Salah seorang hamba, Nabi, dan khalifah Allah subhanahu wa ta’ala di Baitul Maqdis adalah Nabi Daud ‘alaihis salam.
Nama lengkapnya adalah Daud bin Ibsya bin Uwaid bin ‘Abir bin Salmun bin Nahsyun bin Uwainadab bin Irmi bin Hashrun bin Faridh bin Yahudza bin Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim al Khalil.
Tidak sedikit kisah Nabi Daud ‘alaihis salam yang diceritakan dalam Al Qur’an dan Hadits, di antaranya adalah keberhasilannya membunuh Jalut, sejarah puasa Daud, dan wafatnya Nabi Daud ‘alaihis salam.
Berikut adalah kisah Nabi Daud ‘alaihis salam yang berhasil memerangi dan membunuh Jalut hingga membuatnya diangkat sebagai Nabi dan wafatnya.
Latar Belakang
Setelah Nabi Musa ‘alaihis salam wafat, para pemuka Bani Israil kerap meminta kepada seorang Nabi mereka yaitu Syamuel ‘alaihis salam untuk mengangkat seorang raja agar mereka dapat melakukan jihad dan berperang.
Namun, ketika Thalut telah diangkat sebagai seorang raja dan kewajiban untuk berperang itu tiba, mereka justru menghindarinya.
Alasannya adalah Thalut bukanlah orang berharta banyak sehingga tidak pantas untuk mengendalikan sebuah pemerintahan dan memimpin peperangan.
Syamuel ‘alaihis salam kemudian menunjukkan tanda kerajaan Thalut yakni kembalinya tabut dan sisa peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun.
Mereka pun akhirnya mengakui kepemimpinan Thalut dan berjihad bersamanya.
Perang Melawan Jalut dan Bala Tentaranya
Jalut adalah seorang yang perkasa dan tidak ada yang sanggup mengalahkannya.
Ketika itu, Jalut menantang seseorang untuk melawannya. Namun, tak seorang pun tentara Thalut yang berani menghadapi Jalut.
Saat itulah, Daud muncul dan meminta kepada raja Thalut agar mengizinkannya menghadapi Jalut.
Permintaan ini ditolak karena Daud dipandang hanyalah seorang penggembala kambing yang kecil yang tidak akan mampu menghadapi Jalut sang perkasa.
Daud tidak menyerah. Di hari kedua, Daud kembali meminta kepada raja Thalut untuk mengizinkannya menghadapi Jalut. Akhirnya sang raja mengizinkan Daud untuk memerangi Jalut.
Daud kemudian maju sambil membawa tongkat dan lima buah batu serta ketapel. Adapun Jalut maju dengan menggunakan baju besai serta senjata yang lengkap.
Tak berapa lama, Daud meletakkan batu yang kuat di atas ketapelnya lalu ia melepaskannya di udara. Dibantu kekuatan angin, batu itu pun meluncur dengan keras menuju dahi Jalut. Jalut pun jatuh tersungkur dan mati.
Setelah Jalut mati, Daud mengambil pedang Jalut dan dimulainya perang antara pasukan Thalut dan pasukan Jalut. Pasukan Thalut, walaupun berjumlah sedikit, akhirnya mampu mengalahkan pasukan Jalut dengan izin Allah.
Meskipun Daud memperoleh ketenaran karena berhasil mengalahkan Jalut dan memenangkan perang melawan pasukan Jalut, Daud tidak begitu gembira dengan ketenaran tersebut.
Hal ini disebabkan tujuan utama Daud melawan Jalut adalah untuk mencapai cinta Allah subhanahu wa ta’ala.
Kenabian Daud
Setelah kematian Jalut, akhirnya Daud pun menyingkir ke gurun dan gunung untuk mengasingkan diri, bertasbih dan bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Ketika beliau bertasbih, gunung-gunung serta burung-burung turut bertasbih bersamanya di waktu pagi dan petang.
Saat beliau bertasbih dan memuliakan-Nya, Allah subhanahu wa ta’ala memilih Daud sebagai Nabi dan memberinya kitab Zabur. Dalam surat Al-Israa’ ayat 55 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan Kami berikan Kitab Zabur kepada Daud.”
QS. Al-Israa’ : 55
Selain bertasbih, beliau juga berpuasa pada satu hari dan berbuka pada hari yang lain.
Keimanan yang agung yang dimiliki Nabi Daud ‘alaihis salam membuat Nabi Daud ‘alaihis salam diberikan sebuah kerajaan yang besar, hikmah, serta ilmu atau kebijaksaan dalam menyelesaikan permasalahan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Shaad ayat 17-20 sebagai berikut.
“… Dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu pagi dan petang, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.”
QS. Shaad: 17-20
Allah subhanahu wa ta’ala juga menganugerahkan Nabi Daud ‘alaihis salam berbagai macam mukjizat seperti mampu memahami bahasa burung dan hewan-hewan lainnya dan melunakkan besi.
Wafatnya Nabi Daud ‘alaihis salam
Wafatnya Nabi Daud ‘alaihis salam dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad sebagai berikut.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Daud ‘alaihis salam adalah orang yang pencemburu sekali. Ketika Daud ‘alaihis salam keluar rumah, ia mengunci pintu-pintu sampai ia kembali sehingga tak seorang pun bisa masuk ke dalam keluarganya. Pada suatu hari, Daud keluar rumah dan ia pun mengunci rumahnya, Kemudian isterinya mengintip ke dalam rumah. Tiba-tiba ada seorang laki-laki berada di dalam rumah. Kemudian isterinya pun bertanya tentang orang yang berada di dalam rumah itu, “Darimana orang itu bisa masuk rumah sedangkan rumah masih terkunci? Demi Allah ini merupakan aib bagi Daud ‘alaihis salam.” Kemudian Daud ‘alaihis salam bertanya, “Siapakah Anda?” Laki-laki itu menjawab, “Saya adalah orang yang tak pernah takut kepada raja dan tidak ada penghalang bagiku.” Daud berkata, “Kalau begitu, engkau pastilah malaikat maut (malaikat pencabut nyawa) yang datang membawa perintah Allah subhanahu wa ta’ala, selamat datang.” Dan malaikat maut pun berdiam diri beberapa saat sampai dicabutnya ruh Daud ‘alaihis salam. Dan ketika sudah dimandikan dan dikafani, panas terik matahari menyengatnya. Kemudian Sulaiman ‘alaihis salam memerintahkan kepada burung untuk memberikan naungan kepada Daud ‘alaihis salam. Burung-burung pun menaungi Daud sampai bumi terlihat gelap atas naungannya. Kemudian Sulaiman memberikan perintah kepada burung itu, “ Rapatkanlah satu sayap kalian.”
HR. Ahmad