Shalat witir merupakan shalat sunnah yang umumnya dikerjakan dengan tiga rakaat, walaupun sebenarnya shalat witir boleh dilakukan hanya dengan satu rakaat saja.
Namun memang kurang lazim bila shalat witir hanya dikerjakan dengan satu rakaat saja. Adapun witir dengan menjalankan sebanyak tiga rakaat memang ada banyak variasinya di kalangan para ulama. Baca juga Hukum Tinggal Serumah Dengan Bukan Islam
Setidaknya kita kenal yakni ada tiga cara. Dan yang Anda saksikan itu memang salah satu tiga cara tersebut yang tepatnya mazhab Al-Hanafiyah.
Bahkan saudara-saudara muslim kita di Asia Selatan seperti Pakistan dan India menganut mazhab Al-Hanafiyah.
Kalau kita memilih untuk melaksanakan shalat witir tiga rakaat, lalu bagaimana cara melakukannya? Berikut pembahasannya. Baca juga Amalan yang Memudahkan Wanita Masuk Surga
Ada tiga cara melakukan shalat witir yang dikemukakan oleh para ulama madzhab, namun berikut ini ada dua cara yang lebih kuat.
- Mengerjakan tiga rakaat dengan pola 2 – 1 atau dua raka’at salam, lalu satu raka’at salam.
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى فِى الْحُجْرَةِ وَأَنَا فِى الْبَيْتِ فَيَفْصِلُ بَيْنَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ بِتَسْلِيمٍ يُسْمِعُنَاهُ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di dalam kamar ketika saya berada di rumah dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memisah antara raka’at yang genap dengan yang witir (ganjil) dengan salam yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam perdengarkan kepada kami.” (HR. Ahmad 6: 83. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Nafi’, ia berkata mengenai shalat witir dari Ibnu ‘Umar,
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يُسَلِّمُ بَيْنَ الرَّكْعَةِ وَالرَّكْعَتَيْنِ فِى الْوِتْرِ ، حَتَّى يَأْمُرَ بِبَعْضِ حَاجَتِهِ
“Ibnu ‘Umar biasa mengucapkan salam ketika satu rakaat dan dua rakaat saat witir sampai ia memerintah untuk sebagian hajatnya.” (HR. Bukhari no. 991).
- Mengerjakan shalat witir tiga raka’at sekaligus lalu salam
Dari Abu Ayyub Al Anshori, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلاَثٍ فَلْيَفْعَلْ
“Siapa yang suka lakukan witir tiga rakaat, maka lakukanlah.” (HR. Abu Daud no. 1422 dan An Nasai no. 1712. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ بِثَلاَثٍ لاَ يَقْعُدُ إِلاَّ فِى آخِرِهِنَّ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwitir tiga raka’at sekaligus, beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada raka’at terakhir.” (HR. Al Baihaqi 3: 28)
Namun untuk shalat witir Kalau ingin melakukan tiga raka’at langsung tidak boleh disamakan seperti shalat Maghrib.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا توتروا بثلاث أوتروا بخمس أو بسبع ولا تشبهوا بصلاة المغرب
“Janganlah lakukan shalat witir yang tiga rakaat seperti shalat Maghrib. Namun berwitirlah dengan lima atau tujuh rakaat” (HR. Ibnu Hibban no. 2429, Al Hakim dalam Mustadroknya no. 1138 dan Al Baihaqi dalam Sunan Kubro no. 4593. Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim).
Kesimpulanya, ini dilakukan seperti shalat Maghrib. Melakukan tiga rakaat memakai tasyahud awal terlebih dahulu dan Itu salah satu yang dilarang dalam melaksanakan shalat witir pada tiga rakaat. Baca juga Ciri Wanita yang Sulit Masuk Surga
Dalam Syarhul Mumthi’ (4: 79), Syaikh Muhammad Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Hadits ini menunjukkan bahwa syari’at ingin agar ibadah sunnah tidak disamakan dengan ibadah wajib.”
Kedua cara shalat witir di atas boleh dilakukan. Para ulama memilih di antara kedua cara tersebut dan boleh dilakukan.
Semoga bermanfaat.