Sejarah Idul Fitri yang Perlu diketahui

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Sejarah Idul Fitri tidak dapat dilepaskan dari dua hal yaitu hari raya masyarakat Arab khususnya kaum Anshar dan sejarah Perang Badar yakni salah satu sejarah perang di bulan Ramadhan.

1. Hari Raya Nairuz dan Mahrajan

Hari Raya Nairuz dan Mahrajan adalah dua hari raya yang dimiliki oleh masyarakat Arab, khususnya kaum Anshar. Sebelum Islam datang kedua hari raya ini dirayakan dengan sangat meriah oleh kaum Anshar.

Seiring dengan masuknya ajaran Islam dan turunnya perintah untuk menunaikan puasa di bulan Ramadhan, kedua hari raya yang telah mengakar di kalangan kaum Anshar kemudian diganti dengan Idul Fitri dan Idul Adha.

Hal ini didasarkan hadits berikut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.”

HR. Abu Daud dan an-Nasa’i dengan sanad hasan

2. Perang Badar

Perintah untuk menjalankan puasa Ramadhan bagi umat Islam terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah melalui surat Al Baqarah ayat 183-185 sebagai berikut.

“Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (yaitu) dalam beberapa hari tertentu. Barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya mengganti) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

QS. Al Baqarah : 183-185

Di tahun ini pula, Hari Raya Idul Fitri pertama kali dirayakan oleh umat muslim. Beberapa sumber menyebutkan bahwa peristiwa ini bertepatan dengan peristiwa Perang Badar.

Perang Badar adalah salah satu peperangan yang terjadi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Saat itu, umat Islam meraih kemenangan perang berskala besar.

Menurut sejarah, terjadinya Perang Badar dipicu oleh aksi yang dilakukan oleh kaum Quraisy Mekkah terhadap kaum muslimin Madinah yaitu melakukan monopoli pasar dan memblokade kegiatan perdagangan.

Akibatnya kaum muslimin saat itu menderita kelaparan.

Pada tanggal 8 Ramadhan, baik pasukan Quraisy yang dipimpin oleh Abu Jahal dan Abu Sufyan dan pasukan muslimin di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat berangkat menuju Badar.

Tanggal 17 Ramadhan, kedua pasukan ini saling berhadapan. Namun, jumlah pasukan yang tidak sebanding besarnya dengan pasukan kaum musyrikin menyulut turunnya moril pasukan kaum muslimin.

Allah subhanahu wa ta’ala pun memberikan pertolongan-Nya sehingga moril pasukan kaum muslimin menjadi terangkat. Efeknya pun luar biasa.

Hanya dalam hitungan jam saja, pasukan kaum muslimin mampu mengakhiri dan memenangi perang.

Keadaan pun berbalik.

Jika selama ini kaum muslimin selalu mendapat hinaan, caci maki, dan lain sebagainya, setelah meraih kemenangan di Perang Badar kaum muslimin menjadi lebih percaya diri dan memperoleh kehormatan dari berbagai kalangan.

Kemenangan yang diraih kaum muslimin di Perang Badar yang berlangsung bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri membuat kaum muslimin pada saat itu merayakan dua kemenangan sekaligus.

Hingga kini, keterkaitan dua peristiwa penting bagi umat Islam tersebut dengan makna kemenangan yang diraih kaum muslimin secara spiritual dan sosial tidak dapat dipisahkan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn