Biografi Khadijah binti Khuwailid, Sosok Istri Pertama Rasulullah SAW

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Siapa yang tidak mengenal Siti Khadijah? Sosok istri pertama Rasulullah SAW dengan gelar wanita mulia, mungkin usianya jauh lebih tua daripada Rasulullah SAW namun sejarahnya telah membantu banyak Rasulullah SAW dalam berdakwah. Simak penjelasannya mengeni biografi Khadijah di bawah ini.

Nasab dan Gelar Khadijah binti Khuwalid

Nama Lengkap Siti Khadijah adalah Khadijah binti Khuwalid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushi. Ayahnya bernama Khuwalid bin Asad dan ibunya bernama Fatimah binti Za’idah. Siti Khadijah merupakan nasab dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy.

Khadijah memilki garis keturunan yang terpandang dari kalangan suku Quraisy dan sangat dihormati. Kakek Siti Khadijah adalah Ibnu Khantsar yang merupakan pahlawan dari suku Quraisy di masa jahiliyah, sedangkan neneknya adalah Halah binti Abdi Manaf bin Al-Harits yang nasabnya tersambung dengan Luay bin Ghalib.

Ketika usia 25 tahun, ibundany meninggal dunia pada tahun 575 M. 10 tahun kemudian ayahnya menyusul meninggal dunia tepat pada tahun 585 M.

Siti Khadijah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW saat berdagang. Saat itu Siti Khadijah meminta Rasul untu membawa sebagian hartanya menuju Syam ditemani seorang budaknya. Kemudian Khadijah pulang dengan mambawa keuntungan banyak dan melihat keamanahan Rasul, sehingga Ia memulikan Rasul hingga Rasulullah menikahinya.

Pernikahan dengan Rasul berlansung pada tahun 595 M dan diwalikan oleh Amr bin Asad karena ayahnya Khuwalid sudah meninggal. Sementara, keluarga Rasul diwakilkan oleh Abbas bin Abu Muthalib.

Selama pernikahan dengan, Nabi Muhammad SAW tidak pernah menikah dengan wanita lain selain Khadijah.

Khadijah diberkahi 6 anak bernama, yaitu :

  • Abdullah bin Atiq bin Abid
  • Hindun bin Atiq bin Abid
  • Hindun bin Abu Halah
  • Al-Haris bin Abu Halah
  • Qasim bin Muhammad
  • Zainab binti Muhammad
  • Ruqqayyah binti Muhammad
  • Ummu Kultsum binti Muhammad
  • Fatimah binti Muhammad
  • Abdullah bin Muhammad.

Khadijah adalah wanita mulia yang membenarkan kenabian Rasulullah SAW secara total. Selain itu, Khadijah pun memiliki banyak gelar senan kemuliaannya tersebut yakni di antaranya, Ath-Thahira (Wanita Suci), Sayyidah Nisa (Pemuka Perempuan Quraisy), Ummul Mukminin (Ibu orang-orang beriman).

Kepribadian Khadijah binti Khuwalid

Siti Khadijah tumbuh dan berkembang menjadi perempuan beragama dan terdidik oleh keluarga yang cerdas, disiplin dan mulia. Itu yang menyebabkan Siti Khadijah memiliki karakter yang baik. Siti Khadijah juga merupakan sosok wanita yang berwibawa dan terhormat karena berhasil menampilkan diri menjadi sosok perempuan paling cemerlang pada zamannya.

Siti Khadijah adalah seorang gadis yang cantik parasnya dan baik perilakunya. Di samping itu beliau juga sosok yang aanah, jujur, sabar, optimis, dermawan serta teguh pendiriannya.

Khadijah juga merupakan wanita yang sabar dalam menerima bebagai ujian yang menimpanya. Diketahui ketika suaminya Rasulullah SAW meninggal Khadijah sabar dalam menghadapi ujian tersebut disusul dengan suami keduanya meninggal dunia beberapa tahun selepas pernikahannya.

Sifat ulet dan semangat melekat pada Siti Khadijah. Selepas suami keduanya meninggal, ia harus melanjutkan kehidupannya seperti memiliki bisnis hingga bisnisnya menjadi besar. Siti Khadijah juga memiliki pribadi santun dan kanaah yakni menerima segala sesuatu yang telah dberi Allah SWT secara ikhlas dan tidak menuntut hal lebih.

Pernikahan Dengan Nabi Muhammad SAW

Keitimewaan Siti Khadijah Sebagai Istri Nabi

Sebenarnya, banyak pria yang ingin menjadikan Khadijah sebagai istrinya, namun Khadijah menolak. Sebab Khadijah tahu bahwa kebanyakan pria dari mereka hanya menginginya hartanya.

Bagi Khadijah sendiri kekayaan bersifat tidak abadi dan hanya titipan yang Allah beri. Khadijah merasa punya hak dalam memilih pasangan, hal ini menjadi konvensi yang ditetapkan mengenai persoalan spesifik zaman dahulu.

Khadijah menjadi pelopor upaya memberikan hak pada kaum perempuan untuk memilih. Siti Khadijah berpendapat bahwa perempuan juga berhak melakukan pendekatan kepada lelaki yang diinginkan untuk menjadi suaminya.

Itulah yang membuat Nabi Muhammad SAW menikahi Siti Khadijah, karena Khadijah adalah wanita yang memilliki pemikiran matang dan bijaksana.

Nabi Muhammad SAW juga mendengar kesaksian dari kaumnya bahwa Siti Khadijah adalah wanita mulia yang pandai mejaga kehormatan diri, suci dan dari garis keturunan terpandang.

Khadijah juga sangat lembut dan perhatian memberikan nasehat bahwa semua yang terjadi merupakan ketentuan Allah SWT ketika Rasul menerima wahyu pertama.

Kala itu, dakwah Islam mendapat penolakan dari kaum kafir Quraisy, Khadijah tetap setia bersama Rasulullah SAW. Khadijah juga tidak mencela dan mengeluarkan kata-kata tidak baik kepada Rasul.

Khadijah pun ikhlas meninggalkan rumahnya untuk pergi ke Gua Hira menemani Nabi Muhammad SAW.

Khadijah merupakan gambaran istri sejati karena saat Nabi Muhammad SAW meninggalkannya berdagang dan mampu menjaga dirinya dan keluarganya. Khadijah juga menjaga matanya hanya untuk Allah SWT. Sebab itu, Rasulullah SAW selalu rindu dengannya.

Meninggalnya Siti Khadijah

Siti Khadijah meninggal dunia pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-10 kenabian, tiga tahun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah di usianya yang ke-65 tahun. Pada saat itu meninggal sebulan lebih lima hari semenjak kematian Abu Thalib.

Khadijah dimakamkan di Al Hayun bertepatan pada tahun 620 M.


fbWhatsappTwitterLinkedIn