Tak terasa bulan Ramadhan telah berjalan hampir setengah bulan. Dua minggu lagi, Hari Raya Idul Fitri pun tiba.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya kita dapat melakukan shalat Idul Fitri secara berjamaah di masjid atau di lapangan, di tengah pandemi seperti sekarang shalat Idul Fitri dilakukan di rumah.
Hukum shalat Idul Fitri umumnya adalah sunnat muakkad bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir. Shalat Idul Fitri boleh dikerjakan secara berjamaah maupun sendirian di rumah.
Dengan demikian, hukum melaksanakan shalat Idul Fitri sendirian atau hukum shalat Idul Fitri tidak berjamaah di rumah adalah sunnah.
Tata cara shalat Idul Fitri di rumah adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Pada pagi hari tanggal 1 Syawal, setelah menunaikan shalat subuh dan sesudah mandi sunnat Hari Raya, duduk di ruangan yang telah disiapkan sambil mengulang bacaan takbir sampai shalat ‘Id dimulai.
2. Niat
Berdiri tegak menghadap kiblat sambil membaca niat shalat ‘Id sebagai berikut.
Ushalli sunnatan li’iidil fithri rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillahi ta’aala’,
Artinya, “Aku niat shalat ‘Idul Fitri dua raka’at menghadap kiblat (ma’mum/imam) karena Allah Ta’ala”.
3. Membaca Doa Iftitah
Pada raka’at pertama, sesudah membaca niat kemudian mengangkat kedua belah tangan sambil membaca takbiratul ihram. Setelah itu kedua tangan disedekapkan pada dada kemudian membaca do’a iftitah.
4. Takbir 7 kali
Selanjutnya takbir 7 kali dan setiap habis takbir disunnatkan membaca tasbih sebagai berikut.
Subhanallahi walhamdulillahi wa laa illaaha illallahu wa allahu akbar.
Artinya, “Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah, dan Allah Maha Besar.”
5. Membaca Surat Al Fatihah dan surat lainnya
Membaca Surat Al Fatihah dan disambung dengan membaca surat yang disukai, dan lebih utama membaca Qaf atau surat Al A’la.
6. Ruku’
Selesai membaca surat, lalu mengangkat kedua belah tangan setinggi telinga seraya membaca “Allahu Akbar”, terus badan membungkuk dengan kedua tangan memegang lutut dan ditekankan antara punggung dan kepala supaya rata.
Kemudian membaca tasbih berikut sebanyak 3 kali.
“Subhaana rabbiyal’adzhiimi wabihamdihi”.
Artinya, “Mahasuci Tuhan Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya”.
7. I’tidal
Setelah ruku’ terus bangkit tegak dengan mengangkat kedua belah tangan setentang telinga seraya membaca :
“Sami’allaahu liman hamidah.”
Artinya, “Allah mendengar orang yang memuji-Nya.”
Kemudian dilanjutkan dengan membaca:
“Rabbanaa lakal hamdu mil-ussamaawaati wa mil-ul ardli wamil-u maa syi’ta min syai’in ba’du.”
Artinya, “Ya Allah Tuhan kami, bagimu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu.”
8. Sujud
Setelah I’tidal terus sujud (tersungkur ke bumi) dengan meletakkan dahi ke bumi, dan ketika turun seraya membaca “Allahu Akbar” dan setelah sujud membaca tasbih berikut sebanyak 3 kali.
“Subhaana rabbiyal a’laa wabihamdihi.”
Artinya, “Maha Suci Tuhan serta memujilah aku kepada-Nya.”
9. Duduk antara dua sujud
Setelah sujud kemudian duduk serta membaca “Allahu Akbar” dan setelah duduk membaca :
“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fuannii.”
Artinya, “Ya Allah, amunilah dosaku, belas kasihanilah aku, dan cukupkanlah segala kekuangan dan angkatlah derajat kami dan berilah rizqi kepadaku, dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku, dan berilah ampunan kepadaku.”
10. Sujud kedua
Setelah itu, sujud kedua dikerjakan seperti pada waktu sujud yang pertama, baik caranya maupun bacaannya.
11. Takbir 5 kali
Berdiri tegak untuk raka’at kedua sambil membaca takbir 5 kali dan setiap takbir disunnatkan membaca tasbih seperti tersebut di atas.
12. Membaca Surat Al Fatihah dan surat lainnya
Membaca surat Al-Fatihah diteruskan dengan membaca surat yang kita kehendaki, tetapi lebih utama membaca surat Al-Ghasyiah.
Selesai membaca surat, lalu ruku’, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan sujud seperti pada raka’at pertama, baik caranya maupun bacaannya.
14. Tasyahud/tahiyat awal dan akhir
Kemudian duduk untuk membaca tasyahud/tahiyat awal dan akhir dengan duduk kaki kanan tegak dan telapak kaki kiri diduduki.
“Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahish shaalihiin. Asy-hadu al laa ilaaha illallaah, wa-asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa shallaita ‘alaa sayyidinaa Ibraahima wa ‘alaa aali sayyidinaa Ibraahim wabaarik ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa-‘alaa aali sayyidinaa Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa ‘aali sayyidinaa Ibraahim fil ‘aala miina innaka hamiidum majiid”.
Artinya, “Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah. Salam, rahmat, dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad aalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad. Ya Allah! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Di seluruh alam semesta, Engkaulah yang terpuji dan Maha Mulia.”
15. Salam
Selesai tahiyat akhir, kemudian salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri sambil membaca salam sebagai berikut.
“Assalamu ‘alaikum warahmatullahi.”
Artinya, “Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian.”
Untuk shalat Idul Fitri yang dilakukan secara berjamaah di rumah, suara dikeraskan seperti ketika melaksanakan shalat wajib atau shalat fardhu berjamaah dengan khutbah.
Adapun untuk shalat Idul Fitri yang dilakukan secara munfarid atau sendirian di rumah, tidak perlu mengeraskan suara dan tidak perlu ada khutbah sebagaimana biasanya.