Umat Islam sebelum menaklukkan Andalusia terlebih dahulu telah menduduki Afrika utara dan berhasil menjadikannya sebagai salah Saturday provinsi di Dinasti Umayyah. Dinasti Umayyah yang berpusat di Damaskus pada saat itu dipimpin oleh Khalifah Al-Walid (705-716 M) mengangkat Musa ibn Nushair untuk menjadi gubernur Afrika Utara.
Penaklukan Andalusia pertama kali oleh Tharif ibn Malik dengan menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan Eropa, beliau membawa kurang lebih lima ratus pasukan dengan empat buah kapal. Dalam penyerbuan ini, kaum muslimin tidak mendapat perlawanan yang berarti dan alhasil kaum muslimin kembali ke Afrika utara dengan membawa banyak sekali harta.
Pada tahun 711 M, Musa ibn Nushair mengirim pasukan ke spanyol berjumlah 7000 orang yang dikomandoi langsung oleh Tharif ibn ziyad. Dalam penyerbuan ini, umat Islam berhasil menguasai Jabal Thoriq (Gibraltar) sehingga dengan mudah menguasai kota-kota penting.
Setelah berhasil mengalahkan penguasa kerajaan Visigoth, satu persatu kota-kota penting dapat dikuasai umat Islam. Antara lain seperti Seville, Saragosa hingga Navarre.
Puncaknya pada awal abad ke-8 M, Umat Islam melakukan penaklukan besar-besaran dan berhasil menjangkau seluruh Spanyol, Prancis tengah, dan sebagai Italia. Kemenangan gemilang berturut yang diperoleh umat Islam tidak terlepas dari faktor eksternal yang sangat menguntungkan.
Faktor eksternalnya adalah kondisi masa itu di negeri Spanyol yang dibilang dalam keadaan menyedihkan. Para penguasa Visigoth mereka memaksa penduduk agama lain seperti aliran monosofit dan yahudi untuk masuknya Kristen jika tidak akan disiksa dan dibunuh.
Perpecahan politik juga terjadi dalam kerajaan Visigoth yang pada akhirnya menyebabkan keruntuhan kerajaan tersebut. Awal mula kehancurannya saat raja Roderick memisahkan ibukota negara dari Seville ke Toledo, sedangkan Witiza yang saat itu menjadi penguasa Toledo diberhentikan begitu saja.