Categories: Shalat

Shalat Subuh – Penjelasan, Tata Cara Shalat dan Do’anya

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Shalat subuh merupakan shalat fardhu dan menjadi ibadah shalat wajib yang berat dikerjakan oleh umat muslim. Hal itu dikarenakan waktu shalat subuh sering memberatkan seseorang untuk bangun dari tidur nyenyaknya dan kemudian melaksanakan sholat subuh. Oleh sebab itu Allah telah menyerukan kepada umat muslim dalam panggilan adzan jika “sholat itu lebih baik daripada tidur”.

Untuk mengerjakan sholat subuh tersebut ada aturannya tersendiri. Hal itu dikarenakan shalat subuh tidak boleh dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Terlebih jika menjalaninya dengan berjamaah, maka akan menambah pahala yang berlipat dari shalat sendiri. (baca juga: keutamaan sholat berjamaah dan hukumnya)

Yang harus diingat ketika melakukan sholat subuh diawali dengan kemunculan cahaya putih yang muncul dari ufuk timur kemudian berakhir ketika matahari sudah terbit. Ketika matahari telah terbit maka waktu sholat subuh telah berakhir. Sehingga melaksanakan sholat subuh ketika matahari sudah terbit diterima atau tidaknya hanya Allah yang tahu.

Pengertian Tentang Sholat Subuh

Sholat subuh merupakan sholat dua rakaat yang dilaksanakan saat cahaya putih muncul di ufuk timur sampai matahari belum terbit di sebelah ufuk barat.Jumlah rakaat sholat subuh adalah 2 rakaat yang akan diakhiri dengan satu salam. Namun para rakaat kedua sholat subuh umat muslim diwajibkan untuk membaca doa qunut. Doa qunut itu dibaca ketika masuk ke gerakan I’tidal.

Berikut ini adalah bacaan doa qunut yang harus dilafadzkan ketika I’tidal :

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ

وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ

وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ

وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ

وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ

فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ

وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ

وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ

تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ

وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bunyi dari bacaan doa qunut tersebut adalah :

Allah hummah dinii fiiman hadait. Wa’aa finii fiiman ‘aafait. Watawallanii fiiman tawal-laiit. Wabaariklii fiimaa a’thait. Waqinii syarramaa qadhait. Fainnaka taqdhii walaa yuqdha ‘alaik. Wainnahu laayadzilu man walait. Walaa ya’izzu man ‘aadait. Tabaa rakta rabbanaa wata’aalait. Falakalhamdu ‘alaa maaqadhait. Astaghfiruka wa’atuubu ilaik. Wasallallahu ‘ala Sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi. Wa’alaa aalihi washahbihi wasallam.

Artinya:

“Ya Allah tunjukkanlah kepadaku sebagaimana mereka telah Engkau beri petunjuk. Dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan periharalah diriku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau pelihara. Dan berilah keberkatan untukku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan. Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang kena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau Tuhan Kami dan Maha Tinggi Engkau. Engkau Maha segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Ku memohon ampun kepada Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. Dan semoga Allah mencurahkan segala rahmat dan sejahtera terhadap junjungan Nabi Muhammad, keluarga dan juga sahabatnya.”

Hadist Tentang Sholat Subuh

Ada beberapa hadist yang diriwayatkan oleh sahabat Rasulullah tentang sholat subuh. Berikut ini adalah beberapa hadist yang membahas tentang sholat subuh :

1. HR. Al Mundziri

Bunyi dari hadist tersebut adalah “Hai Fatimah bangunlah dan sasikanlah rizki Rabbmu, karena Allah akan membagi-bagikan rizki kepada hambanya di antara sholat subuh sampai dengan terbitnya matahari.”

2. HR. Ibnu Majah

Bunyi dari hadist tersebut adalah berikut ini, “Barangsiapa melakukan sholat subuh secara berjamah, maka ia berada di dalam tanggungan Allah.”

3. HR. Ibnu Qayyim

Hadist itu mengatakan jika tidur di waktu subuh bisa menghalangi datangya rejeki dari Allah SWT, karena waktu subuh merupakan waktu yang tepat untuk pembagian rezeki. Tidurnya seseorang bisa terhalanginya rezeki itu sampai kepadanya, kecuali jika keadaan tidurnya itu dalam keadaan darurat.

