS. Al-Hijr : 49
Adapun Rasul berasal dari kata irsal yang berarti mengarahkan. Maksudnya. Para rasul diarahkan oleh Allah subhana hu wa ta’ala untuk melakukan tugas tertentu.
Allah berfirman dalam surat Al-Mu’minun ayat 44 sebagai berikut.
“Kemudian, Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut. Setiap kali seorang rasul datang kepada suatu umat, mereka mendustakannya, maka Kami silihgantikan sebagian mereka dengan sebagian yang lain (dalam kebinasaan). Dan Kami jadikan mereka bahan cerita (bagi manusia). Maka kebinasaanlah bagi kaum yang tidak beriman.”
QS. Al-Mu’minun : 44
2. Berdasarkan Jumlah
Dari beberapa hadits disebutkan bahwa jumlah nabi jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah rasul. Jumlah nabi adalah sebanyak 124.000 orang sedangkan jumlah rasul sebanyak 315 orang.
Dari Abi Zar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang jumlah para nabi, beliau menjawab, “Jumlah para nabi itu adalah 124.000 nabi sedangkan jumlah rasul 315.”
HR. Ahmad
3. Berdasarkan Tujuan
Nabi adalah seseorang yang diutus Allah subhana hu wa ta’ala untuk mengokohkan syari’at yang telah ada sebelumnya kepada kaum tertentu.
Rasul adalah seseorang yang diutus Allah subhana hu wa ta’ala untuk mengajarkan syariat baru.
4. Berdasarkan Kitab
Terkait dengan tujuan diutusnya masing-masing nabi dan rasul adalah adanya kitab yang berisi ajaran pokok yang harus disampaikan kepada umat tertentu atau seluruh umat manusia.
Mengacu pada tujuan diutusnya seorang nabi yang hanya mengokohkan syari’at yang dibawa oleh pendahulunya, maka seorang nabi tidak memiliki kitab tertentu.
Adapun rasul, karena Allah mengutusnya untuk mengajarkan syariat baru kepada suatu kaum atau seluruh umat manusia maka seorang rasul dibekali dengan sebuah kitab.
Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 44 sebagai berikut.
“Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.”
QS. Al-Maidah : 44
5. Berdasarkan Status
Di antara para nabi ada yang berstatus sebagai rasul. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setiap rasul adalah nabi namun tidak semua nabi adalah rasul.
Hal ini ditegaskan Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang mengatakan,
“Semua rasul adalah nabi, namun tidak semua nabi adalah rasul.”
Majmu’ Fatwa 10/209
Di antara para rasul ini ada yang bergelar Ulul ‘Azmi yakni gelar bagi para rasul yang memiliki ketabahan yang luar biasa.
Nama-nama Nabi dan Rasul tersebut adalah Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.