Siapa yang tidak mengenal Masjid Namira? Adalah sebuah masjid yang terletak di desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan. Simak sejarah lengkap Masjid Namira di bawah ini.
Nama Masjid Namira terinspirasi dari sebuah masjid yang berada di Saudi Arab letaknya di antara Masjidil Haram dengan Arafah, tepatnya di Jabal Rahmah. Nama Masjid Namira diambil sebab banyak tetangga dari masjid Namira yang ingin berangkat menunaikan ibadah haji namun tak pernah tertunaikan.
Masjid Namira memiliki keunikan tersendiri karena interiornya masjid yang terlihat mewah dan terang, keberadaan kiswah kabah yang berada di mihrab imam. Masjid Namira memiliki arsitektur minimalis seperti kebanyakan masjid di Timur Tengah. Masjid Namira juga dilengkapi dengan fasilitas parkiran luas ditambah pemandangan asri.
Masjid Namira adalah sebuah masjid miliki masyarakat Lamongan. Masjid ini bernama Namira konon karena pemilik tersebut bersykur kepada Allah SWT karena telah dikaruniai seorang anak perempuan bernama Namira. Pemberian nama Namira ini diambil dari nama anak tengah anak keempat pasangan pendiri masjid Namira yakni, Ghasani Namira Mirza.
Ada juga yang mengatakan bahwa masjid ini diambil dari nama masjid yang terletak di Arafah, Arab Saudi. Kata Namira dalam bahasa Arab memiliki arti sopan.
Pemilik Masjid Naira sendiri adalah pasanga H. Helmy Riza dan Hj. Eny Yuli arifah yang merupakan warga asli Lamongan. keduanya adalah pemilik toko emas terbesar di wilayah Lamongan. Mereka juga seorang pengusaha yang banyak menjalankan bisnis besar selain emas seperti, SPBU dan tambak.
H. Helmy merupakan keturunan keluarga Muhammadiyah dari ibu yang bernama Hj. Nin Humaiyah. Beliau adalah saudara tertua Hj. Nur Saadah yang merupakan istri almarhum H. Bisri Ilyas dan H Chasan Majedi Affandi.
Mereka dikenal sebagai tokoh dermawan Muhammadiyah. Begitu pun dengan H. Helmy yang membuat hartanya untuk membangu majid yag unik dan megah.
H. Helmy dan sang istri membangun Masjid Namira Lamongan yang dilengapi dengan berbagai fasilitas agar dapat memenuhi keinginan jamaahnya.
Pada mulanya, Masjid Namira dibangun di atas tanah seluas satu hektar dengan kapasitas jamaah sekitar 500 orang. Namun sekarang, Masjid Namira Lamongan mampu menampung jamah sekitar tiga kali lipat dengan luas tanah sekitar 2,7 hektar.
Masjid Namira didirikan atas inspirasi tanah suci Masjidil Haram, karena nuansa dan bentuknya yang menyerupai Masjidil Haram. Masjid Namira Lamongan dibangu agar setiap masyarakat yang rindu atau bahkan yang belum sempat mengunjungi Baitullah bisa merasakan nuansa masjid ini. Bahkan aroma Masjid Namira menyerupai wangi Masjidil Haram.
Terdapat Kiswah besar yang sengaja didatangkan langsung dari Masjidil Haram. Kiswah tersebut diletakkan di depan mihrab imam.
Kiswah tersebut dilindungi kaca dan berdiri dengan kokoh dan tersebar kiswah kecil yang panjang di sekeliling masjid. Masjid Namira dilengkapi dengan karpet seperti Roudhoh Madinah yang empuk.
Masjid Namira benar-benar dibangun untuk mereka yang rindu dengan Masjidil Haram. Segala fasilitas dilengkapi agr nuansanya terasa dengan Majidil Haram sungguhan.
Pembangunan Masjid Namira dibangun dengan desain minimalis agar terlihat rapi dan bisa dikunjungi oleh semua golongan.
pada tanggal 1 Juni 2013, Masjid Namira lamongan mulai dibuka untuk berjamaah.
Masjid Namira mengalami perluasan karena semakin banyak jemaah yang mengunjungi Masjid Namira. Oleh karena itu diadakan renovasi Masjid Namira yang diresikan pada tanggal 2 Oktober 2016 yang dikeukakan oleh Ahrian Saifi selaku Wakil Ketua Takmir Masjid.
Bangunan masjid baru terletak kurang lebih sekitar 300 meter dari bangunan masjid lama.
Masjid Namira sempat viral karena bentuknya yang menyerupai Masjidil Haram. Masjid ini dapat dikunjungi di Jl. Raya Lamongan-Mantup, Sanur, Jotosanur, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Kini, Masjid Namira sangat megah tidak seperti dulu karena beberapa renovasi. Menambah keindahan dari Masjid Namira. Selain menjadi tepat ibadah, ternyata masjid ini juga digunakan sebagai acara keagamaan. Bahkan ada yang menjadikan Masjid Namira sebagi tepat dilaksakan akad pernikahan.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…