4. HR. Abdullah bin Abbas RA

Pernah Abdullah bin Abbas RA mendapati anaknya sedang tidur di waktu subuh. Dia pun langsung menghardik, “Bangun kau! Apakah kau tidur di saat Allah sedang membagikan rezeki?!”.

5. HR. Al Bukhari

Al Bukhari pernah meriwayatkan dari Abu hurairah, Rasulullah SAW pernah bersabda seperti ini, “Malaikat malam hari dan malaikat siang hari akan bertemu pada saat subuh,”. Kemudian berkatalah Abu Hurairah, “Jika kalian mau baca. Bacalah, sesungguhnya shalat subuh akan disaksikan oleh para malaikat.”

6. HR. An Nasai- Ahmad dan Imam Malik

Sahabat ini meriwaytkan jika Rasulullah SAW pernah menegur Ihjan bin Abu Mihjan yang ikut datang ke masjid namun dia tidak bisa ikut dalam sholat subuh berjamaah. Mihjan ternyata melakukan shalat di rumah, dia pergi ke masjid hanya untuk mendengarkan tausyiah Nabi SAW. Nabi SAW berkilah seperti ini “Hai Mihjan, walaupun kamu sudah shalat di rumah sebaiknya kamu kembali shalat dengan orang banyak.”

7. HR. Askari

Hadist ini meriwayatkan Rasulullah SAW pernah bersabda “Sesungguhnya Allah jika menurunkan bala dari langit kepada penduduk bumi, maka Allah akan menghindarkannya dari para pemakmur masjid.”

Contoh hadist ini adalah tsunami yang ada di Malang pada waktu puluhan tahun silam.  Jamaah yang sedang sholat subuh di masjid itu terhindar. Padahal jika kita logika, bumi yang saat itu sedang tersapu dengan tsunami telah lenyap.

8. HR. Abu Daud

Rasulullah pernah bersabda “Siapa saja yang tetap duduk di dalam masjid setelah melaksanakan sholat subuh dua rakaat sampai tiba waktunya shalat duha dan ia tidak mengucapkan kata-kata kecuali kata yang baik maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun dosanya tersebut lebih banyak dari buih yang ada di atas lautan.”

9. HR. Muslim – Abu Daud

Bunyi hadist ini adalah “Sekali-kali tidak akan masuk neraka orang yang mengerjakan shalat sebelum matahri terbit di ufuk timur atau sebelum matahari tenggelam di sebelah barat.”

10. HR. Imam Malik

Bunyi dari hadist ini adalah Rasulullah pernah bersabda “batas antara kita dengan orang-orang yang munafik adalah yang menghadiri shalat isya dan subuh. Hal itu dikarenakan orang munafik tidak akan sanggup untuk menghadiri kedua shalat tersebut.”

Tata Cara Sholat Subuh

Sholat subuh sama dengan tata cara sholat fardhu lainnya. Namun  yang berbeda adalah sholat subuh ini saat I’tidal membaca doa qunut sedangkan sholat yang lainnya tidak menggunakan doa qunut. Berikut ini adalah tata cara sholat subuh yang harus diketahui :

  1. Niat

Syarat syahnya sholat yang pertama adalah niat. Setiap amalan yang ada di dalam islam pasti ada niatnya masing-masing. Hal itu dikarenakan saat mengucapkan niat, Allah akan mengetahui ketulusan dan keikhlasan hamba NYA dalam melakukan amalan tersebut.
Selain itu niat yang diucapkan bisa membuat Allah tahu amalan apa yang akan kita lakukan. Ada dua macam niat ketika akan melakukan shalat subuh. Yaitu niat shalat subuh yang dilakukan sendiri, niat menjadi makmum dan niat shalat subuh menjadi imam saat sholat berjamaah.

Berikut ini adalah bacaan niat sholat subuh yang harus dketahui :

Munfarid atau sendiri

Niat sholat subuh yang harus dibaca adalah berikut ini :

اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً للهِ تَعَالَى

Bunyi bacaan niat di atas adalah “ushollii fardhosh shubhi rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an  lillaahi ta’aala.” Artinya: “aku niat sholat fardhu subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala.”

Niat sholat subuh menjadi makmum atau berjamaah

 

Untuk sholat subuh berjamaah, kita harus mengucapkan niat seperti berikut ini:

اُصَلّى فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Bunyi bacaan niat tersebut adalah “ushollii fardhosh shubhi rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an ma’muuman lillaahi ta’aala.” Artinya: “Aku niat sholat fardhu subuh dua rakaat menghadap kiblat menjadi makmum karena Allah ta’ala.”

Menjadi imam sholat subuh

Untuk menjadi imam shalat subuh, bacaan niat yang dibaca adalah mengganti kata ma’muuman menjadi kata imaaman.

Sehingga bunyi niatnya adalh “ushalli fardhash-shubhi rak’ataini mustaqbilal-qiblati adaa’an imaaman lillaahi ta’aalaa.” Yang artinya: “saya niat sholat subuh dua rakaat menghadap kiblat menjadi imam karena Allah ta’ala.”

  1. Takbiratul Ikhram

Setelah membaca bacaan niat untuk shalat subuh. Tata cara yang kedua adalah melakukan takbiratul ikhram. Takbiratul ikhram bisa dilakukan dengan cara seperti berikut ini :

  • Mengangkat kedua tangan. Posisi kedua telapak tangan ada di samping telinga.
  • Saat tangan berada di samping telinga, diharuskan mengucapkan takbir atau “Allahu akbar”
  • Setelah takbiratul ikhram selesai, posisi tangan sedekap berada di atas pusar. Posisi tangan kanan berada di atas tangan kiri.
  • Jari-jari di sebelah tangan kanan merenggang dan menggenggam pergelangan tangan yang sebelah kiri.
  1. Membaca Doa Iftitah

Doa iftitah merupakan doa yang diucapkan sebelum membaca surat al-fatihah pada saat rakaat pertama saja. Sehingga doa ifittah ini pada saat rakaat kedua tidak akan dibaca. Doa iftitah terbagi menjadi dua macam yaitu bacaan doa iftitah berdasarkan muhammadiah atau doa iftitah berdasarkan NU.

  1. Membaca Surat Al-Fatihah

Jangan meremehkan surat al-fatihah dalam shalat. Hal itu dikarenakan surat al-fatihah dalam sholat merupakan syarat syahnya sholat sehingga jika surat al-fatihah tidak dibaca maka sholat tersebut tidak bisa diterima shalatnya. Bacaan surat al-fatihah adalah sebagai berikut ini :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

الرَّ حْمَنِ الرَّحِيمِ

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Bunyi dari surat al-fatihah di atas adalah sebagai berikut ini :

  • Ayat Pertama ; berbunyi “bismillaahirrahmaanirrahiim”. Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
  • Ayat Kedua ; berbunyi “alhamdulillaahirabbil’aalamiin”. Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
  • Ayat Ketiga ; berbunyi “arrahmaanirrahiim”. Artinya: “yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”
  • Ayat Keempat ; berbunyi “maalikiyawmiddiin”. Artinya: “yang menguasai di hari pembalasan.”
  • Ayat Kelima ; berbunyi “iyyaakana’ buduwa-iyyaakanasta’iin”. Artinya: “hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.”
  • Ayat Keenam ; berbunyi “ihdinaashshiraathalmustaqiim”. Artinya: “tunjukilah kami jalan yang lurus.”
  • Ayat Ketujuh ; berbunyi “shiraathalladziina an’amta ‘alayhim ghayril maghdhuubi ‘alayhim walaadhdhaalliin”. Artinya: “yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.”
  1. Membaca Surat Pendek

Setelah membaca al-fatihah,langkah selanjutnya adalah membaca surat pendek. Surat pendek yang dibaca sebaiknya surat al-falaq yang artinya adalah subuh dan pada rakaat kedua membaca surat al-ikhlas.

  1. Ruku’

Ruku’ adalah gerakan sholat dimana badan membungkuk, punggung lurus, kedua tangan  memegangi kedua buah lutut, punggung dan bagian kepala rata, kemudian membaca doa ruku.

  1. I’tidal

Setelah bangun dari ruku’ umat muslim akan melakukan gerakan sholat bermana I’tidal. Gerakan I’tidal adalah posisi bangun dari ruku kemudian berdiri tegak, posisi kedua tangan sejajar dengan posisi kedua telinga. Setelah itu membaca doa I’tidal.

  1. Membaca Doa Qunut

Setelah selesai melakukan I’tidal pada rakaat yang kedua, umat muslim yang mengerjakan shalat subuh dianjurkan untuk membaca doa qunut. Doa qunut merupakan bacaan yang disunnahkan sehingga jika dilakukan umat muslim yang membacanya akan mendapatkan pahala. Doa qunut dibaca ketika posisi orang yang sedang melakukan shalat masih berdiri dalam gerakan I’tidal.

  1. Sujud

Sujud adalah gerakan shalat yang mengangkat kedua tangan kemudian dia melakukan sujud. Sujud ini dahi harus berada di bumi yang dimaksud bumi di sini adalah lantai, sajadah di tempat sholat dan sebagainya. Setelah posisi dahi di bumi kemudian membaca doa sujud.

  1. Duduk Di Antara Dua Sujud

Gerakan ini diberi nama duduk di antara dua sujud sebab gerakan sholat itu ada di antara dua sujud yang dilakukan oleh umat muslimyang sedang sholat. Posisi duduk di antara dua sujud yang benar adalah dengan menindih kaki kiri dan menegakkan kaki terutama jempol kaki pada bagian kaki kanan. Gerakan shalat yang tepat juga bisa menyempurnakan amalan shalat orang yang melakukannya.

  1. Sujud

Setelah melakukan duduk di antara dua sujud, akan dilakukan sujud kembali dengan membaca doa sujud.

  1. Tasyahud

Pada rakaat kedua, setelah sujud umat muslim yang sedang shalat akan melakukan duduk tasyahud akhir. Tatacara duduk tasyahud akhir yang benar adalah sebagai berikut ini :

  • Duduk pada bagian pangkal paha yang sebelah kiri, posisi kaki kiri keluar dari bagian bawahnya. Posisi kaki kanan dalam posisi tegak.
  • Tangan kanan di letakkan di atas paha sebelah kanan, posisi jari-jari tangan tersebut dalam posisi menggenggam namun jari telunjuk dalam keadaan menjuntai.
  • Jari telunjuk akan ditegakkan ketika membaca doa tasyahud berbunyi illalaah. Kebanyakan orang akan menegakkan jari telunjuknya ketika bacan sholawat dimulai atau ketika doa tasyahud berbunyi laa ilaaha. Jari telunjuk yang benar ditegakkan saat doa tasyahud berbunyi illallah.
  • Posisi tangan kiri diletakkan pada bagian paha kiri dengan posisi jari-jari tangan yang mengembang.
  1. Salam

Tata cara sholat yang terakhir adalah mengucapkan salam. Jari telunjuk diturunkan / tidak dalam posisi tegak ketika ucapan salam dibaca. Kepala akan menengok ke kanan sambil mengucapkan salam, kemudian kepala menengok ke kiri sambil mengucapkan salam. Setelah salam selesai diucapkan akan dilanjutkan dengan bacaan dzikir setelah sholat.

Manfaat Dan Fungsi Sholat Subuh

Sholat subuh memiliki banyak manfaat dan fungsi. Sayangnya banyak umat muslim yang melalaikan manfaat tersebut sehingga sering meninggalkan shalat subuh atau menjalankan shalat subuh di saat yang tidak tepat misalnya saja saat matahari sudah muncul di ufuk timur.

Tidak hanya itu saja, banyak orang yang memilih untuk shalat subuh di rumah dibandingkan dengan sholat subuh berjamaah di masjid. Padahal keutamaan sholat subuh dan sholat isya adalah dilakukan di masjid. Berikut ini adalah manfaat dan fungsi sholat subuh yang harus kita ketahui :

  1. Pembeda Antara Yang Mukmin Dan Yang Munafik

Ada hadist HR. Imam Malik yang mengatakan sabda dari Rasullullah berikut ini “batas antara kita dengan orang-orang yang munafik adalah yang menghadiri shalat isya dan subuh.” Hal itu dikarenakan orang munafik tidak akan sanggup untuk menghadiri kedua shalat tersebut.

