Siapa yang tidak kenal dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq? Beliau adalah sahabat nabi Muhammad SAW dan khalifah pertama selepas Rasulullah meninggal. Simak lebih dalam tentang Abu Bakar Ash-Shidiq berikut penjelasannya.
Nama lengkap Abu Bakar Ash-Shidiq adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Abu Bakah Ash-Shiddiq dilahirkan di Mekkah pada tahun 573 M atau kurang lebih dua tahun enam bulan setelah tahun Gajah. Setelah dilihat dari kelahirannya, kita tahu bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq lebih muda dari Rasulullah karena Rasulullah lahir pada tahun gajah tepat pada tahun 571 M.
Ibu Abu Bakar Ash-Shiddiq bernama Salma binti Sakhar bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tayim bin Murrah dan digelarin dengan Ummu al-Khair. Sedangkan bapaknya adalah Utsman bin Amir yang masuk Islm pd peristiwa Fathu Makkah (Penakluk kota Mekkah).
Abu Bakar Ash-Shiddiq menikahi dua wanita ketika masih di Mekkah, kedua wanita tersebut bernama Qatilah binti al-Azy dan Ummu Rumman binti Amir bin Uwaimar. Dari istrinya yang pertama, beliau dianugerahi dua anak bernama Abdullah dan Asma. Dari istrinya yang kedua, beliau dianugerahi dua anak bernama Abdurrahman dan Aisyah yang dimana Aisyah setelahnya menjadi istri Rasulullah.
Setelah masuk Islam dan hijrah ke Madinh, Abu akar Ash-Shiddiq menikah kembali dengan dua wanita, yaitu Habibah bintiKharijah dan Asma binti Umaisy. Dari Habibah Abu Bakar Ash-Shiddiq dianugerahi Ummu Kultsum yang lahir setelah beliau meninggal. Kemudia Ummu Kultsum menikah dengan Thalhah bin Ubaidillah yang merupakan salah seorang sahabat Rasulullah SAW. Sedangkan dari Asma beliau dianugerahi dengan Muhammad.
Sejarah Islam tidak melepas tentang sosok Abu Bakar Ash-Shiddiq yang rela berkorban dan senantiasa menemani dakwah Rasulullah SAW baik dalam suka ataupun duka. Pengorbanan yang dilakukan menduduki tempat khusus dihati Rasulullah SAW dalam bentangan sejarah Islam.
Ali al-Tanthawy menyebutkan bahwa panggilan Abu bakar oleh bangsa Arab berasal dari kata al-bakru yang berarti unta yang masih muda. Kemudian, Abu Bakar diberi beberapa gelar yaitu, Atiq dan Ash-Shiddiq. Gelar Atiq diberi karena Abu Bakar memiliki wajah yang Atiq (cerah dan bersih) serta garis keturunannya yang bersih dan tidak ada cacatnya.
Ibu Abu Bakar tidak memiliki seorang anak laki-laki, ketika itu Ibunya melahirkan Abu Bakar dan menghadap ke Ka’bah dan berkata, “Ya Allah sesungguhnya ii adalah atiq (pembebasan) dari kematian, maka anugerahanlah Ia kepadaku.” Karena itulah Abu Bakar Ash-Shiddiq digelari atiq.
Abu Bakar Ash-Shiddiq dikenal dengan sifatnya yang jujur dan dapat dipercaya. Orang Quraisy saja tidak meragukan lagi tentang apa yang Abu Bakar Ash-Shiddiq katakan. Oleh sebab itu, Ia digelari Ash-Shiddiq.
Ketika itu, Rasulullah SAW wafat terjadilah kegalauan di antara kalangan pengikut-Nya. Abu Bakar Ash-Shiddiq membicarakan bahwa Nabi Muhammad tidak mati dan masih hidup selama meraka menyembah Allah SWT.
Pada saat itu, terjadi perdebatan antara kaum Anshar dan Muhajirin tentang siapa yang akan melanjutkan dan mengganti Rasulullah dalam mengurusi umat. Kaum Anshar menolak atas pengangkatan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan menginginkan kepemimpinan dari kelompok mereka.
Umar kemudian mengangkat suaranya, “Wahai orang-orang Islam, sesungguhnya yang pertama kali menyertai nabi Muhammad SAW dan mereka berdua di gua adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.”
Umar mengangkat tangan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan membaitnya sebagai khalifah disusul dengan orang-orang di Saqifah bani Saidah untuk membait Abu Bakar sebagai khalifah dari kalangan Anshar.
Abu Bakar Ah-Shiddiq diabdikan dalam al-Qur’an oleh Allah SWT karena pengorbanannya, ini sebagai penghomatan yang diberikan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam (QS. At-Taubah : 40)
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (Musyirikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya : “Janganlah kamu berduka citaa, sesungguhnya Allah bersama kita.”
Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan manusia pertama yang memasuki surga dari seluruh umat Rasulullah SAW. Hal ini juga diterangkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud yang artinya sebagai berikut
“Dari Abu Hurairah Ra, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jibril mendatangiku dan mengajakku untuk melihat pintu surga yang akan dimasuki oleh umatku nanti. Abu Bakar berkata, “Wahai Raulullah sesungguhnya aku berharap ketika ia datan aku bersamamu sehingga akupun bisa melihat pintu surga.” Rasulullah SAW berkata, “Sesungguhnya engkau Abu Bakar adalah orang yang pertama kali masuk surga dari umatku.” (HR. Abu Daud)
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah yang selalu berbuat dan menyebarkan kebaikan. Hal ini terbukti ketika Rasulullah SAW mengajukan beberapa pertanyaan kepada para sabahatnya dan yang menjawab selalu Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dalam sebuah hadits diriwatkan disebutkan :
Yang artinya, “Dari Abu Hurairah Ra, Ia berkata bahwa RAsulullah SAW bersabda, siapakah di antara kalian yang pagi ini berpuasa?” Abu Bakar berkata, “Saya.” Rasulullah SAW kemudian kembeli bertanya, “Siapakah di antara kalian pada hari ini mengiringi jenazah?” Abu Bakar kembali menjawab, “Saya.” RAsulullah SAW kemuian kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?” Abu Bakar kembali menjawab, “Saya.” Rasulullah pun juga kembali bertanya, “Siapakah di antara kalian yang hari ini menjengu orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Tidaklah terkumpul perbuatan ini pada seorang melainkan ia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
Abu Bakar Ash-Shiddiq merupakan sahabat yang dicintai oleh Rasulullah SAW. Hal ini diceritakan daam sebuah riwayat :
“Dari Anas Ra, Ia berkata bahwa ada yang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah iapakah yang paling engkau cintai dari manusia?” Rasulullah SAW berkata, “Aisyah.” Mereka berkata, “Maksud kami dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar Ash-Shiddiq)” (HR. Ibnu Majah)
Pada masa Rasulullah SAW masih hidup, ada sekitar 14 orang sahabat yang dipercaya Rasulullah SAW untuk memberikan fatwa ke umatnya. Dari ke 14 orang tersebut Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang paling dipercaya Rasulullah SAW untuk memberikan fatwa ketika bersamanya. Sedangkan yang lainnya boleh memberikan fatwa ketika tidak bersama Rasulullah SAW, seperti Muaz bin Jabal yang diutus ke Yaman dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW dalam sabdanya menyebutkan
Yang artinya, “Dari Ibnu Syihab, Ia berkata bahwa Salim bin Abdullah memberikan kepadanya dari apa yang Ia dengar dari (Abdullah bin Ummar) apa yang terjadi ketika Hafshah binti Umar ditinggal mati oleh Khunais bin Hudafah al-Sahny yang meninggal di Madinah. Umar bin Khatab berkata, “Saya mendatangi Utsman bin Affan dan menawarkan Hafshah. Umar pun menjawab akan mempertimbangkan. Setelah berselang beberapa hari Ia pun datang dan berkata bahwa Ia tidak mau menikah dengannya (Hafshah). Umar kembali berkata, “Saya kemudian menemui Abu Bakar dan berkata, jika engkau mau saya akan nikahkan kamu dengan Hafshah binti Ummar.” Abu Bakar diam dan tidak menjawab satu kata pun. Saya mengira Ia lebih mau menikah dengan Hafshah dari pada Utsman. Beberapa hari berselang Ia dipinang oleh Rasulullah SAW dan dinikahinya. Abu Bakar kemudian menemuiku dan berkata, “Mungkin engkau merasa kesal ketika engkau menawarkan Hafshah untuk saya nikahi dan kemudian saya tidak menjawab dengan satu kata pun.” Umar menjawab, “Benar.” Abu Bakar berkata, “Sesungguhnya aku tidak berhasrat untuk menolak tawaramu hanya saja ketika itu aku tahu Rasulullah SAW juga telah menyebutkan keinginannya (untuk menikahi Hafshah). Tidak mungkin saya kemudian akan membukakan rahasia Rasulullah SAW meskipun Ia melarangnya.” (HR. Al-Bukhary)
Abu bakar adalah kepercayaan Rasulullah dan tidak pernah ingkar terhadap apa yang dibicarakannya seperti apa yang telah Ia gelari.
Abu Bakar Ash-Shiddiq termauk orang yang berada dalam segi harta, namun tetap saja Ia tidak membiasakan diri untuk berada dalam kemewahan dan kesombongan. Abu Bakar hidup dengan tawadhu dan kesederhanaan.
Mungkin keistimewaan Abu Bakar Ash-Shiddiq patut untuk ditiru bagi kita sebagai generasi penerus bangsa serta umat Nabi Muhammad SAW.
Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat pada Juumadil Akhir tahun 13 H. Abu Bakar Ash-Shiddiq menderita sakit kurang lebih 15 hari. PAda saat itu, pengganti Abu Bakar untuk shalat berjamaah adalah Umar bin Khattab.
Abu Bakar Ash-Shiddiq meninggal pada usianya yang ke-63 tahun. Jenazah Abu Bakar Ash-Shiddiq dimandikan oleh isterinya yaitu Asma binti Amisy, sesuai dengan wasiatnya sebelum meninggal. Abu Bakar Ash-Shiddiq memerintah kurang lebih 2 tahun sebagai keberhasilannya yang telah ditorehkan dalam sejarah Islam.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…