Kisah Penaklukkan Kota Andalusia di Bulan Ramadhan, Kejayaan Islam di Eropa

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bulan Ramadhan memang merupakan bulan yang penuh dengan sejarah Islam. Salah satunya adalah penaklukkan kota Andalusia yang sangat dikenal. Penaklukkan kota Andalusia ini tidak terlepas dari nama Thariq bin Ziyad. Berikut kisah penaklukkan kota Andalusia di Bulan Ramadhan yang jadi bagian dari sejarah islam.

Thariq bin Ziyad adalah seorang kabilah Barbar yang tinggal di Maroko. Ia banyak menghabiskan masa kecilnya dengan mendalami ilmu agama Islam. Ia juga diajarkan berbagai macam strategi dalaam berperang.

Penaklukkan Andalusia

Dalam Qishshatu al-Andalus min al-Fathi ila as-Suquth, Hal. 30, penduduk Maroko sudah mengenal Islam namun banyak yang kembali murtad akibat tidak konsekuensinya pemerintah saat itu. Di antara penyebab pergantian agama ini karena penaklukan Maroko di masa Uqbah bin Nafi’, kurang memperhatikan pendidikan keagamaan.

Pada masa itu Islam belum mapan di suatu daerah, sementara Uqbah dan pasukannya sudah berangkat ke daerah lainnya. Selain itu ada juga keadaan dimana bangsa Barbar di Afrika Utara yang memang mewaspadai pergerakan Uqbah bin Nafi’. Keadaan inilah yang turut menyebabkan masyarakat Maroko sering murtad setelah masuk ke dalam Islam.

Baca juga:

Kemudian Musa bin Nushair memerintahkan seorang prajuritnya, Thariq bin Ziyad untuk menaklukkan Al Hoceima, salah satu kota penting di Maroko. Kota itu berhasil takluk dan Thariq bin Ziyad pun mengajarkan Islam di kota itu agar penduduk Maroko semakin kuat ilmu tauhidnya.

Melihat keberhasilan Thariq bin Ziyad dalam menaklukkan banyak kota, Musa bin Nushair pun meminta izin pada Khalifah al-Walid bin Abdul Malik untuk membebaskan warga Andalusia dari kekejaman Raja Roderick. Izin untuk menyeberang pun diterima.

Maka pada tanggal 1 Ramadhan 91 Hijriah, Thariq dan 500 pasukan terbaiknya sampai di Andalusia. Mereka tidak langsung melakukan kontak senjata, melainkan memantau situasi dan kondisi wilayah tersebut. Setelah dipelajari dengan baik, Thariq kemudian memerintahkan untuk mengirim 7000 pasukan terbaik lainnya ke Andalusia.

Baca juga :

Roderick yang mendengar kabar tentang adanya penyerangan di daerahnya langsung kembali ke pusat kota di Toledo. Ia mempersiapkan diri dengan 100.000 pasukan untuk menyerang Thariq bin Ziyad dan pasukannya. Mendengar jumlah pasukan yang dibawa oleh Roderick sangat besar, Thariq bin Ziyad kembali meminta bantuan Musa bin Nushair untuk mengirimkan kembali 5000 pasukan tambahan.

Akhirnya pada tanggal 28 Ramadhan 92 Hijriah, kedua pasukan yang jumlahnya tidak imbang ini bertemu. Peperangan yang begitu dahsyat terjadi selama 8 hari. Meskipun pasukan Muslim kalah jumlah, namun janji mati syahid membela agama Allah membuat mereka mantap dan berani di medan tempur.

Baca juga :

Atas berkat rahmat Allah SWT, pasukan Thariq bin Ziyad pun menang atas pasukan Roderick yang kejam. Kekuasaan Roderick pun tumbang. Dari sinilah kemudian Thariq bin Ziyad meneruskan perluasan wilayah Islam hingga ke Selatan Andalusia tanpa ada perlawanan yang berarti.

Baik Thariq bin Ziyad maupun Musa bin Nushair tak hanya menaklukkan kota Andalusia, tapi juga hati masyarakat Andalusia. Hal ini terbukti dengan berbondong-bondong masyarakat Andalusia memeluk agama Islam. Mereka sangat senang dengan keberhasilan pasukan Muslim yang membebaskan mereka dari kekejaman Roderick.

Penaklukkan kota lainnya diteruskan oleh Musa bin Nushair. Ia membawa 18.000 tentara untuk menaklukkan kota yang belum ditaklukkan oleh Thariq bin Ziyad. Saat ia itu pula ia menyatakan bahwa Andalusia adalah bagian dari Daulah Umayyah di Damaskus.

Baca juga :

Salah satu kota yang mendapatkan perlawanan cukup sengit adalah kota Seville yang sempat menjadi ibu kota di Romawi dan merupakan kota intelektual terbesar di Spanyol. Meskipun cukup sengit, namun akhirnya kota ini berhasil ditaklukkan.

Begitu pula dengan pasukan penjaga Merida. Kota ini memberikan perlawanan hingga satu tahun lamanya, namun akhirnya berhasil ditaklukkan juga oleh Musa bin Nushair. Berkat kegigihan kedua panglima perang ini, wilayah Islam di Eropa semakin luas dan hampir memenuhi seluruh wilayah Eropa. Namun sayangnya, karena unsur politik, Islam tidak lagi dapat memperluas wilayahnya dan berhenti di tahun 750 Masehi.

Itulah sepenggel kisah penaklukkan kota Andalusia di Bulan Ramadhan yang perlu diketahui umat islam. Semoga ada hikmah yang bisa dipetik dari kisah perjuangan dalam menegakkan islam ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn