Peristiwa Kematian Ali bin Abi Thalib di Bulan Ramadhan Dalam Sejarah Islam yang Kelam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tepat pada tanggal 22 Mei 2019 hari ini adalah tanggal 17 Ramadhan, waktu terjadinya peristiwa kematian Ali bin Abi Thalib di Bulan Ramadhan, dimana khalifah yang keempat ini dibunuh oleh kaum Khawarij. Peristiwa ini merupakan subuh berdarah bagi seluruh umat Islam. Peristiwa yang tidak mungkin dilupakan dalam sejarah agama Islam. Kematian dari sepupu sekaligus menantu Rasulullah saw ini adalah buntut dari krisis politik yang terjadi dalam pemerintahan Ali bin Abi Thalib.

Menurut Tayeb El-Hibri dalam Parable and Politics in Early Islamic History: The Rashidun Caliphs (2010), penyebab terjadinya peristiwa kematian Ali bin Abi Thalib di Bulan Ramadhan berawal dari keputusan Ali untuk tidak menghukum pembunuh Usman bin Affan. Hal ini dikarenakan tidak ada bukti yang cukup kuat serta adanya kemungkinan keterlibatan sahabat Nabi di dalamnya.

Dalam Tarikh al-Umam wa al-Muluk karya at-Thabari, Syarh Nahjil Balaghah karya Ibnu Abil Hadid dan al-Kamil fi at-Tarikh karya Ibnu al-Atsir, Ammar bin Yasir disebut juga sebagai salah seorang yang turut mendukung para pembunuh Usman bin Affan. Saat terjadinya perang Siffin, Amar dengan suara lantangnya ikut menyemangati para tentara dengan mengatakan:

انهضوا يا عباد الله إلى قوم يزعمون أنهم يطلبون بدم ظالم، إنما قتله الصالحون المنكرون للعدوان الآمرون بالإحسان…والله ما أظنهم يطالبون بدم ولكن القوم ذاقوا الدنيا فاستحلوها واستمرؤوها…إن القوم لم يكن لهم سابقة في الإسلام يستحقون بها الطاعة والولاية، فخدعوا أتباعهم بأن قالوا: قتل إمامنا مظلوما ليكونوا بذلك جبابرة ملوكا…

“Wahai para hamba Allah!! Kobarkanlah semangat kalian dalam berperang!! Mari kita perangi kaum yang mengklaim ingin menuntut keadilan atas kematian [Usman] yang dzhalim…Sungguh Usman berhak untuk dibunuh oleh orang-orang saleh [di antara kalian] yang menolak permusuhan dan yang memerintah kepada kebaikan….demi Allah, aku tak percaya mereka berperang demi menuntut darah Usman.

Aku tahu bahwa tujuan mereka sebenarnya ialah untuk memperoleh dan menikmati keuntungan materi…sesungguhnya mereka, kaum yang baru masuk Islam [Bani Umayyah] haus akan kekuasaan dan berambisi untuk ditaati. Padahal yang mereka lakukan justru menipu para pengikutnya dengan mengklaim “pemimpin kami dibunuh secara zalim”. Mereka sendiri padahal ingin menjadi penguasa yang zalim dan otoriter.”

Baca juga:

Sedangkan beberapa sumber menyebutkan bahwa az-Zubair dan Thalhah lah yang melakukan provokasi pembunuhan Usman dengan menulis surat atas nama sahabat Nabi. Dalam al-Imamah wa as-Siyasah, Ibnu Qutaibah menyebutkan kandungan surat tersebut sebagai berikut:

….من المهاجرين الأولين وبقية الشورى إلى من بمصر من الحابة والتابعين وبعد، فإن كتاب الله قد بدل وسنة رسوله قد غيرت وأحكام الخليفة قد بدلت. فننشد الله من قرأ كتابنا من بقية أصحاب رسول الله والتابعين بإحسان إلا أقبل علينا وأخذ الحق لنا وأعطانا، فأقبلوا إلينا…غلبنا على حقنا واستولي على فئنا وحيل بيننا وبين أمرنا….