Oleh sebab itu sholat subuh sangat pnting dalam penegakan agama. Ibnu Umar RA juga mengatakan seperti ini “Ketika kami tidak melihat seseorang ketika melakukan shalat subuh atau isya secara berjamaah, kami langsung berprasangka buruk kepadanya.”

  1. Untuk Kelapangkan Rezeki

Fungsi dan manfaat sholat subuh adalah sebagai pelapang rezeki. Hal tersebut diperkuat dengan nasehat orangtua yang melarang anaknya untuk bangun terlalu siang, kata orang tua jaMan dahulu jika bangun terlalu siang nanti rezeki dipatok ayam.

Memang nasehat tersebut adalah benar dan dibernakan oleh islam. Hal itu dikarenakan Allah akan membagikan rezeki bagi umat NYA antara shalat subuh sampai dengan terbitnya matahari di sebelah ufuk timur.

  1. Mendapatkan Perlindungan, Penjagaan Dan Pemeliharaan

Umat msulim yang sedang melaksanakan shalat subuh akan berada di dalam perlindungan, penjagaan dan juga pemeliharan oleh Allah SWT. Hal itu berdasarkan Hadist Riswayat Muslim seperti berikut ini:

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat subuh dia telah ada dalam jaminan Allah. Maka janganlah sampai Allah kembali menarik jaminan NYA dari tubuh kalian dengan sebab apa pun. Sebab siapapun yang Allah cabut jaminan NYA darinya dengan sebab apa pun, pasti akan tercabut juga. Setlah itu Allah akan menelungkupkan mukanya ke dalam neraka Jahanam.”

  1. Pahala Yang Besar

Pahala menjalankan shalat fardhu itu sangat besar dan adzab orang yang meninggalkan shalat fardhu sangat pedih. Pahala bagi orang yang melaksanakan shalat subuh tertama yang berjamaah akan setara dengan shalat malam semalam suntuk.

Sesuai dengan HR.Muslim seperti berikut ini:

“Barangsiapa yang melakukan shalat isya secara berjamaah maka dia seperti melakukan shalat malam separuh malam. Dan barangsiapa yang melakukan shalat subuh secara berjmaah maka dia akan menadapatkan pahala setara dengan shalat malam semalam penuh atau semalam suntuk.”

  1. Terjauhkan Dari Api Neraka

Orang yang rajin melakukan shalat subuh berjamaah di masjid akan dihindarkan dari siksaan api neraka. Seperti sabda Rasulullah dalam hadistnya seperti berikut ini:

 “Tidak akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat subuh sebelum matahari terbit dan sebelum matahari tenggelam.” ( HR. Muslim )

  1. Subuh Adalah Kunci Kemenangan

Orang yang rajin melaksanakan shalat subuh secara berjamaah bisa mendapatkan kunci kemenangan. Seperti sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari seperti ini:

 “Bahwa Rasulullah apabila hendak menyerbu suatu kaum, beliau akan menundanya sampai tiba waktunya subuh.”

  1. Standar Nilai Sebuah Umat

Sholat subuh juga dijadikan sebagai standar nilai bagi sebuah umat yang ada di bumi ini. Umat yang lalai untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah merupakan umat yang tidak berhak untuk memiliki kejayaan namun berhak untuk digantikan dengan umat yang lain. Umat yang menjaga shalat subuhnya secara berjamaah merupakan umat yang berhak untuk berdiri kokoh dan tegak di atas muka bumi ini.

Jika umat islam tidak menjaga shalat subuhnya, umat islam akan kehilangan kewibawaan, kehilangan kemuliaan, kehilangan kehormatan dan juga kejayaan.

Penyebab Susah Bangun Untuk Melakukan Shalat Subuh

Bagi orang muslim yang susah untuk melaksanakan shalat subuh ada baiknya mengetahui apa yang menjadi penyebab susah untuk bangun shalat subuh. Berikut ini ada beberapa penyebab yang menjadi penyebab untuk sulit bangun ketika shalat subuh tiba:

  1. Makanan Haram

Penyebab yang pertama adalah karena memakan makanan yang haram.Hal tersebut disabdakan oleh Rasulullah seperti ini:

“Ibadah yang dilakukan dengan memakan makanan yang haram sama saja dengan mendirikan bangunan yang ada di atas pasir.”

Ibadah yang dilakukan pun akan terasa berat jika terlalu banyak makanan haram di dalam tubuhnya.

  1. Tidak Melakukan Shalat Malam

Penyebab yang kedua susah untuk bangun sholat subuh adalah dia tidak melakukan shalat malam. Hal itu dikatenakan shalat tahajud bisa menjadikan umat muslim memastikan shalat subuh bisa ada di tangan. Hal tersebut biasanya karena setan akan membisikkan di telinga manusia seperti ini: malam masih panjang, tidurlah” ketika umat muslim akan bangun untuk sholat subuh, sesuai dengan HR. Bukhari nomor 1142 dan HR. Muslim Nomor 776 yang berbunyi:

““setan akan membuat tiga ikatan di bagian tengkuk (leher bagian belakang) pada tubuh salah seorang dari kalian ketika tidur. Di setiap ikatannya setan akan mengatakan, “malam masih panjang, tidurlah!”.

Jika dia bangun lalu berdzikir pada Allah, lepaslah satu ikatan. Kemudian jika dia berwudhu, lepas lagi satu ikatan. Kemudian jika dia mengerjakan sholat, lepaslah ikatan terakhir. Di pagi hari dia akan bersemangat dan bergembira. Jika tidak melakukan seperti ini, dia tidak ceria dan menjadi malas.”

  1. Bergadang

Penyebab yang ketiga adalah karena suka bergadang.  Bergadang bisa membuat tubuh seseorang mengantuk ketika pagi hari. Bergadang merupakan hal yang dibenci oleh Rasulullah seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari seperti ini “Rasulullah SAW membenci tidur sebelum shalat isya dan ngobrol-ngobrol setelah sholat isya.”

  1. Kebiasaan

Kebiasaan akan sulit untuk diubah dan menyebabkan orang akan sering tidur di pagi hari karena memang kebiasaannya seperti itu. Kebiasaan tersebut adalah sehabis shalat subuh dia kemudian menghampiri kasurnya, menarik seimutnya kembali dan mengambil bantalnya. Dia tidur pulas hingga matahari mulai meninggi setelah itu dia akan melakukan aktivitasnya setiap hari yaitu kerja ataupun kuliah.

Kebiasaan orang seperti ini akan menghilangkan keberkahan yang seharusnya ada di dalam dirinya. Untuk mengatasi kebiasaan tersebut adalah dengan menghilangkan kebiasaan tersebut disertai dengan permintaan tolong kepada Allah SWT. Sesuai dengan firma Allah dalam QS. Al-Ankabut ayat 69 yang artinya:

“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di dalam jalan Kami, maka sungguh akan Kami tunjukkan mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama dengan orang-orang yang berbuat baik.”

Artikel Terkait

Recent Posts

Perbedaan Kafir Harbi dan Dzimmi

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ قُلْ  لِّلَّذِيْنَ  كَفَرُوْا  سَتُغْلَبُوْنَ  وَتُحْشَرُوْنَ  اِلٰى  جَهَنَّمَ   ۗ وَبِئْسَ  الْمِهَا دُ “Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, Kamu…

1 month ago

4 Contoh Syariat Islam yang di Terapkan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Syariat Islam adalah hukum yang terdapat dalam ajaran islam untuk mengatur kehidupan manusia. Hal ini…

1 month ago

Tata Cara Aqiqah Anak Laki-Laki : Hukum, dan Dalilnya

Agama Islam memuliakan umatnya, termasuk anak-anak. Dalam aturan agama islam terdapat beberapa arahan yang membahas…

1 month ago

4 Sumber Hukum Islam Yang Disepakati

Berbicara mengenai hukum islam, maka kita dapat berbicara mengenai sumber hukum islam yang disepakati. Tujuannya…

1 month ago

Hukum Aqiqah Sudah Dewasa dan Dalilnya

Aqiqah dalam islam merupakan prosesi yang masuk kedalam sunah muakkad atau sunnah yang wajib untuk…

2 months ago

4 Sumber Hukum yang Tidak Disepakati

Dalam agama islam, hukum merupakan aturan baku yang mengatur dan memandu umat muslim dalam beribadah.…

2 months ago