Sejarah dan Sirah

Belajar Menjadi Istri dari Kisah Sayyidah Fatimah

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Saudaraku seiman, mungkin banyak dari kita yang menganggap menjadi istri identik dengan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Sehingga banyak perempuan merasa pekerjaan rumah tangga sangat melelahkan.

Tidak banyak perempuan yang lebih memilih menyewa asisten rumah tangga agar dirinya terhindar dari pekerjaan yang melelahkan tersebut. Untuk itu, pada kesempatan kali ini, marilah kita menyimak dan mengambil ibroh dari penggalan hadits berikut ini.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa suatu hari Nabi Muhammad SAW pergi menuju rumah Fatimah RA. Nabi Muhammad SAW masuk dan menemui anaknya, Sayyidah Fatimah RA. Nabi Muhammad SAW sedang mendapati anaknya sedang menggiling biji gandum dengan susah payah.

Sayyidah Fatimah RA tampak kelelahan, berkeringat hingga menangis karena menggiling biji gandum tersebut dengan sangat susah payah. Nabi Muhammad Saw bertanya kepada Sayyidah Fatimah RA, ‘Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Fatimah?’

Sayyidah Fatimah RA menjawab, ‘Wahai ayahku, aku menangis karena gilingan ini sudah tua sehingga menyebabkan aku terlalu lelah ketika menggiling biji gandum ini.’ Melihat keluhan Sayyidah Fatimah ra, Nabi Muhammad SAW pun duduk di samping Sayyidah Fatimah RA. Kemudian Sayyidah Fatimah ra berkata kepada Nabi Muhammad SAW, ‘Wahai ayahku, mohon sampaikan permintaanku kepada suamiku (Sayyidina Ali karamallahu wajhah) untuk segera membelikan gilingan baru sehingga dapat meringankan pekerjaanku di rumah.’

Mendengar permintaan Sayyidah Fatimah RA, Nabi Muhammad SAW pun berdiri dan menuju gilingan itu kemudian menyentuhnya. Kemudian Nabi Muhammad SAW membaca bismillah dan berkata kepada gilingan tersebut agar berputar lebih cepat. Dengan izin Allah, gilingan tersebut seolah berputar sendiri sehingga biji gandum yang digiling Sayyidah Fatimah RA seketika halus menjadi tepung.

Gilingan itu pun berkata kepada Nabi Muhammad SAW dengan bahasa arab yang fasih, ‘Ya Rasulallah, demi Dzat yang mengutus Engkau sebagai Nabi dan rasul yang haq, sekiranya Engkau memerintahku untuk menghaluskan semua biji gandum dari barat ke timur, niscaya aku akan melakukannya. Aku teringat Allah SWT telah berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, di dalamnya dijaga oleh malaikat yang keras dan tidak pernah berdurhaka kepada perintah Allah SWT’. Ya Rasulullah, aku khawatir menjadi batu yang dijadikan Allah bahan bakar di neraka kelak.’ Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab, ‘Wahai batu gilingan, janganlah khawatir akan nasibmu, karena kelak engkau akan menjadi batu yang dijadikan bangunan megah untuk Sayyidah Fatimah RA.’

Nabi Muhammad SAW melanjutkan pembicaraannya dengan Sayyidah Fatimah RA, ‘Wahai anakku Fatimah, seandainya Allah SWT menghendaki gilingan itu berputar sendiri sehingga dapat meringankan pekerjaanmu, maka akan terjadi. Namun Allah tidak menghendaki demikian karena akan dicatat bagimu kebaikan-kebaikan, dihapus keburukanmu, dan diangkat derajatmu. Wahai Fatimah, setiap engkau menggiling biji gandum untuk kebutuhan keluargamu, maka Allah SWT akan menuliskan kebaikan dan menghapus keburukanmu, serta mengangkat derajatmu. Wahai Fatimah, setiap engkau berkeringat karena memenuhi kebutuhan keluargamu, maka Allah akan jadikan tujuh hijab bagimu melihat api neraka. Wahai Fatimah, setiap engkau merawat anakmu dan suamimu serta mencucikan pakaian mereka, maka Allah beri pahala seperti pahala memberi makan seribu orang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang tunabusana. Namun dari itu semua, ridho suami yang diberikan  kepadamu jauh lebih baik bagimu. Karena jika suamimu ridho maka Allah pun ridho kepadamu.’

Sahabat seiman, belajar dari hadits di atas, maka kita dapat mengambil pelajaran bahwa seorang istri berpeluang meraih derajat yang tinggi baik di dunia maupun di akhirat. Seorang istri memiliki kesempatan yang luas untuk meraih ridho Allah.

Cara terbaik bagi seorang istri dalam meraih ridho Allah adalah dengan meraih ridho suaminya sendiri. Sungguh berbahagia seorang istri yang mengabdikan dirinya, waktunya, dan tenaganya untuk merawat keluarganya, sebab nantinya dia akan dimuliakan oleh Allah SWT kelak di surga.

Recent Posts

Sejarah Masuknya Islam Ke Aceh

Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Myanmar

Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Andalusia

Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Afrika

sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Pulau Jawa

Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…

6 months ago