Mengenal Wanita Istimewa, Ummu Hani’ binti Abi Thalib

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Nama istri atau putri Rasulullah mungkin sudah sering didengar dan diketahui kisah hidupnya, lalu pernahkah mendengar nama Ummu Hani’? Ummu Hani’ adalah wanita yang memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat dengan Rasulullah. Ia adalah sepupu Rasul. Untuk lebih mengenal wanita istimewa, Ummu Hani’ binti Abi Thalib ini, simak kisah berikut.

Nama lengkapnya adalah Fakhitah binti Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Ibunya adalah Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdu Manaf. Ummu Hani’ adalah cinta pertama Rasulullah jauh sebelum Rasul menjadi nabi. Ummu Hani’ adalah teman masa kecil Rasul yang membuat Rasul jatuh cinta padanya.

Lamaran Rasulullah kepada Ummu Hani’ binti Abi Thalib di Tolak

Namun ketika Rasul mengungkapkan rasanya, ia ditolak oleh ayah Ummu Hani’, Abu Thalib. Abu Thalib pun menjelaskan bahwa Ummu Hani’ telah dilamar oleh orang lain sehingga tidak bisa menikah dengan Rasul. Dalam tradisi bangsa Arab, terdapat suatu tradisi membalas lamaran dari suku atau bani lain yang sebelumnya telah melamar salah satu dari anggota keluarganya.

Sebelum melamar Ummu Hani’, keluarga Bani Makzum pernah menikahkan salah seorang anak perempuannya dengan laki-laki dari keluarga Abu Thalib. Oleh karena itu, Fakhitah (nama asli Ummu Hani’) akan dinikahkan dengan Hubaira bin Wahab.

Baca Juga :

Ummu Hani’ binti Abi Thalib Menikah dan Suaminya Menolak untuk Bersyahadat

Akhirnya Ummu Hani’ pun dinikahkan dengan Hubayra. Dari pernikahannya tersebut, keduanya dikaruniai empat orang anak. Anak sulungnya bernama Hani’ sehingga ia lebih dikenal dengan nama Ummu Hani’.

Pada peristiwa Fathu Mekkah, banyak orang yang memeluk Islam, termasuk Ummu Hani’. Namun sayangnya sang suami justru tidak mau bersyahadat dan malah pergi keluar Mekah meninggalkan Ummu Hani’ dan keempat anaknya. Ummu Hani’ pernah menemui Rasulullah ﷺ di hari penaklukan Kota Mekah. Ia menceritakan,

“Aku pergi menemui Rasulullah pada tahun penaklukkan Kota Mekah. Saat itu beliau sedang mandi. Dan putrinya Fatimah menutupinya (dengan tabir). Kuucapkan salam. Beliau (di balik tabir) bertanya, ‘Siapa itu?’ ‘Aku, Ummu Hani’ binti Abi Thalib’, jawabku. ‘Marhaban Ummu Hani’, sambut beliau.

Usai mandi beliau menunaikan shalat 8 rakaat dengan berbalut satu pakaian. Setelah shalat, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, saudaraku –Ali bin Abi Thalib-, ingin membunuh seseorang yang aku lindungi, Fulan bin Hubayra’. Rasulullah bersabda, ‘Sungguh kami melindungi orang yang engkau lindungi wahai Ummu Hani’’. ‘Jika demikian jelas masalahnya’, jawab Ummu Hani’.

(HR. al-Bukhari juz: 5. Hal: 2280)

Baca juga :

Rumah Ummu Hani’ binti Abi Thalib, Tempat Rasulullah Memulai Perjalanan Isra’ Mi’raj

Dalam kisah mengenal wanita istimewa, Ummu Hani’ binti Abi Thalib ini, Ternyata kita mengetahui bahwa Ummu Hani’ juga mendapatkan kesempatan yang luar biasa dimana dari rumahnya lah Rasul melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj. Ummu Hani’ berkata,

Tidaklah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam diperjalankan dalam peristiwa Isra` Mi’raj melainkan dari rumahku, pada malam itu beliau tidur di rumahku setelah beliau melaksanakan shalat isya.”

Setelah ditinggal oleh sang suami, Ummu Hani’ kembali mendapatkan pinangan dari Rasul. Namun kali ini bukan hanya karena cinta, namun karena Rasul iba melihat Ummu Hani’ dan anak-anaknya terlantar.

Ummu Hani’ berkata, “Wahai Rasulullah, saya mencintaimu melebihi mata dan telingaku. Akan tetapi, bukan kah hak seorang suami itu besar? Saya khawatir jika saya menerima engkau sebagai suami, perhatian saya terhadap diri saya dan anak-anak akan terabaikan. Namun apabila saya lebih mementingkan anak-anak saya, saya khawatir tidak bisa memenuhi hak-hak Baginda Rasul sebagai suami.“

Baca juga :

Mendengar jawaban Ummu Hani’, Rasulullah tidak kecewa apalagi marah. Beliau bersabda, “

Sebaik-baik wanita yang menunggangi unta adalah wanita Qurays. Karena dialah orang yang paling sayang kepada anak-anaknya dan pada saat yang sama dia juga yang paling perhatian kepada suaminya.“

(HR Bukhari-Muslim dan Imam Ahmad)

Ummu Hani’ meninggal pada tahun 50 Hijriah. Namun selama ia hidup, ia bersedih karena kematian adiknya, Ali bin Abi Thalib. Meskipun begitu, kehidupannya dalam benak Rasulullah sangat berarti. Demikianlah sepenggal kisah untuk mengenal wanita istimewa, Ummu Hani’ binti Abi Thalib.

fbWhatsappTwitterLinkedIn