Cara Tarawih Sendirian – Penjelasan Lengkap

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Ketika Ramadhan datang, hal yang paling membanggakan adalah adanya sholat Tarawih di masjid bersama-sama yang akan sangat berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Dan ini juga menjadi ciri khas dan hal menarik tersendiri yang membuat muslim bersemangat mendatangi masjid terdekat untuk menunaikan kewajiban mereka seperti amalan di jum’at treakhir Ramadhan. Namun, bagaimana jika anda berhalangan untuk mengunjungi masjid dan tidak bisa melaksanakan sholat Tarawih berjamaah?

Misalnya saja jarak masjid dari rumah sangat jauh dan tidak ada kendaraan atau bahkan cuca buruk misalnya. Karena ada banyak hal yang tidak memungkinkan seseorang untuk tetap pergi taraweh berjamaah seperti waktu doa yang mustajab di bulan Ramadhan. Namun, jangan khawatir, anda tetap bisa melakukan sholat dirumah, loh. Berikut hukum sholat tarawih dirumah :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (beribadah di malam ramadhan) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari 37 dan Muslim 759)

Bolehkah Tarawih Dikerjakan Sendirian?

Karena bukan syarat sah dari sholat taraweh adalah dikerjakan secara berjamaah, jadi para ulama sebenarnya telah sepakat bahwa sholat taraweh bisa dilaksanakan secara sendirian. Seperti yang dikatakan Al Nabawi:

 

صلاة التراويح سنة باجماع العلماء … وتجوز منفردا وجماعة

Shalat tarawih adalah sunah dengan sepakat ulama… boleh dikerjakan sendirian atau berjamaah. (al-Majmu, 4/31).

Mana Yang Lebih Utama? Berjamaah ataukah Sendirian?

Karena Nabi Kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mendorong dan meberikan motivasi shalat tarawih dikerjakan berjamaah. Sperti yang dikatakan dalam Hadist :

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ، فَإِنَّهُ يَعْدِلُ قِيَامَ لَيْلَةٍ

“Barangsiapa yang shalat tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka dia mendapat pahala shalat tahajud semalam suntuk.” (HR. Nasai 1605, Ibn Majah 1327 dan dishahihkan Al-Albani).

Halat taraweh yang dikerjakan secara berjamaah imbalan pahalanya sangatlah besar seperti imbalan shlat yang dikerjakan semalaman suntuk, inilah mengapa sangat dianjurkan berjamaah bersama seperti hukum puasa sebelum 1 Ramadhan. Seperti penjelasan berikut ini:

واختلفوا في أن الأفضل صلاتها في بيته منفردا أم في جماعة في المسجد فقال الشافعي وجمهور أصحابه وأبو حنيفة وأحمد وبعض المالكية وغيرهم : الأفضل صلاتها جماعة كما فعله عمر بن الخطاب والصحابة رضي الله عنهم واستمر عمل المسلمين عليه لأنه من الشعائر الظاهرة

Ulama berbeda pendapat, mana yang afdhal, shalat tarawih sendirian ataukah berjamaah di masjid. As-Syafii dan mayoritas ulama madzhabnya, Abu Hanifah, Ahmad, sebagian Malikiyah dan yang lainnya berpendapat, yang lebih afdhal dikerjakan berjamaah. Sebagaimana yang dikerjakan Umar bin Khatab dan para sahabat Radhiyallahu ‘anhum. Dan itu turun-temurun dipraktekkan kaum muslimin. Karena termasuk bagian dari syiar yang lahir.

Kemudian as-Syaukani menyebutkan pendapat kedua. yaitu:

وقال مالك وأبو يوسف وبعض الشافعية وغيرهم : الأفضل فرادى في البيت لقوله صلى الله عليه وآله وسلم : أفضل الصلاة صلاة المرء في بيته إلا المكتوبة

Sementara Imam Malik, Abu Yusuf, sebagian syafiiyah, serta ulama lainnya berpendapat, shalat tarawih sendirian di rumah lebih utama. Berdasarkan hadis Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Shalat yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan seseorang di rumahnya, kecuali shalat wajib.” (Nailul Authar, 3/59).

Kondisi Seperti Apa Yang Mengutamakan Sholat Tarawih Sendirian?

Seperti kebanyakan kasus, di Indonesia misalnya banyak imam masjid yang terburu-buru dalam mebacakan ayat dalam sholat taraweh berjamaan dan ini menjadi salah satu alasan mengapa sholat tarawih sendirian lebih afdhol seperti tazkirah sebelum ramadhan. Kemudian Nabi Bersabda:

أَتَرَوْنَ هَذَا، مَنْ مَاتَ عَلَى هَذَا مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ، يَنْقُرُ صَلَاتَهُ كَمَا يَنْقُرُ الْغُرَابُ الدَّمَ

“Tahukah kamu orang ini. Siapa yang meninggal dengan keadaan (shalatnya) seperti ini maka dia mati di atas selain agama Muhammad. Dia mematuk dalam shalatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah.” (HR. Ibnu Khuzaimah 665 dan dihasankan al-Albani).

Tata Cara Sholat tarawih Sendirian

Tidak jauh berbeda dengan melakukan shalat tarawih di masjid secara berjamaah, tata cara yang pertama adalah dengan mensucikan diri mengambil wudhu dan mengucapkan lafaz niat. Seperti :

Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini (ma’muman/imaaman) lillahi ta’aalaa” yang bermakna “Aku niat shalat Tarawih dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.”

Biasanya orang yang melakukan sholat tarawih sendirian dirumah seperti doa ketika ramadhan akan berakhir ini melaksanakan tarawih sejumlah 11 rakaat. Namun, bagaimana pembagian dan tata cara dalam melaksanakannya? Apakah harus menggunakan pola dimana 4 rakaat kemudian melakukan sekali salam? atau menggunakan pola 2 rakaat dan sekali salam? Mengenai ini, ada 2 riwayat yang mebenarkan keduanya:

  1. Mereka yang melaksanakan salat empat rakaat sekali salam merujuk pada pernyataan Ibunda Aisyah :“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shalat 4 raka’at, maka janganlah tanyakan mengenai bagus dan panjang raka’atnya. Kemudian beliau melaksanakan shalat 4 raka’at lagi, maka janganlah tanyakan mengenai bagus dan panjang raka’atnya .” (H.R. Bukhari).
  2. Adapun yang berkeyakinan salat dua rakaat sekali salam, merujuk pada sabda Rasulullah : “Shalat malam adalah dua raka’at dua raka’at.” (H.R. Bukhari). Dengan demikian, kedua macam cara pengerjaan sholat tarawih ini insya Allah semuanya sah.

Nah inilah mengapa ada pilihan shalat tarawih sendirian dengan pola : 4 rakaat + 4 Rakaat + 3 Rakaat witir dan 2 Rakaat + 2 Rakaat + 2 Rakaat + 2 Rakaat + 3 Rakaat Witir.

Demikian penjelasan terkait apa saja cara tarawih sendirian yang lengkap dan bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn