8 Ilmuwan Wanita Islam yang Diakui Dunia
1. Mariyam “Al-Astrolabiya”al-Ijliya
Maryam hidup sekitar Abad10 masehi. Sayangnya, tidak banyak yang diketahui tentang identitasnya. Bahkannama Mariyam pun adalah nama yang disandangkan padanya oleh the SyrianArchaeological Society. Dan “Al-Astrolabiya” tidak lain adalah julukanyang diberikan oleh para ilmuan Eropa kepadanya atas jasanya dalam bidangastronomi. Orang-orang lebih banyak mengenalnya melalui karyanya yangluar biasa, yaitu Astrolabe.
Astrolabe yang berarti (starfinder) atau alat pemburu bintang, adalah GPS pertama di dunia. Inilah alatpertama yang digunakan untuk menentukan lokasi, waktu (tahun, bulan dantanggal), dan peredaran matahari. Menurut Harold Williams seorang ahli dibidang astrofisika (Astrophysicist), Astrolabe adalah alat penghitungastronomi yang paling penting sebelum komputer digital ditemukan, dan instrumenobservasi astronomi yang paling penting sebelum teleskop ditemukan.
2. Sutayta al-Mahamali
Sutayta al-Mahamali adalahseorang ahli matematika. Kepakarannya di bidang ini bahkan di puji oleh banyakulama pada zamannya seperti seperti Ibnu al-Jauzi, Ibnu al-Khatib Baghdadi, danIbnu Katsir. Ia hidup pada sekitar paruh kedua abad 10 masehi.
Sutayta berasal darikeluarga berpendidikan di Baghdad. Ayahnya adalah seorang hakim bernama AbuAbdallah al-Hussein. Ia adalah penulis beberapa kitab termasuk Kitab fial-fiqh, Salat al-‘idayn. Pamannya adalah seorang sarjana Hadis, danputranya adalah juga hakim bernama Abu Hussein Mohammed bin Ahmed bin Ismailal-Mahamli yang terkenal karena keputusan-keputusannya yang bijak.
Baca juga :
Kemahiran Sutayta dalambidang matematika tak bisa dilepaskan dari peranan sang ayah, Abu Abdallahal-Hussein. Selain dibimbing ayahnya, Sutayta juga menimba ilmu matematika daribeberapa ahli matematika pada masa itu, di antaranya Abu Hamza bin Qasim, Omarbin Abdul Aziz al-Hashimi, Ismail bin al-Abbas al-Warraq, dan Abdul Alghafirbin Salamah al-Homsi.
Sebenarnya, Sutaytaal-Mahamali adalah sosok yang multi talenta. Ia dikenal berpengetahuan luasdalam banyak hal, memiliki kemahiran dalam bidang hadist dan syariah. Tapi darisemua itu, ia lebih dikenal sebagai pakar matematika, khususnya aritmatika.Aritmatika merupakan cabang ilmu matematika yang mengkaji bilangan bulatpositif melalui penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian serta implementasinyadalam kehidupan sehari-hari.
Pada masa itu, aritmatikamenjadi cabang matematika yang berkembang cukup baik. Dan Sutayta salah satuilmuwan yang berhasil memecahkan solusi sistem persamaan dalam matematika.Catatannya tentang sistem persamaan pun banyak dikutip oleh para matematikawanlainnya. Sutaita tutup usia pada tahun 987 M.
3. Zaynab Shāhdā
Disamping bidang keilmuan,para Muslimah hebat ini juga tak kalah prestasinya di bidang seni. Salah satuseni yang paling prestisius dalam dunia Islam adalah seni kaligrafi. Untukmendapatkan gelar kaligrafer (Khattat), seseorang harus melewati jenjangpendidikan yang ketat, serta proses-proses belajar dan pelatihan yang panjangdisertai disiplin yang tinggi.
Bagaimana tidak, karenatujuan akhir dari seorang khattat adalah kemampuan untuk menulis ayatsuci yang benar, dan tidak hanya sekedar benar, tetapi juga harus indah. Dengandemikian, seorang khattat, selain harus memahami Al-Quran dia jugamemiliki kualifikasi tertentu. Baru setelah berhasil melewati fase pendidikanyang berat ini, mereka layak mendapat ijazah kelulusan, yang sekaligus sebagaisertifikat keahliannya dalam bidang ini dan bisa di sebut Khattat.
4. Duhtar-i ibn Mukla Shirāzī
yang hidup pada abad ke-10masehi. Ia juga salah seorang guru kaligrafi yang cukup terkenal pada masanya.Seni kaligrafisnya memiliki sentuhan khas yang diwariskan secara turun temurun.Saat ini salah satu karyanya yang tersisa masih bisa dilihat di Mir ‘ImādCalligraphy Museum di Tehran, Iran.
5. Muznā
Yang hidup pada abad ke 10 masehi. Ia adalah salah satu juru tulis khalifah al-amir an-nāsīrlī-dīnillāh dan juga abdurrahmān III (350/961). Namun sayang, tak satu pun darikarya-karyanya masih bertahan hingga hari ini. Ia meninggal pada 358/969.
6. Fātima
Yang juga merupakan selirKhalifah Abdurrahman III. Ia hidup pada abad ke 10 masehi di Andalusia. Iaadalah salah satu kaligrafer yang mendapatkan kesempatan langka diperbolehkanmenulis banyak buku dengan gaya tulisannya yang unik bagi Khalifah dan putranyaMālik Hakem II. Disamping itu, ia juga banyak menyalin banyak buku, baik bukusains ataupun seni.
