4 Sahabat Nabi yang Memiliki Suara Merdu Beserta Penjelasannya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sepanjang sejarah perjalanan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam dalam menyebarluaskan agama Islam, terdapat beberapa sahabat Nabi yang memiliki suara merdu.

Karena kelebihan inilah, mereka kerap menjadi muadzin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Siapa saja muadzin Rasulullah yang memiliki suara merdu ? Mereka adalah Bilal bin Rabah, ‘Amr bin Ummi Maktum, Sa’ad al-Qarazh, dan Abu Mahdzurah.

1. Bilal bin Rabah

Bilal bin Rabah adalah Sahabat yang pertama kali mengumandangkan adzan setelah adzan disyariatkan dalam Islam.

Peristiwa ini terjadi ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membangun masjid di Madinah.

Bilal lahir di daerah Sarah dari pasangan Rabah dan Hamamah sekitar 34 tahun sebelum hijrah.

Bilal adalah seorang budak dari Ummayah bin Khalaf yakni seorang pemuka kaum Quraisy.

Setelah Islam datang, Bilal menjadi salah satu Sahabat yang pertama masuk Islam.

Dan karena keimanan dan keyakinan inilah Bilal kerap mengalami penyiksaan dari Ummayah bin Khalaf beserta para algojonya.

Keimanan dan keyakinan ini pula lah yang menjadi salah satu keutaamaan Bilal bin Rabah.

Bilal pun akhirnya dimerdekakan oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Setelah itu, Bilal selalu mendampingi perjuangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjalankan tugasnya sebagai Rasul. Dan selama itu pula, Bilal menetap di Yastrib.

Namun, setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, Bilal tinggal di daerah Daray dekat Damaskus dan menghembuskan nafas terakhirnya di sana.    

2. Abdullah bin Ummi Maktum

Selain Bilal, sahabat Nabi lainnya yang pertama masuk Islam sekaligus menjadi muadzin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Abdullah bin Ummi Maktum (sebagian literatur menyebutkan namanya adalah ‘Amr bin Ummi Maktum). 

Abdullah bin Ummi Maktum lahir di Mekah dari pasangan Qais bin Zaidah dan ‘Atikah binti Abdullah dan masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Ia terlahir buta dan karenanya sering dipanggil dengan sebutan Ummu Maktum.

Seperti sahabat-sahabatnya yang lain, Abdullah bin Ummi Maktum juga sering mengalami penyiksaan yang dilakukan oleh kaum Quraisy.

Ia juga sering menemani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjalankan tugas kerasulannya.  

Setelah hijrah ke Madinah, Abdullah bin Ummi Maktum dan Bilal bin Rabah menjadi muadzin secara bergantian untuk masjid Nabawi.

Satu hal yang harus kita contoh dari pribadi Abdullah bin Ummi Maktum adalah kebulatantekadnya untuk ikut berjihad di medan perang membela agama Islam meskipun mengetahui dirinya memiliki kekurangan.

Saat perang melawan Persia di tahun 14 H, Abdullah bin Ummi Maktum ikut turun ke medan perang membawa panji pasukan kaum muslimin.

Setelah tiga hari berperang, kemenangan berhasil diraih kaum muslimin dan Abdullah bin Ummi Maktum pun ditemukan gugur di medan perang sambil memegang panji pasukan kaum muslimin.

3. Sa’ad al-Qarazh

Jika Bilal bin Rabah dan Abdullah bin Ummi Maktum menjadi muadizn secara bergantian di mesjid Nabawi, Madinah, maka Sa’ad al-Qarazh adalah salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menjadi muadzin di masjid Quba.

4. Abu Mahdzurah

Abu Mahdzurah atau Aus bin Mughirah al-Jumahi sejatinya adalah salah seorang dari kaum Quraisy yang bermaksud menghina adzan yang dikumandangkan oleh Bilal bin Rabah di Mekah. 

Namun niat jahat ini justru berbuah manis ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam justru tidak menghukumnya. Ia pun beriman dan diajari cara adzan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Setelah itu, ia menjadi muadzin pertama di Masjidil Haram hingga maut menjemput.

fbWhatsappTwitterLinkedIn