Seseorang yang menyatakan bahwa dirinya seorang muslim dan beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan rasul-Nya memang seharusnya membuktikan pengakuannya melalui sikap dan perbuatan.
Sebab sikap dan perbuatan merupakan identitas kedua setelah penampilan yang membedakan satu keyakinan dengan yang lainnya. Sikap dan perbuatan kita juga menentukan masa depan di dunia ini maupun di akherat kelak.
Lalu bagaimanakah perilaku yang mencerminkan beriman kepada rasul Allah?
Sudahkah kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Iman berarti percaya dengan sepenuh hati yang dibuktikan melalui lisan dan perbuatan. Dalam Islam, iman bermakna kepercayaan penuh terhadap Allah subhanahu wa ta’ala sebagai satu-satunya yang wajib disembah dan hanya kepada-Nyalah kita bertawakal.
Seperti yang kita ketahui, bahwasanya rukun iman ada 6 yaitu beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat Allah, beriman kepada kitab Allah, beriman kepada Rasul, beriman kepada hari akhir dan beriman kepada qada dan qadar. Masing-masing harus dicerminkan dalam perilaku sehari-hari.
Kali ini kita akan membahas tentang perilaku yang mencerminkan beriman kepada Rasul Allah. Simaklah ulasan selengkapnya berikut ini!
Meyakini Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Seseorang yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala di dalam hatinya, maka ia akan selalu berhati-hati dalam berucap dan bertingkah laku. Dimanapun dan kapanpun ia berada, ia akan selalu ingat akan kewajiban dan larangan-Nya.
Misalnya, selalu mengerjakan sholat fardhu tepat waktu, sabar dalam menghadapi masalah, jujur, bertanggung jawab dan sebagainya. Begitu pentingnya akhlak mulia menurut Islam yang mestinya kita pelajari.
Allah menciptakan semua makhluk yang ada di alam semesta ini. Termasuk manusia. Allah mengutus Nabi dan Rasul sebagai pembawa kabar gembira dan peringatan. Oleh karena itu, kita mesti mengikuti ajaran Rasul untuk beriman hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim, no. 38)
Beriman Kepada Rasul Allah
Allah menurunkan kitab Al Qur’an melalui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat manusia. Dalam Al Qur’an terdapat berbagai ilmu Islam yang bermanfaat untuk bekal hidup di dunia dan akhirat.
Seperti ilmu tauhid Islam, aqidah, akhlak dan tarikh. Beriman kepada Al Qur’an berarti menjadikannya panduan dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ ۚ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka menggunakan besi itu) dan agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan Rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.” (Al-Hadiid : 25).
Sebagai hamba yang beriman kepada Al Qur’an, hendaknya kita bukan hanya fasih membacanya tetapi juga mampu mengamalkan keutamaan menghafal Al Quran di dunia dan akhirat.
Saat ini banyak lembaga pendidikan khusus yang membuka progam hafidz/ah dari usia muda hingga dewasa. Yang terpenting ialah niat dan tekad yang kuat untuk menghafalkan Al Qur’an.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu.” (An Nahl : 36).
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam selama menempuh jalan dakwah, dengan sabar dan pantang menyerah melalui berbagai ujian hidup. Meski keadaan tidak selalu menyenangkan, yakni berbagai penolakan dan perlakuan kasar kerap diterimanya. Namun Rasul selalu tau cara menyikapi takdir Allah dengan bijaksana. Sikapnya yang sabar inilah yang mestinya kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآأُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya,” dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta’at”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali”. (Al Baqarah : 285).
Itulah beberapa contoh perilaku yang mencerminkan beriman terhadap Rasul Allah. Semoga mampu memberikan manfaat kepada seluruh pembaca untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Aamiin insya Allah.