“…dari kaum Muhajirin yang terdahulu masuk Islam dan dari majelis syura lainnya kepada para sahabat dan para Tabi’in di wilayah-wilayah Islam..wa ba’du, sesungguhnya kitab Allah telah diselewengkan, sunnah Rasulnya telah diganti dan kebijakan-kebijakan khalifah telah banyak mengalami perubahan. Karena itu, kami mengajak kepada para sahabat-sahabat Nabi SAW dan para Tabi’in untuk menerima ajakan kami dalam merebut kembali hak kita [dari khalifah Usman]…terimalah ajakan kami untuk mengambil kembali hak-hak kita [yang telah direbut] dan bagian harta kita telah disalahgunakan…”

Melihat tidak adanya hukuman bagi para pembunuh Usman, maka kaum Khawarij pun merasa tidak puas dan melakukan peperangan yang disebut dengan perang Nahrawan. Namun sayangnya mereka kalah dalam peperangan ini.

Inilah awal dari rencana pembunuhan Ali bin Abi Thalib oleh kaum Khawarij. Tersebutlah Ibnu Muljam, seorang Muslim yang begitu taat dalam menjalankan perintah Allah SWT. Ia adalah lelaki yang sholeh, rajin berpuasa, bersedekah, dan ibadah sunnah lainnya. Namun sayangnya ia terlalu merasa lebih benar dibandingkan dengan Ali bin Abi Thalib hingga tega melakukan pembunuhan pada khalifah keempat tersebut.

Baca juga :

Ia pun merencanakan pembunuhan bersama dengan kedua teman sesama kaum Khawarij lainnya. Ibnu Muljam bersama Syabib bin Barjah kemudian menuju ke mesjid di Kufa dimana biasanya Ali melakukan sholat Subuh. Ia lalu bersembunyi dibalik pintu dan menunggu Ali keluar. Ketika keluar lalu Ali berteriak membangunkan orang-orang, dengan cepat Syabib menyabet leher Ali kemudian Ibnu Muljam memukul kepala Ali hingga penuh dengan darah.

Ibnu Muljam melakukan perbuatan buruk itu sambil berkata,

Tidak ada hukum kecuali milik Allah. Bukan milikmu dan bukan milik teman-temanmu, hai Ali!” Ia membaca ayat:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.”

[Quran Al-Baqarah: 207]

Syabib berhasil melarikan diri sedangkan Ibnu Muljam tertangkap. Ia pun dieksekusi mati akibat perbuatannya. Namun sebelum kepalanya dipenggal, ia sempat mengatakan sesuatu kepada sang algojo,

“Wahai Algojo, janganlah engkau penggal kepalaku sekaligus. Tetapi potonglah anggota tubuhku sedikit demi sedikit hingga aku bisa menyaksikan anggota tubuhku disiksa di jalan Allah.”

Ia yakin bahwa yang ia lakukan adalah bagian dari jihad karena berhasil menyelamatkan negaranya dari pemimpin yang salah dan berhasil membunuh pelindung pembunuh Usman.

Baca juga :

Meskipun leher Ali hanya terkena goresan, namun racun yang ada pada pedang tersebut ternyata telah masuk ke dalam tubuhnya. Ia pun meninggal pada tanggal 21 Ramadhan.

Kaum Khawarij yang berlepas dari Islam ini sebenarnya pernah disebutkan oleh Rasul. Rasul bersabda,

شَأُ نَشْءٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ. قَالَ ابْنُ عُمَرَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ أَكْثَرَ مِنْ عِشْرِينَ مَرَّةً حَتَّى يَخْرُجَ فِي عِرَاضِهِمُ الدَّجَّالُ.

“Akan tumbuh para pemuda yang membaca al-Qur-an akan tetapi (al-Qur-an itu) tidak melewati kerongkongan mereka. Setiap kali sekelompok dari mereka muncul, maka mereka pantas untuk dihancurkan.” Ibnu ‘Umar berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Setiap kali sekelompok dari mereka keluar, maka mereka pantas untuk dihancurkan,’ lebih dari dua puluh kali hingga Dajjal keluar di dalam kelompok terakhir.”

Ibnu Muljam salah mengartikan jalan jihadnya dengan membunuh kerabat yang sangat dekat dengan Rasul. Padahal darah seorang Muslim haram untuk dibunuh, apalagi ia adalah orang yang terpilih. Semoga kita semua dijauhkan dari sifat layaknya Ibnu Muljam.

Demikianlah penggalan kisah dimana terjaadinya peristiwa kematian Ali bin Abi Thalib di Bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn