Nabi Sulaiman ‘alaihis salam adalah salah satu di antara nama-nama Nabi dan Rasul yang mendapat beberapa keistimewaan atau mukjizat dari Allah SWT.
Macam-macam mukjizat Nabi Sulaiman ‘alaihis salam antara lain dapat memahami bahasa binatang dan mampu menundukkan jin dan setan. Dalam surat An-Naml ayat 17 Allah berfirman,
Dan untuk Sulaiman, dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia, dan burung lalu mereka berbaris dengan tertib.” (QS. An-Naml : 16-17).
Jin-jin tersebut telah ditundukkan oleh Allah SWT untuk Nabi Sulaiman ‘alaihis salam.
Mereka ada yang diperintahkan oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis salam untuk menyelam ke dasar laut, membuat bangunan yang tinggi, membuat patung, dan lain sebagainya.
Dalam surat Saba’ ayat 13 Allah berfirman,
“Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam, dan periuk yang tetap (berada di atas tungku)… “ (QS. Saba’ : 13)
Kisah Nabi Sulaiman dan jin tidak hanya ketika berdakwah terhadap Ratu Balqis melainkan juga ketika beliau wafat.
Bagaimanakah kisah Nabi Sulaiman ‘alaihis salam dan Ratu Balqis?
Suatu hari, Nabi Sulaiman ‘alaihis salam mendengar informasi dari burung Hud-Hud bahwa kaum Saba’ dan pemimpinnya yakni Ratu Balqis menyembah matahari.
Beliau pun memerintahkan burung Hud-Hud untuk membawa surat dan melihat reaksi dari Ratu Balqis dan kaumnya.
Dalam surat An-Naml ayat 30-31, Allah berfirman,
“Sesungguhnya (surat) itu dari Sulaiman yang isinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah sebagai orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Naml : 30-31)
Ratu Balqis pun bermusyawarah dengan para pembesar kerajaan dan memutuskan untuk mengirim utusan sambil membawa hadiah kepada Nabi Sulaiman ‘alaihis salam.
Para utusan Ratu Balqis pun akhirnya menemui Nabi Sulaiman ‘alaihis salam.
Melihat hadiah yang dibawa para utusan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman ‘alaihis salam geram karena hadiah tersebut merupakan bentuk suap.
Sebagaimana diketahui, hukum menyuap dalam Islam adalah haram.
Para utusan Ratu Balqis pun diminta pulang kembali ke Negeri Saba’.
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam pun menyatakan bahwa beliau akan mendatangi Negeri Saba’ dengan bala tentara yang tidak akan mampu dilawan oleh pasukan Ratu Balqis.
Beliau juga mengatakan bahwa kaum Saba’ akan diusir dari negeri itu dan menjadi tawanan yang hina.
Setelah tiba kembali di negeri Saba’, para utusan itu menceritakan pengalaman bertemu Nabi Sulaiman ‘alaihis salam kepada Ratu Balqis.
Ia pun berkeinginan untuk menemui Nabi Sulaiman ‘alaihi salam secara langsung.
Keinginan Ratu Balqis untuk menemui Nabi Sulaiman ‘alaihis salam telah diketahui terlebih dahulu oleh Nabi Sulaiman ‘alaihis alam.
Baliau memerintahkan bala tentaranya melakukan persiapan guna menyambut kedatangan Ratu Balqis.
Beliau juga memerintahkan bala tentaranya untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis ke istana beliau.
Di antara bala tentaranya yang menyanggupi pemindahan singgasana tersebut adalah ifrit dari golongan jin dan Ashif bin Barqoyya dari golongan manusia.
Dalam surat An-Naml ayat 39-40 Allah berfirman,
“Ifrit dari golongan jin berkata, “Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari tempat dudukmu, dan sungguh, aku kuat melakukannya dan dapat dipercaya. Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip…” (QS. An-Naml : 39-40)
Singgasana pun datang ke hadapannya. Setelah mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas karunia yang telah diberikan kepadanya, Nabi Sulaiman ‘alaihis alam kemudian memerintahkan para jin untuk mengubah bentuk singgasana tersebut.
Ratu Balqis pun tiba di kerajaan Nabi Sulaiman ‘alaihis salam dan ia sangat terkejut melihat singgasana dan istana yang ada dihadapannya.
Sejurus kemudian dia pun berkata sebagaimana diceritakan dalam Al Qur’an surat An-Naml ayat 44.
“ … Ya Tuhanku, sungguh aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. An-Naml : 44)
Bagaimanakah Kisah Wafatnya Nabi Sulaiman ‘alaihis salam ?
Suatu hari, Nabi Sulaiman ‘alaihis salam masuk ke Haekal bermaksud untuk beribadah seperti shalat dan berdzikir sambil memegang tongkatnya. Allah berfirman dalam surat Saba’ ayat 14 sebagai berikut.
“Maka ketika kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannaya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba’ 14)
Dari ayat tersebut diketahui bahwa jin sama sekali tidak tahu akan kematian Nabi Sulaiman ‘alaihis salam karena mereka masih melakukan pekerjaannya.
Mereka baru menyadari Nabi Sulaiman ‘alaihis salam meninggal dunia ketika melihat beliau jatuh tersungkur di atas tanah.
Namun, kematian Nabi Sulaiman ‘alaihis salam ini ternyata berbuntut negatif.
Nabi Sulaiman ‘alaihis salam dituduh sebagai ahli sihir oleh orang-orang kafir. Hal ini disebabkan kedekatan Nabi Sulaiman ‘alahis salam dengan jin.
Allah pun membantahnya melalui firman-Nya dalam surat Al Baqarah ayat 102 sebagai berikut.
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut…” (QS. Al Baqarah : 102)
Dari kisah Nabi Sulaiman dan jin di atas disimpulkan bahwa meskipun Nabi Sulaiman ‘alaihis salam memperoleh keistimewaan begitu rupa namun tidak membuatnya lupa bersyukur kepada Allah SWT.
Sikap selalu mensyukuri nikmat Allah SWT inilah yang harus diteladani oleh setiap muslim.