Kitab Al Qur’an adalah kitab yang diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melalui perantaraan malaikat Jibril ‘alaihis salam.
Al Qur’an diturunkan pada abad ke-7 M selama kurang lebih 23 tahun yang menyempurnakan dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Asy-Syu’ara ayat 192-195 sebagai berikut.
“Dan Al Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam; dia dibawa turun oleh Al-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan; dengan bahasa Arab yang jelas.”
QS. As-Syu’ara : 192-195
Lalu bagaimanakah sejarah turunnya Al Qur’an?
Al Qur’an diturunkan Allah subhanahu wa ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam secara bertahap dan tidak sekaligus dalam satu waktu sebagaimana kitab-kitab terdahulu.
Para ulama menyatakan, Al Qur’an turun pertama kali pada malam lailatul qadr di bulan Ramadhan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat Al Qadr ayat 1 sebagai berikut.
“Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada suatu malam lailatul qadr.”
QS. Al Qadr : 1
Hal ini ditandai dengan terjadinya peristiwa di Gua Hira’ yang dialami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Saat itu malaikat Jibril ‘alaihis salam datang dan mendekap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian melepasnya sebanyak tiga kali sambil mengatakan Iqra’ (bacalah) juga tiga kali.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab, “Ma ana bi qaanii (saya tidak bisa membaca).”
Kemudian, Malaikat Jibril ‘alaihis salam membacakan lima ayat pertama surat Al-‘Alaq kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut.
“Bacalah dengan nama Tuhan-mu yang telah menciptakan. Ia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah … ! dan Tuhan-mu itulah Maha Pemurah. Yang telah mengajarkan dengan pena.Ia telah mengajarkan kepada manusia apa-apa yang belum diketahuinya.”
QS. Al ‘Alaq : 1-5
Peristiwa yang terjadi pada malam hari tanggal 17 Ramadhan tersebut bertepatan dengan usia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang ke-40 dan 13 tahun sebelum hijrah.
Setelah peristiwa itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sempat tidak menerima wahyu selama beberapa waktu lamanya.
Beberapa pendapat menyatakan jeda antara wahyu pertama dan kedua adalah tiga hari, enam bulan, dua setengah tahun, hingga tiga tahun.
Adapun ayat yang turun pertama kali setelah terhentinya wahyu atau wahyu kedua adalah surat Al Mudatstsir ayat 1-10.
Sejak itu, Al Qur’an turun secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun sejalan dengan rangkaian kejadian yang dialami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejak beliau diutus hingga wafat.
Jika ayat yang pertama turun adalah surat Al ‘Alaq, lantas apakah ayat yang terakhir diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?
Menurut pendapat para ulama, ayat terakhir yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah surat Al Baqarah ayat 281 sebagai berikut.
“Peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kami semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakan, sedang mereka seikit pun tidak dianiaya.”
QS. Al Baqarah : 281
Cara Turunnya Al Qur’an
Dari ulasan di atas, dapat dikatakan bahwa Al Qur’an diturunkan melalui dua cara yaitu sekaligus dan bertahap. Hal ini didasarkan atas salah satu hadits sebagai berikut.
“Al Qur’an itu diturunkan pada malam lailatul qadr di bulan Ramadhan ke langit dunia sekaligus, lalu Ia turunkan secara berangsur-angsur.”
HR. Hakim dan Baihaqy
Yang dimaksud dengan turunnya Al Qur’an secara sekaligus adalah Al Qur’an diturunkan sekaligus dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah di langit dunia atau langit lapis pertama.
Adapun yang dimaksud dengan turunnya Al Qur’an secara bertahap adalah bahwa Al Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur.
Diturunkannya Al Qur’an secara berangsur-angsur mengandung beberapa hikmah antara lain sebagai berikut.
- Memantapkan ayat-ayat tersebut dalam hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena cara ini lebih mudah diterima, dipahami, dan dihafalkan dengan cepat oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Mengokohkan hati serta memperkuat tekad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menjalankan misinya.
- Menenangkan hati sekaligus membangkitkan semangat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berdakwah.
- Memudahkan umat Islam untuk menghafal dan memahami Al Qur’an
Wallahu a’lam.