Baca juga :
7. Rufaida Al-Aslamia / Rufaidah binti Sa’ad
Rufaidah binti Sa’admerupakan perawat dan ahli pengobatan wanita pertama di dunia Islam. Ia belajarmengenai dunia kedokteran dari ayahnya, Sa’ad Al-Aslamy, yang berprofesisebagai dokter di Madinah. Dengan bimbingan ayahnya tersebut lah ia menjadi seorangahli penyembuh, meskipun saat itu ia tidak sampai diberi kepercayaan untukmelakukan operasi ataupun amputasi. Tidak hanya itu saja, Rufaidah jugamengajarkan kemampuan keperawatannya kepada wanita lain.
Rufaidah secara langsung terlibat dalam berbagai peperangan yang terjadi selamamasa kepemimpinan Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasallam, seperti perangBadar, Uhud, Khandaq, dan Perang Khaibar. Semasa berlangsungnya perangtersebut, Rufaida binti Sa’ad memimpin sejumlah kelompok perawat di medanperang untuk menyediakan pertolongan pengobatan. Bahkan Rasulullah menganjurkansupaya para prajurit yang terluka dibawa ke tenda Rufaidah agar segeramendapatkan perawatan.
8. Al-‘Ijliya
Sangat sedikit sekaliliteratur yang membahas mengenai Al-‘Ijliya, bahkan Al-Fihrist yang ditulisoleh Ibnu al-Nadim, salah satu buku yang memuat informasi mengenai Al- ‘Ijliya,tidak menyinggung banyak hal mengenai dirinya. Lalu siapa sebenarnyaAl-‘Ijliya?
Dalam Al-Fihrist bagianinformasi mengenai ahli matematika, teknisi, praktisi aritmatika, musisi, ahlihitung, astrolog, pembuat alat, mesin dan automata, Ibnu al-Nadim menuliskandaftar teknisi, seniman, dan pembuat peralatan astronomi yang terdiri dari 16nama dan Al-‘Ijliya merupakan satu-satunya wanita dalam daftar tersebut.Al-‘Ijliya merupakan putri dari seorang ahli pembuat instrument/peralatan, dansebagaimana ayahnya, ia juga merupakan bagian dari kelompok teknisi dan pembuatalat astronomi yang hidup pada abad kesembilan sampai kesepuluh. Al-‘Ijliyabekerja di tempat Sayf al-Dawla di Aleppo, dan ia merupakan murid dari Bitolus,yang mengajarinya berbagai hal tentang profesi tesebut, pembuat peralatanastronomi. Ayah dari Al-‘Ijliya, dan ahli lain yang disebutkan oleh Ibnual-Nadim dalam daftar tersebut, juga merupakan murid dari Bitolus yang terkenalsebagai pembuat instrumen astronomi.
Ilmuwan wanita lainnya :
- Aisyabinti Abu Bakar
Tidak bisa dipungkirilagi, Aisya merupakan salah satu wanita muslim yang terkenal dengankecerdasannya. Ia merupakan ahli syair, fiqih dan juga menguasai ilmukedokteran, yang ia pelajari dari para perawat. Selain itu, Aisya jugamerupakan wanita yang memahami politik dan bahkan pernah menentang kekhalifahanUtsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, namun tak lama kemudian ia berhentiberkiprah di ranah politik, namun tetap melanjutkan perjuangan dalam menyebarkanajaran agama Islam.
Baca juga :
Aisya, yang juga dikenalsebagai seorang periwayat hadist, bisa dikatakan sebagai seorang yangkontriversial pada masanya. Mengapa? Karena ia memperjuangkan hal-hal yangberlawanan dengan konsep konservatif mengenai peran perempuan pada masa itu,seperti dengan melakukan kegiatan politik, mendirikan sekolah, memberikanbeasiswa, dan juga mendorong para wanita untuk menjadi terpelajar.
- Zainabbinti Ahmad
Pada abad ke-14, masihsangat sedikit sekali wanita muslim yang mengenyam sekolah dan memilikipengetahuan dalam bidang sastra ataupun ilmu pengetahuan. Zainab adalah salahsatu nama yang memiliki keunggulan dan terkenal dengan kepandaiannya pada zamantersebut.
Zainab merupakan wanita yang memiliki pemahaman yang dalam tentang hadist danmerupakan guru di sekolah hanbali di Damaskus. Beberapa murid didikannya yangternama adalah al-Tirmidzi, al-Tahawi, Sahih Bukhari dan Shahih Muslim.Beberapa murid lain juga cukup terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan, yaituIbnu Battuta, Taj Al-Din Al-Subki, dan Al-Dzahabi.
- Al Shifabin Abdullah
Layla adalah nama aslinya,namun karena keahliannya dibidang pengobatan, ia lebih dikenal dengan nama AlShifa. Al Shifa merupakan seorang wanita yang pandai dan sangat dihormati olehmasyarakat di sekitarnya karena ilmu pengetahuan yang ia miliki dan kebijaksanaannya.Terlebih lagi, ia merupakan salah satu dari sejumlah kecil wanita yang bisamembaca danmenulis pada masa itu. Istri Rasulullah, Hafsah binti Umar,merupakan salah seorang wanita yang belajar dari Al Shifa.
Selain dikenal denganpengetahuannya mengenai pengobatan, Al Shifa juga diakui karena kepandaian dankemampuan dalam memberi nasehat. Umar, pada masa kekhalifahannya, bahkanmenunjuk Al Shifa sebagai manajer perdagangan Madinah. Ia memiliki tanggungjawab untuk emmastikan bahwa semua praktek bisnis yang dilakukan olehmasyarakat sesuai dan konsisten dengan nilai dan hukum Islam. Karena luasnyapengetahuan yang dimiliki oleh Al Shifa, ia juga dipercaya sebagai penasihatKhalifah Umar.
Sampai jumpa di artikelberikutnya, terima kasih.