Kaum Muhijirin adalah kaum yang melakukan perjalanan atau kaum yang berhijrah ke Madinah bersama Rasulullah SAW. Sedangkan Kaum Anshar adalah mereka yang menerima kedatangan kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW menerapkan substansi yang tepat untuk menjalankan misi dakwahnya, agar tidak menimbulkan permasalah baru di Kota Madinah. Berikut beberapa isi dakwah Rasulullah SAW di Madinah:
1. Membina Persaudaraan antara Kaum Anshar dan Kaum Muhajirin
Di antara misi Nabi Muhammad SAW adalah mempersaudarakan antara kaum Anshar dengan kaum Muhajirin. Di Madinah, kaum Anshar sangat menerima kaum Muhajirin dengan tangan terbuka.
Mereka memperbolehkan kaum Muhajirin untuk tinggal di rumahnya, juga kaum Anshar menyediakan segala kebutuhan serta fasilitas yang diperlukan oleh Kaum Muhajirin.
Kota Yatsrib diganti namanya menjadi Madinah al-Munawaroh. Untuk memperkuat dan mempererat tali persaudaraan antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar, maka Nabi Muhammad SAW pun mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar.
Diantara para sahabat yang dipersaudarakan oleh Rasululloh SAW adalah sebagai berikut:
- Abu Bakar Ash-Shiddiq bersaudara dengan Kharijah bin Zaid
- Hamzah bin Abu Muthalib bersaudara dengan Zaid bin Haritsah
- Umar bin Khattab bersaudara dengan Itban bin Malik
- Bilal bin Rabah bersaudara dengan Abu Ruwaihah
- Amir bin Abdillah bersaudara dengan Sa’ad bin Muadz
- Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi’
- Zubair bin Awwam bersaudara dengan Salamah bin Salamah
- Usman bin Affan bersaudara dengan Aus bin Tsabit
- Thalhah bin Ubaidillah bersaudara dengan Ka’ab bin Malik
- Abu Huzaifah bin Utbah bersdaudara dengan Ubbah bin Bisyr
2. Membentuk Masyarakat yang Berlandaskan Ajaran Islam
Ketika Nabi Muhammad SAW sampai di Madinah, beliau langsung membuat kota Madinah dengan masyarakat yang berlandaskan ajaran-ajaran Islam, seperti:
- Menciptakan kebebasan dalam beragama
- Menyerukan azan, salat, zakat dan puasa
- Menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan
3. Mengajarkan Pendidikan Politik, Ekonomi dan Sosial
Bidang Politik
Rasulullah sebagai kepala negara, tentunya beliau mengatur sistem politik serta menerapkan dasar bagi sistem politik Islam yaitu musyawarah. Dengan musyawarah ini umat Islam bisa mengangkat wakil-wakil rakyat atau kepala pemerintahan. Serta membuat peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh rakyatnya, selagi aturan tersebut tidak menyimpang dari ajaran Islam dan sesuai dengan sumber hukum Islam yakni Al-Qur’an.
Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Rasulullah SAW menerapkan beberapa sistem perekonomian, di antaranya adalah sistem ekonomi Islam harus bisa menjamin terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.
Dalam bidang perekonomian ini ada beberapa pendapatan, yaitu di antaranya:
- Pendapatan utama. Pendapatan utama ini pada masa Rasulullah adalah zakat. Dikarenakan zakat itu merupakan salah satu kewajiban yang harus dikeluarkan oleh umat Muslim dan termasuk rukun Islam.
- Pendapatan sekunder atau pendapatan pendukung. Pendapatan pendukung ini pada masa Rasulullah SAW didapatkan dari uang tebusan para tawanan perang, serta didapatkan dari wakaf harta benda yang didedikasikan untuk umat Islam.
Bidang Sosial
Pada bidang sosial, Nabi Muhammad SAW sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip kemanusiaan. Beliau menerapkan bahwa semua orang dalam pandangan Islam itu sama. Maksudnya adalah derajat manusia semuanya sama di hadapan Allah yang membedakan hanyalah kataqwaannya.
Nabi Muhammad SAW adalah seorang pemimpin yang paling berhasil dalam mengajarkan pendidikan politik, ekonomi maupun dalam bidang sosialnya. Beliau adalah satu-satunya orang yang sangat berhasil sepanjang sejarah, baik dalam hal keagamaan maupun keduniaan.